Menyedihkan, Wajah Pendidikan Indonesia: Derita Munawaroh Dkk Tercebur Sungai Demi Ikuti Ujian Nasional


GARUT - Pemerataan pembangunan yang digembar-gemborkan pemerintah, kembali terbukti masih sekadar pepesan kosong.

Termuktahir, puluhan pelajar kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mannar di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cibalong, terpaksa melaksanakan Ujian Nasional (UN) 2014 dengan seragam basah, Senin (5/5/2014).

Pasalnya, mereka harus langsung terjun menyeberangi Sungai Cibaluk yang berarus deras, karena tidak terdapat jembatan menuju sekolahnya.

Sejak pukul 06.30, para pelajar berkumpul di Kampung Sakambangan di Desa Mekarwangi. Setelah seluruh peserta UN asal desa tersebut berkumpul, mereka berjalan kaki melewati pematang sawah dan tebing menuju tepi Sungai Cibaluk.

Setelah melepas sepatu dan mengangkat bawahan seragamnya, mereka pun melintasi sungai dengan perlahan.

Menyeberang secara bersama-sama ini dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka. Arus Sungai Cibaluk yang deras cukup membahayakan untuk diseberangi langsung.

Jika salah satu dari mereka terjatuh saat melintasi sungai, yang lainnya segera dapat membantu sehingga tidak hanyut terbawa arus.

Sungai yang tidak pernah surut dan rawan banjir bandang ini memiliki lebar sekitar 40 meter dengan kedalaman rata-rata lebih dari satu meter.

Para pelajar melintasi bagian sungai yang paling dangkal. Namun, beberapa di antaranya sering kehilangan keseimbangan karena dasar sungai tersebut merupakan bebatuan licin dan arus sungainya sangat deras, terlebih pada pagi dan sore hari.

Siswi Kelas IX MTs Al Mannar, Munawaroh (15), mengatakan permukaan sungai tersebut sering meninggi sampai setinggi perutnya.

Karenanya, dia tidak pernah mencapai sekolah dengan seragam kering. Karena kehilangan keseimbangan saat melintasi sungai, alat tulis dan sepatu yang dijinjingnya sering jatuh dan terbawa arus sungai.

"Aku sedih. Dari awal sekolah dasar sampai mau UN harus terus basah-basahan kalau ke sekolah. Kalau ujian sengaja datang lebih pagi biar seragam kering lebih cepat dan siapa tahu nanti bisa konsentrasi pas kerjakan soal UN," kata Munawaroh saat ditemui di sekolahnya, Senin (5/5).

Munawaroh mengatakan, para pelajar sering terpeleset bahkan sempat terbawa arus sungai. Terutama, murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Mannar yang juga bersekolah di seberang permukimannya, yakni di Kampung Al Mannar, Desa Sagara.

Hal serupa diungkapkan peserta UN lainnya, Wisnu (15). Dia khawatir tidak dapat pulang ke rumahnya saat ujian berakhir.

Jika permukaan sungai meningkat drastis, katanya, dia dan teman-temannya siap menginap di sekolah untuk selanjutnya mengikuti UN keesokan harinya.

"Saya khawatir kalau nanti siang tidak bisa pulang atau besoknya sungai jadi tidak bisa dilewati. Berkali-kali siswa di sini tidak sekolah atau tidak pulang sekolah karena sungainya banjir bandang," kata Wisnu.

Wisnu berharap pemerintah atau siapapun dapat membangun jembatan yang menghubungkan permukiman dengan sekolah tersebut. Dengan demikian, para pelajar dapat bersekolah dengan tenang tanpa khawatir.


Sumber:TRIBUNNEWS.COM
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Menyedihkan, Wajah Pendidikan Indonesia: Derita Munawaroh Dkk Tercebur Sungai Demi Ikuti Ujian Nasional"