Abu Bakar Baasyir: Tidak ada lagi komentar soal ISIS


Melalui kuasa hukumnya Achmad Michdan, terpidana Kasus terorisme Abu Bakar Baasyir enggan mengomentari soal pergerakan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal ini dilakukannya setelah Achmad bertemu Baasyir minggu lalu di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Terakhir saya ke sana (Lapas Nusakambangan) pekan lalu, Ustad Abu Bakar Ba'asyir bilang tidak ada lagi komentar soal ISIS. 'ISIS is closed', itu dia sampaikan ke saya," kata Achmad di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (17/11).

Saat Achmad bertemu dengan Baasyir yang berprofesi sebagai penceramah itu, mereka membicarakan soal perjalanan Achmad yang berbincang dengan tokoh Suriah di Mesir. Dari hasil perbincangannya dengan tokoh Suriah itu, kata Achmad, terkuak fakta bahwa anggota ISIS bukanlah masyarakat Suriah dan dituding sebagai intelejen barat.

"Saya sampaikan hasil pertemuan dengan beberapa tokoh suriah di Mesir dari relawan, NJO, dan tokoh posisi menyatakan ISIS bukan masyarakat Suriah mereka mempertanyakannya. Mereka menuding itu intelejen barat," kata Achmad.

Seperti diketahui dalam beberapa tahun terakhir pergerakan kelompok yang mengatasnamakan muslim garis keras atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengkhawatirkan. ISIS memang tengah hangat dibicarakan terlebih setelah aksi teror pada Jumat pekan lalu di Perancis. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan teror ini.

Namun, banyak pertanyaan bermunculan, siapakah sebenarnya ISIS? Apa yang mereka inginkan? Banyak spekulasi mengatakan ISIS buatan Amerika Serikat. Seperti yang ditulis dalam situs globalresearch.ca yang mengatakan kelompok teror ini buatan Negeri Paman Sam.

Disebutkan ISIS dirancang sebagai instrumen teror untuk menaklukkan negara-negara kaya minyak Timur Tengah. Selain itu, ISIS juga disebut-sebut diciptakan untuk melawan pengaruh Iran yang tumbuh di wilayah dataran pasir tersebut.

Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat dinyatakan yang pertama kali bersekutu dengan ekstremis Islam selama era Perang Dingin AS dan Uni Soviet. AS melihat kala itu dunia bisa mereka kuasai dengan menaklukkan Uni Soviet dan menjadikan mereka alat.

"AS telah lama menggunakan terorisme dalam politiknya. Pada 1970-an, CIA menggunakan Ikhwanul Muslimin di Mesir sebagai penghalang, baik untuk menggagalkan ekspansi Soviet dan mencegah penyebaran ideologi Marxis. 

Bahkan Amerika juga secara terbuka mendukung Sarekat Islam menjatuhkan Bung Karno di Indonesia. Mereka juga mendukung kelompok teror di Pakistan, serta mereka juga yang menciptakan Al Qaidah.

Dalam situs ini dituliskan AS menggunakan ISIS dalam tiga cara. Pertama, untuk menyerang musuh di Timur Tengah. Kedua, untuk melayani sebagai dalih intervensi AS di luar negeri. Ketiga, digunakan untuk mengancam Tanah Air mereka sendiri, yaitu membenarkan ekspansi yang belum pernah terjadi di wilayah Suriah.

ISIS ditugaskan untuk menjaga Suriah, dan menahan pengaruh Iran masuk ke negara itu. Bagi mereka, terorisme merupakan alasan untuk membenarkan pengawasan massa dan sebagai persiapan untuk pemberontakan di masa mendatang.

Beberapa bukti yang mengarah pada kebenaran Negeri Adi Daya ada dibalik ISIS yaitu dengan adanya tulisan US di tenda kemah militan kelompok teror tersebut. Dalam video latihan para jihadis yang dibuat CNN, terlihat jelas ada tulisan 'US' di tenda kemah tersebut.

Bukti ini semakin mengarah pada adanya AS dibalik ISIS. Mungkin AS menyokong para militan ini sehingga mereka tidak takut berbuat teror.

Calon Presiden Amerika Serikat Hillary Clinton juga sempat mengakui ISIS merupakan buatan negara yang dia harapkan dipimpinnya. Pengakuan Hillary Clinton disampaikan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dalam situsnya.

Beberapa orang Amerika telah mengaku dalam memoarnya sendiri (termasuk memoar Hillary Clinton) bahwa mereka telah memainkan peran dalam menciptakan, mengembangkan dan membangun Daesh dan hari ini juga, mereka mendukungnya, kata Khamenei dalam situs resminya. Daesh adalah istilah Arab untuk menyebut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Rumor pengakuan Hillary Clinton soal ISIS itu menyebar di sejumlah media negara-negara Arab. Dikatakan pengakuan Hillary itu dikutip dari isi buku memoar Hillary "Hard Choices".

Dalam kutipan yang sebenarnya sama sekali tidak terdapat dalam buku memoar itu, disebutkan Amerika menciptakan ISIS sebagai respon atas pergantian kepemimpinan di Mesir yang diambil alih militer ketika mengkudeta Presiden dari kelompok Ikhwanul Muslimin, Muhammad Mursi, pada 2013.

Meski begitu banyak juga orang yang tidak percaya Hillary benar-benar mengatakan demikian dalam bukunya. 

Ada dugaan munculnya memoar Hillary dalam kutipan pidato Khamenei di situs itu karena dimasukkan oleh seorang editor situs itu. (Sumber : Merdeka.com)

[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Abu Bakar Baasyir: Tidak ada lagi komentar soal ISIS"