Puasa Arafah dan Tentang Perbedaan Penentuan 'Idul Adha
Puasa Arafah dan Tentang Perbedaan Penentuan 'Idul Adha
Sumber artikel adalah situs resmi unstadz Felix Siauw : http://felixsiauw.com/home/tentang-perbedaan-penentuan-ied-adha-dan-puasa-arafah/
Pemerintah Arab Saudi sudah menetapkan,
bahwa hari ini Kamis 25 September 2014 sudah masuk tanggal 1 Dzulhijjah,
artinya 10 Dzulhijjah 1435 H bertepatan dengan Hari Sabtu, 04 Oktober
2014. Artinya Ied ‘Adha 1435 (10 Dzulhijjah) bertepatan Hari Sabtu 04
Oktober 2014 dan hari wuquf di ‘Arafah atau hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah)
bertepatan dengan hari Jum’at 03 Oktober 2014
Mengenai penetapan Ied ‘Adha ini berbeda
dengan Penentuan Awal Ramadhan yang memang penetapannya berbeda-beda
tergantung madzhab yang digunakan. Dalil Penentuan Awal Dzulhijjah ini
berbeda karena kewenangan menentukannya khusus diberikan pada penguasa
Makkah yang mengurusi Haji.
Nabi bersabda, ”Haji itu ‘Arafah” (HR Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
Dan ‘Arafah itu berlokasi di Makkah,
karenanya hari ‘Arafah adalah hari dimana kita melihat jamaah haji
berwuquf, maka di hari itulah disunnahkan berpuasa ‘Arafah. Karena wuquf
yang berhaji itu hanya di ‘Arafah, maka puasa ‘Arafah itu terkait
tempat dan waktu, yaitu saat wuquf, bukan selainnya.
Adapun sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah ini (25/09/14 – 04/10/14), maka beramal baik di dalamnya sangat disunnahkan
Nabi saw bersabda, ”Tidak ada hari
dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada
hari-hari ini (yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah). Mereka
bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?”. Beliau
menjawab “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar
(berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan
sesuatu apapun”. (HR Bukhari)
Tentang puasa ‘Arafah, banyak pula dalil yang menyatakan keutamannya, yaitu berpuasa saat jama’ah haji wuquf di padang ‘Arafah.
Saat Rasulullah ditanya tentang puasa
‘Arafah, beliau menjawab, ”ia menghapus dosa tahun lalu dan tahun yang
akan datang” (HR Muslim)
Doa-doa juga sangat maqbul di hari ‘Arafah.
Nabi bersabda, ”sebaik-baik doa adalah doa hari ‘Arafah..” (HR Tirmidzi)
‘Arafah juga hari dimana Allah memberikan ampunan yang meluas bagi hamba-hamba-Nya
Nabi saw menyampaikan, “tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari neraka melebihi hari ‘Arafah” (HR Muslim)
Bagaimana bila penetapan hari ‘Arafah
dan hari ‘Ied berbeda antara ketetapan pemeintah Indonesia dan
pemerintah Arab Saudi yang menyelenggarakan haji? Jawabannya sebagaimana
yang sudah saya sampaikan diatas, karena haji itu di ‘Arafah, maka
mestilah mengikuti ketetapan pemerintah Arab sebagai penyelenggara haji.
Mengapa?
1. Bila rakyat Indonesia semuanya mesti mengikuti ketetapan pemerintah Indonesia, lalu bagaimana dengan jama’ah haji Indonesia di Arab Saudi? apakah mereka wuquf dan ‘Ied mereka mengikuti keputusan pemerintah RI lau berbeda dengan jama’ah haji di Makkah? tentu tidak sah.
1. Bila rakyat Indonesia semuanya mesti mengikuti ketetapan pemerintah Indonesia, lalu bagaimana dengan jama’ah haji Indonesia di Arab Saudi? apakah mereka wuquf dan ‘Ied mereka mengikuti keputusan pemerintah RI lau berbeda dengan jama’ah haji di Makkah? tentu tidak sah.
2. Berpuasa pada dua hari raya (‘Ied Fitri dan ‘Ied Adha) adalah haram, maka saat jamaah haji sudah shalat ‘Ied (sudah 10 Dzulhijjah), sementara kita di Indonesia masih berpuasa ‘Arafah (masih 9 Dzulhijjah), bukankah ini aneh? Padahal secara zona waktu, kita lebih dulu 4 jam daripada Arab Saudi. Lagipula, namanya juga puasa ‘Arafah, artinya puasa saat jama’ah haji berwuquf di ‘Arafah, bila jama’ah haji sudah shalat ‘Ied, lantas puasa kita bukan lagi puasa ‘Arafah, namun puasa ‘Ied
Jadi, penetapan awal Dzulhijjah yang
mengikuti keputusan pemerintah Arab Saudi bukan perkara apapun, selain
perkara dalil. Karena hak penentuan itu sudah terlisan oleh Rasulullah,
“Haji itu ‘Arafah”
Namun, adapun bila ada perbedaan dalam
menyikapi perihal ini, misal “Mestikah Puasa ‘Arafah Ikut Hari Wukuf di
‘Arafah? Bolehkah Berbeda Dengan Pemerintah Arab Saudi Selaku
Penyelenggara Hajji Dalam Menetapkan Hari ‘Arafah”? Tentu kita kembali
dalam penyikapan terhadap hukum ikhtilaf (perbedaan pendapat). Bila ada
dalilnya (hujjah/argumen), maka disilakan. Bila sudah berhujjah, tak
lagi perlu berhujat.
Yang harus benar-benar disadari dan
dipahami, bahwa perbedaan ini dimungkinkan terjadi justru karena tidak
adanya halangan politis, tidak adanya persatuan dan kesatuan di
negeri-negeri Muslim, bukan disebabkan oleh perkara-perkara yang
bersifat teknis. Karena banyaknya negeri-negeri Muslim, maka semua
berdalil mengikuti ulil amri (pemerintah) masing-masing.
Hal ini tidak akan terjadi bila kaum
Muslim berada dalam kepemimpinan Islam yang satu, di bawah kepemimpinan
Khilafah Islam. Bila hanya satu Khalifahnya, tentu tidak ada perbedaan
lagi diantara kaum Muslim dalam menetapkan apapun, termasuk penetapan
Awal Ramadhan dan Awal Dzulhijjah.
InsyaAllah, dalam waktu dekat Khilafah
Islam yang berjalan diatas manhaj kenabian akan bangkit kembali, dan
mengatur seluruh kaum Muslim berdasarkan Kitabullah dan Sunnah,
menyatukan perbedaan dan merekatkan ukhuwah diantara kaum Muslim.
Selamat menambah ibadah di 10 hari
Dzulhijjah ini | juga siapkan untuk berpuasa di hari ‘Arafah 9
Dzulhijjah, saat jama’ah haji wuquf.
akhukum,
@felixsiauw
[www.bringislam.web.id]
@felixsiauw
Posting Komentar untuk "Puasa Arafah dan Tentang Perbedaan Penentuan 'Idul Adha"