China Kolaps, Investor Asing Tinggalkan Bursa China


Sejumlah sekuritas besar di China membentuk dana penahan harga saham pada akhir pekan lalu rupanya tak disambut hangat investor asing karena kejatuhan indeks saham memang tak terelakkan lagi. Penjualan saham perusahaan China daratan melalui saluran bursa Shanghai-Hong Kong mencapai titip tertinggi dalam sejarah pada Senin 6 Juli, sedangkan saham dual-listing di Hong Kong nilainya anjlok terparah dalam sembilan tahun ini dibandingkan saham sejeni di China daratan.



Upaya untuk menahan kejatuhan ekuitas di China yang kapitalisasi pasarnya mencapai US$32, triliun ini memakai beberapa cara seperti pembelian saham oleh sekuritas milik pemerintah dan menunda penawaran saham perdana. Namun, ini adalah intervensi yang akan menodai rencana Beijing dalam transformasi menuju ekonomi yang lebih berbasis pasar menurut Aberdeen Asset Management. Bila upaya ini gagal dan harga saham terus anjlok, bisa menggerus kepercayaan diri pasar terhadap kemampuan para pembuat kebijakan dalam mengelola sistem finansial menurut BMI Research, anak usaha Fitch Ratings.

“Ini seperti menutupi satu kebijakan buruk dengan kebijakan buruk lain,” kata Tai Hui, analis JPMorgan Asset Management di Hong Kong yang mengawasi aset senilai US$1,7 triliun, Selasa 7 Juli. “Banyak investor masih berpikir bakal ada koreksi lebih lanjut.”

Bulan lalu, para strategist di hedge fund BlackRock, analis di Credit Suisse Group, Bank of America, dan Morgan Stanley telah merilis peringatan bahwa ekuitas di China sudah dalam tahap gelembung siap pecah. Ketika Indeks Saham Gabungan Shanghai menyentuh rekor tertinggi pada 12 Juni, harga saham rata-rata hampir dua kali lipat ketika indeks menyentuh puncak sebelumnya pada Oktober 2007 dan tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan 10 bursa utama dunia berdasarkan median estimasi laba bersih.
Anjloknya harga saham sebesar 29% pada Jumat 3 Juli lalu, kejatuhan paling dalam sepanjang tiga pekan ini sejak 1992, mendorong munculnya langkah stabilisasi pasar. Sebuah kelompok terdiri dari 21 sekuritas berkomitmen menyiapkan dana 120 miliar yuan (US$19,3 miliar) untuk dana pasar modal. Lalu, eksekutif dari 25 pengelola reksa dana berjanji membeli saham dan memegangnya sampai setidaknya selam satu tahun. Central Huijin Investment yang merupakan unit usaha dari dana investasi pemerintah juga mengaku telah membeli reksa dana yang diperdagangkan.

“Semakin banyak sumber daya yang dipakai untuk menjaga pasar modal, maka semakin besar risiko potensi bencana yang terjadi bila pasar terus berlanjut jatuh,” kata Andrew Wood, analis BMI Research. “Selanjutnya bisa terjadi krisis kepercayaan terhadap kemampuan otoritas dalam mendukung pasar modal dan ekonomi riil.”



sumber: businessweekindonesia.com
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "China Kolaps, Investor Asing Tinggalkan Bursa China"