Membiasakan Anak Berjilbab Sejak Kecil
Begitu
masuk masa baligh, pada anak perempuan berlangsung lebih awal yakni
9-12 tahun, seorang anak mulai dibebani dengan hukum syara’ (mukallaf).
Amal dan dosa mereka dihisab. Agar saat baligh mereka telah siap
menjalankan hukum syara’, mereka perlu dilatih dan dibiasakan
menjalankannya sedari kecil. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika seorang anak telah mampu membedakan tangan kanan dan kirinya maka perintahkanlah ia untuk melakukan shalat.” (HR Thabrani).
Begitu juga beliau SAW bersabda: “Perintahkan anakmu shalat usia 7 tahun, dan bila telah berusia 10 tahun pukullah bila ia mengabaikannya .” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Daruquthni)
Dari apa yang diperintahkan Rasulullah SAW dan apa yang dilakukan
para shahabat, maka pembiasaan bagi anak dalam menjalankan hukum syara’
adalah hal yang harus kita lakukan. Tanpa adanya pembiasaan di awal,
dikhawatirkan anak akan merasa berat menjalankan hukum syara’ saat usia
mereka masuk baligh. Sementara mereka telah dikenai dosa ketika
meninggalkan kewajiban-kewajiban syara’.
Pembiasaan
Wajibnya mengenakan jilbab dan kerudung adalah kewajiban yang sama
dengan wajibnya shalat atau puasa. Dengan demikian, melatih anak
perempuan mengenakan jilbab dan kerudung juga sama wajibnya dengan
melatih anak untuk shalat atau berpuasa. Pembiasaan semenjak dini akan
menjadikan anak merasa lebih nyaman dan tidak canggung lagi saat
mengenakan jilbab dan kerudung telah menjadi wajib baginya.
Upaya pembiasaan mengenakan jilbab dan kerudung bagi anak-anak dapat
dilakukan secara bertahap. Pertama, tentu perlu adanya teladan dari
orang tuanya. Anak-anak akan merasa gembira meniru apa yang dilakukan
oleh orang tuanya, terutama anak perempuan meniru ibunya. Untuk
kenyamanan anak perlu kita pertimbangkan bahan jilbab dan kerudung yang
akan dikenakan, misalnya bahan kaos yang dingin dan menyerap keringat.
Setiap kali membawa anak keluar rumah, orang tua dapat mengajak anak
mengenakan kerudungnya. Bila anak tidak mau orang tua tidak perlu
memaksa. Begitu pula bila di tengah perjalanan anak kegerahan atau
tidak nyaman, dapat kita lepaskan dulu kerudungnya. Inti dari latihan
ini adalah membuat anak merasa nyaman, bukan membuatnya merasa bahwa
jilbab dan kerudung menyusahkannya.
Pemaksaan orang tua dapat berakibat anak malahan menjadi tidak nyaman
dengan jilbab dan kerudungnya sehingga ia cenderung untuk
meninggalkannya bila di luar pengawasan orang tua. Bila anak sudah
menjelang baligh, kita perlu menyampaikan kepada mereka dalil-dalil
wajibnya jilbab dan kerudung sehingga mereka kuat berpegang pada hukum.
Bukan melakukan sesuatu yang sifatnya dogma semata. Upaya ini
senantiasa kita iringi dengan penanaman akidah yang kokoh pada anak,
sehingga yang muncul adalah kesadaran dan bukan keterpaksaan.
Kesulitan yang kita alami dalam proses pembiasaan anak mengenakan
jilbab, insya Allah kelak akan berbuah manis di hadapan Rabb kita.
Mengajarkan anak mengenakan jilbab, akan menjadi ilmu bermanfaat.
Selama anak kita berjilbab, pahalanya akan terus mengalir, sekalipun
kita sudah berselimut tanah di dalam kubur. Insya Allah.
(mediaumat.com, 27/2)
Posting Komentar untuk "Membiasakan Anak Berjilbab Sejak Kecil"