BBM mengikuti Harga Pasar Pemerintah Malu-malu, Sebut Tidak Sesuai harga Pasar Melainkan Keekonomian.
Jokowi bakal tercatat jadi presiden paling sering naikkan BBM, seperti dilansir merdeka. Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium tidak lagi disubsidi negara alias diserahkan pada harga pasar. Namun
BBM mengikuti Harga Pasar pemerintah malu-malu dan membela diri dengan menyebut bahwa harga BBM tidak sesuai harga pasar melainkan keekonomian.
Pemerintah enggan mengakui jika dalam penentuan harga bahan bakar minyak bersubsidi, mereka mengikuti mekanisme pasar. Pasalnya, sejak awal Mahkamah Konstitusi telah memutuskan melarang pemerintah mengikuti mekanisme pasar dalam menentukan harga BBM bersubsidi.
"Bisa dikatakan ini ikut mekanisme pasar, tapi malu-malu. Pemerintah ikut harga pasar tapi melakukan manuver supaya tidak melanggar keputusan MK," kata pengamat ekonomi daei Institut Pertanian Bogor, Iman Sugema saat diskusi Polemik bertajuk "Pusing Pala Rakyat", Sabtu (4/4/2015).
Mekanisme pasar, kata dia, terlihat ketika pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi 28 Maret 2015 lalu. Menurut dia, pemerintah sebenarnya tidak perlu malu mengakui hal tersebut. Pasalnya, pemerintah juga tidak dapat menyiapkan langkah antisipasi atas dampak kenaikan itu.
"Pemerintah harus tegas. Ini mekanisme pasar atau tidak. Kalau malu-malu maka korbannya masyarakat. Karena pemeritah tidak melakukan langkah antisipatif apabila harga tinggi," ujarnya.
Solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter. Harga premium di wilayah penugasan menjadi Rp 7.300 per liter dari harga Rp 6.800 per liter. Sementara itu, harga premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) menjadi Rp 7.400 per liter.
[www.bringislam.web.id]
Posting Komentar untuk "BBM mengikuti Harga Pasar Pemerintah Malu-malu, Sebut Tidak Sesuai harga Pasar Melainkan Keekonomian."