Awas!! Ada Kristenisasi Berkedok Toleransi Agama di UIN Jakarta

Ada #Kristenisasi Berkedok Toleransi #Agama di UIN #Jakarta

Ada Kristenisasi Berkedok Toleransi Agama di UIN JakartaDari hari senin tanggal 25 November 2013 di Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah diadakan pameran antar agama yang ada di Indonesia. Di pameran tersebut beberapa agama membuka stand dan memaparkan mengenai agama - agamanya. Hal ini cukup aneh dikarenakan fakultas Ushuludin yang seharusnya sebagai fakultas penjaga pondasi agama Islam dan mengemban dakwah Islam malah mengundang agama - agama lain untuk 'mendakwahkan' agama lain di kampus UIN ini. 

Ada beberapa hal ganjil dan cukup menggugah hati kami ketika melihat sebagian kawan - kawan mahasiswa "polos" yang dipengaruhi oleh penjaga stand kristen dengan cara menyama - nyamakan antara konsep akidah #Islam dan konsep akidah kristiani. 

Sebagai contoh, di stand agama Kristen, salah satu penjaga stand yang tidak lain adalah seorang pendeta mengklaim dan menjelaskan bahwasanya ada kalimat La Ilaha Illallah dalam al kitab (Bible) ketika menjawab pertanyaan dari beberapa mahasiswa mengenai kenapa nama tuhan umat kristen memiliki nama-nama yang berlainan disetiap wilayah, di Indonesia dan Arab dikatakan "Allah" sedangkan di barat dan eropa disebut dengan nama "Lord" dan "God". Lantas, pendeta itupun menjawab bahwa pada dasarnya nama - nama tersebut sama, bahkan menjelaskan bahwa ada kalimat La Ilaha Illallah di dalam al kitab dan menganggap bahwa konsep ketuhanan Islam dan kristen sama. Namun, ketika kami tanyakan di mana letak ayat di al kitab (bible) yang menjelaskan kalimat La Ilaha Illallah, ia tidak bisa menjawab.

Selain itu, kami tentu saja sebagai mahasiswa muslim bukanlah orang awam yang polos, dimana jika diperhatikan dengan seksama pameran ini bukan hanya sekedar terkait dengan toleransi beragama tapi memiliki muatan lain yakni kristenisasi, buktinya jawaban - jawaban mereka hanyaalah untuk menarik hati mahasiswa - mahasiswa UIN yang bertujuan agar mereka masuk ke dalam agama kristen dengan pernyataan-pernyataan yang mereka ungkapkan semisal, "bahwasanya penghapusan dosa akan dapat dilakukan bila tuhan yesus sebagai tuhan kita semua, yesus disalib untuk menebus dosa-dosa kita dll", serta beragam pandangan yang menyamakan akidah Islam dan Kristen.

Fakta lain yang dapat kita lihat adalah pemberian hadiah yang dilakukan oleh orang kristen kepada mahasiswa UIN berupa Injil dan buku-buku Kristen. yang kami temui dilokasi salah seorang mahasiswi yang diberi bingkisan setelah bertanya begitu antusias di stand agama kristen dan karena lihainya pendeta ini menjelaskan maka sempat terucap kalimat dari mulut mahasiswi muslim tersebut "ternyata Islam yang saya pahami selama ini salah yang benar itu adalah ini (baca: kristen).

Acara pameran beragam agama ini baru terlaksana pertama kali, dan tentu ketika kita membiarkan ini atau menganggap sepele urusan ini maka sebenarnya sama saja kita membiarkan UIN (Universitas Islam Negeri) berubah manjadi UKN (Universitas Kristen Negeri) dan ini nyata. ini bukanlah toleransi tapi pemurtadan.
Pameran antar Agama,Toleransi atau Penyesatan.?

Sudah bisa dipastikan ide pluralisme merupakan ide yang kemudian menjadi landasan bagi terselenggaranya acara pameran antar agama di UIN tersebut. untuk itu perlu kiranya kita mengkaji ulang apa sebenarnya esensi dari ide pluralisme, agar kemudian kita bisa memberi batas yang jelas antara toleransi dan pendangkalan akidah (penyesatan). pluralisme dalam studi sosio-politik termasuk jika dikaitkan dengan agama atau teologi memang beragam definisinya termasuk tafsirannya, sejatinya makna pluralisme adalah ko-eksistensi antar agama yang berbeda beda dalam satu komunitas dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing (Trend Pluralisme Agama, Dr. Anis Malik Thoha). namun secara kontekstual dalam wacana kekinian seiring masuknya peradaban sekuler ke tengah masyarakat hingga ke institusi-institusi pendidikan di dunia Islam termasuk di UIN, telah terjadi transformasi makna dari istilah pluralisme itu sendiri, dari sekedar ko-eksistensi menjadi sinkretisasi atau penyamaan esensi ketuhanan sekalipun agama atau ajarannya berbeda. maka wajarlah kemudian MUI pada tahun 2005 mengeluarkan fatwa haramnya ide sekularisme, liberalisme, termasuk pluralisme. betapa tidak, ide pluralisme sesat ini disebarkan dengan dalih toleransi beragama, seolah bahwa umat Islam saat ini polos dan bodoh. mereka mengatakan bahwa toleransi agama adalah untuk menyamakan persepsi antar agama. artinya disaat yang sama dengan adanya ide pluralisme ini mereka hendak menyatakan bahwa Islam dan kristen itu sama maka harus berdampingan, atau dengan kata lain Islam dan Kristen itu harus berdampingan karena memiliki kesamaan termasuk dalam aspek ketuhanan walaupun ajarannya berbeda. sungguh ini adalah lelucon yang tak lucu yang disebarkan untuk menyesatkan umat dari istilah toleransi beragama itu sendiri. 

Sesungguhnya Islam memiliki konsep toleransi beragama, tapi bukan pluralisme agama. Rasulullah SAW berabad abad yang lalu telah mencontohkan bagaimana seharusnya seorang muslim berhubungan baik dengan tetangganya sekalipun tetangganya itu kafir atau nonmuslim. cukuplah bagaimana seorang yahudi buta yang setiap harinya disuapi oleh Rasulullah SAW menjadi teladan yang menakjubkan terkait toleransi beragama, dimana pada saat Rasul SAW menyuapi yahudi buta tersebut sementara disaat yang sama si yahudi buta tersebut sedang mencaci Rasul SAW. bukankah ini adalah bukti bahwa Islam punya konsep terkait bagaimana seharusnya berhubungan baik dengan setiap orang termasuk dengan nonmuslim. 

Patut diketahui pula bahwa Islam memiliki konsep terkait ketegasan dalam menjaga akidah Islam itu sendiri. dalam banyak ayat Allah SWT menegaskan tentang kesalahan kesalahan orang-orang yang ingkar terhadap perkara keimanan kepada Allah SWT. juga terhadap orang-orang merugi ketika mereka mengambil jalan yang lain selain Islam. termasuk menjelaskan tentang kekufuran orang-orang yahudi dan nashrani yang telah banyak merubah isi kitab yang sebelumnya diturunkan oleh Allah SWT untuk mereka, untuk mentauhidkan Allah SWT. serta larangan untuk bersekutu dan mengambil mereka sebagai teman kepercayaan. 

Dari sinilah kemudian pluralisme pada akhirnya bukan lagi dimaknai sebagai toleransi beragama melainkan telah bergeser menjadi sinkretisme atau penyamaan agama (dalam hal ini menyamakan esensi/hakikat ketuhanan antar agama) artinya jelas bahwa pluralisme dengan spirit sekularisme-liberalisme hanya melahirkan penyesatan yang berkedok toleransi beragama. 

Dampak ide pluralisme sangat fatal bagi akidah ummat. bagaimana bisa konsep ketuhanan hindu disamakan dengan budha, bagaimana bisa konsep ketuhanan kristen disamakan dengan konsep tauhid Islam.?! tentu bagi orang yang masih sehat akalnya dan beriman pada agamanya masing-masing akan menolak lelucon bernama pluralisme agama ini.! apalagi seorang muslim yang dengan tegas menyatakan bahwa hanya agama Islam yang diridhoi dan diterima disisi Allah SWT, sementara yang lain adalah salah dan hanya akan mendapatkan kerugian dihari akhir.
Tolak Pluralisme, Lawan Kristenisasi.!

Pluralisme agama yang melandasi adanya gelaran pameran antar agama adalah ide sesat dan menyesatkan. sehingga gelaran pameran antar agama ini secara nyata bukanlah toleransi beragama melainkan acara sesat dan menyesatkan, ditambah lagi adanya fakta kristenisasi yang terjadi. menjadi suatu hal yang sangat memalukan tentunya jika institusi pendidikan semacam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi sentra perguruan tinggi Islam di Indonesia kemudian menjadi latah atau berpura-pura polos dan bodoh dengan dalih pluralisme yang sesat itu kemudian menjadi lahan bagi para misionaris untuk melakukan agenda kristenisasinya. 

Sebaliknya jika pun UIN ingin mengadakan agenda atas dasar studi perbandingan agama sah sah saja, namun tetap dengan landasan yang objektif berdasarkan sudut pandang Islam, bukan atas landasan pluralisme dan liberalisme yang jelas jelas bertentangan dengan Islam. bukankah menjadi aneh jika kemudian UIN menjadi sarana penyebaran ide sesat dan menyesatkan.? UIN menjadi sarana penyebaran ide kristenisasi.? maka dimana letak akidah Islamnya.? maka dimana letak pemikiran Islamnya.? bukankah seharusnya UIN menjadi pusat untuk menjaga akidah Islam, pusat penyebaran dakwah Islam.? koq malah jadi terbalik.? sungguh kebodohan seperti ini harus segera diakhiri dan tak boleh terulang kembali ditahun-tahun mendatang. jika tidak, maka UIN hanyalah tinggal nama atau bisa saja kedepan berubah nama menjadi UKN. 

GEMA Pembebasan Komisariat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Contact Person : Febri (085775787970)





kristenisasi


kristenisasi

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Kristenisasi di UIN Jakarta

Posting Komentar untuk "Awas!! Ada Kristenisasi Berkedok Toleransi Agama di UIN Jakarta"