Bashar Assad dalam Hari-hari Sulit

Damaskus – Kantor berita Reuters melaporkan rezim Bashar Assad saat ini mengalami hari-hari sulit, setelah mujahidin banyak menorehkan kemajuan di lapangan. Titik-titik militer penting yang diyakini tak terkalahkan, jatuh di tangan pejuang.

Seperti dinukil eldorar.com, Rabu (19/05), Bashar Assad kini membutuhkan bantuan lebih banyak dari Syiah Hizbullah Lebanon dibanding hari-hari sebelumnya. Sebagaimana diketahui, organisasi yang dipimpin Hasan Nasrallah itu secara terang-terangan mengumumkan berpartisipasi memerangi rakyat Suriah, sebelumnya tidak mengaku.


Beberapa hari terakhir merupakan hari paling sulit bagi Bashar Assad sejak tahun pertama atau kedua meletusnya revolusi. Pasukannya kehilangan kontrol banyak wilayah di provinsi Idlib setelah faksi-faksi pejuang menggelar operasi bersama.

Kemenangan mujahidin di provinsi tersebut semakin mengkhawatirkan Bashar Assaad. Pasalnya, pejuang tengah mencapai daerah dekat wilayah pesisir di barat daya Suriah, Lattakia, yang merupakan basis utama sekte Alawi, agama yang dianut Bashar Assad.

Pasukan militer dan milisi-milisi bersenjata pro pemerintah dikirim untuk menjaga wilayah tersebut. Bahkan, Syiah Hizbullah membuka kantor baru untuk ikut bersiaga menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di wilayah itu.

Di saat bersamaan, Dualah Islamiyah meningkatkan tekanan di pusat Suriah. Mereka melancarkan serangan-serangan ke sejumlah wilayah yang masih dikontrol rezim. Serangan itu bahkan terjadi di daerah yang terdapat situs bersejarah.

Akan tetapi, sebagaimana ditulis Reuters, serangkaian kemunduran itu nampaknya tidak mengubah strategi Bashar Assad atau sekutu utamanya, Iran dan Rusia. Iran yang berpaham Syiah justru memanfaatkan konflik ini sebagai titik penting, untuk menunjukkan ketegangannya dengan Arab Saudi yang mendukung sejumlah faksi oposisi Suriah.

Sementara itu, kaki tangan Iran Syiah Hizbullah Lebanon melebarkan wilayah operasinya di Suriah untuk memperkuat militer Bashar Assad. Hal itu tak lepas setelah mujahidin meraih kemenangan beruntun di Idlib.
“Hizbullah hari ini bertempur di sejumlah wilayah di Suriah yang sebelumnya tidak kami sentuh,” kata Hasan Nasrallah, pemimpin gerakan Syiah Hizbullah yang dibentuk Garda Revolusi Iran pada 1982.

Seorang wartawan investigasi Lebanon yang dikenal dekat dengan Syiah Hizbullah, Salim Zahran, termasuk wilayah yang dimaksud Hasan Nasrallah itu provinsi Idlib. Bashar Assad mengalami kerugian besar lagi beruntun di wilayah tersebut.

Zahran menambahkan, saat ini Damaskus lebih banyak menerima bantuan dari sekutu-sekutunya. Bashar Assad menjadi terlibat penuh dalam pilihan menjadi sekutu Syiah Hizbullah.

Dari Iran, pernyataan terbaru negara tersebut menegaskan akan terus mendukung rezim Bashar Assad. Sejumlah pejabat tinggi Iran pekan lalu berkunjung ke Damaskus untuk menegaskan hal itu.

Iran juga menegaskan memberikan bantuan ekonomi kepada rezim Suriah yang terpuruk akibat konflik. Selain itu, Iran menegaskan akan terus bekerjasama militer dengan sekutunya itu.

“Saya datang ke Suriah untuk kembali menegaskan bahwa dukungan kami terhadap Suriah, pemerintahan dan “rakyatnya” adalah dukungan konstan dan permanen. Kami bangga dengan dukungan ini,” kata Alaudin Baroujerdi, Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Dewan Luar Negeri di parlemen Iran, saat berkunjung ke Damaskus pekan lalu.

Sumber: eldorar.com
Penulis: Hunef Ibrahim [Kiblat.net]
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Bashar Assad dalam Hari-hari Sulit"