Bencana Tsunami Porak Porandakan Pantai Talise Palu, Tepat Menjelang Upacara Pembukaan Festival Pembangkitan Kembali Sesajen Kemusyrikan

Bencana Tsunami Porak Porandakan Pantai Talise Palu, Tepat Menjelang Upacara Pembukaan Festival Pembangkitan Kembali Sesajen Kemusyrikan

(Kiri) Upacara Sesajen Kemusyrikan (penyembuhan ala Suku Kaili Sulawesi Tengah) yang dianggap sukses 28 September 2017 di Pantai Kalise Palu / foto wartanasional.com. (Kanan) Tepat setahun kemudian, Jum’at 28/9 2018 sesaat menjelang upacara pembukaan pembangkitan kembali kemusyrikan itu dalam bentuk festival tahunan, Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018;  Allah Ta’ala mengirimkan bala’ berupa amukan tsunami. Tampak gambar mayat-mayat bergelimpangan di pantai Talise Palu akibat diterjang tsunami. / foto rdrbgr.


Sesajen Kemusyrikan yang dianggap sukses 28 September 2017, mau dibuka lagi dengan upacara festival besar tahunan di perkampungan baru (yang baru saja dibangun) di pantai Talise. Upacara menghidupkan kembali kemusyrikan itu akan dibuka Jum’at malam 28/9 2018 dengan nama mentereng: Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018  . Namun Allah Ta’ala yang sangat murka terhadap kemusyrikan (tapi malah akan dibesar-besarkan kembali itu) dengan menurunkan bala’ bencana tepat sore hari menjelang upacara malam pembukaan pembangkitan kembali kemusyrikan itu dengan amukan tsunami yang memporak porandakan bangunan. Mayat-mayat pun bergelimpangan di pantai Talise Palu yang baru saja dibangun perkampungan dalam rangka festival tahunan pembangkitan kemusyrikan itu dengan biaya Rp4,3miliar. Pemkot Palu menggelontorkan dana sebesar Rp4,3miliar untuk pembangunan kawasan tersebut.

***

Via FB Abu Fairuz Kolaka

Katakan “TIDAK”, Pada hal -hal yg bernuansa “KESYIRIKAN”.
Tinggalkanlah,

“Ritual Syirik, Warisan Leluhur Yang Kini Dikemas Dengan Selogan Adat Istiadat Lah Atau Dengan Istilah Event Kebudayaan Lah, Atau Event Nasional”.

https://m.antaranews.com/…/sesajen-penyembuhan-ala-suku-kai…

{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ} [الشورى: 30]

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)

Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)

Perkataan ‘Ali –radhiyallahu ‘anhu– di sini selaras dengan firman Allah Ta’ala,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)

Para ulama salaf pun mengatakan yang serupa dengan perkataan di atas.

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, “Di antara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana (musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)

Ibnu Rajab Al Hambali –Rahimahullah- Mengatakan, “Tidaklah Disandarkan Suatu Kejelekan (Kerusakan) Melainkan Pada Dosa Karena Semua Musibah, Itu Semua Disebabkan Karena Dosa.” (Latho’if Ma’arif, Hal. 75)

~Ayo Murnikan Agama Islam ini dengan menghadiri pengajian² SUNNAH memlajari TAUHID.
#Pejuang_Sunnah

***

Dikutip dari Pedoman Wisata, Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018  (28-30 September 2018) diselenggarakan Pemerintah Kota Palu dan didukung oleh Pemprov Sulawesi Tengah serta Kementerian Pariwisata.

Tujuannya adalah untuk mengungkap kembali kearifan budaya masa lalu yang sudah tenggelam selama ratusan tahun.

Kearifan budaya masa lampau itu kemudian dimunculkan kembali dalam balutan atraksi seni pertunjukan yang mengangkat kembali nilai-nilai kebudayaan yang arif dan luhur.

Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018 rencananya digelar pada Jumat (28/9/2018) malam. Panggung yang megah itu tersapu Tsunami, berbuah air mata.

Gempa bumi mengguncang wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan sekitarnya di Provinsi Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018).

Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) sebelumnya 7,7 SR telah di revisi BMKG, mengguncang Kota Palu dan Donggala pada pukul 17.02 WIB.

Pusat gempa berada di arah Timur Laut Donggala dengan kedalaman 11 km.

Gempa mengakibatkan ambruknya bangunan, korban jiwa, hingga terjadinya tsunami.

Tsunami terjadi setinggi 1,5 meter hingga 2 meter.

Sehari sebelum terjadi gempa dan tsunami, masyarakat Kota Palu baru saja merayakan hari jadi Kota Palu ke-40 tahun.

Bila musibah gempa bumi dan tsunami tidak melanda Kota Palu, pada Jumat malam akan dilaksanakan Festival Pesona PaluNomoni 3.

Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018 akan dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 September 2018 di Kota Palu.

Acara ini dipusatkkan di sepanjang pesisir Teluk Palu, mulai dari depan area Hotel Wina hingga Swiss Bell Hotel./ tribunmanado.co.id

(Ternyata Allah Ta’ala telah memporak porandakannya dengan tsunami, tepat menjelang upacara pembukaan acara kemusyrikan yang akan dilestarikan tiap tahun atas nama Festival Pesona Palu Nomoni itu).

***

Sesajen penyembuhan ala Suku Kaili Sulawesi Tengah

28 September 2017


Anda sedang membaca Bencana Tsunami Porak Porandakan Pantai Talise Palu, Tepat Menjelang Upacara Pembukaan Festival Pembangkitan Kembali Sesajen Kemusyrikan
Lebih lengkap baca sumber http://bitly.com/2y6I6me

Posting Komentar untuk "Bencana Tsunami Porak Porandakan Pantai Talise Palu, Tepat Menjelang Upacara Pembukaan Festival Pembangkitan Kembali Sesajen Kemusyrikan"