Menusuk Rindu

Menusuk Rindu

OLEH : DAHLAN ISKANTidak terhitung.
Entah sudah berapa kali.
Saya ke Palu.
Di masa lalu.

Tak terhitung.
Berapa banyak ikan lautnya yang sudah kulahap.
Berapa cobek sambalnya yang kulumat.

Berapa botol bawang merah gorengnya yang kubawa pulang.

Palu.

Tempatku merintis koran.
Tempatku mendidik wartawan.
Tempatku menikmati makanan.

Pernah saya ke Palu
Hanya satu jam di sana
Hanya karena kangen ikannya
Dan sambalnya.

Tak pernah hilang dari ingatan.
Sebuah restoran
Tidak bisa tutup sebelum tengah malam
Karena pesawat saya terlambat tiba

Sang suami menunggu di teras
Seorang keturunan Arab.

Sang istri tetap di dapur membuat sambal baru.
Seorang wanita keturunan Tionghoa.
Yang tidak bisa bahasa Mandarin melainkan Hokkian.


Anda sedang membaca Menusuk Rindu
Lebih lengkap baca sumber http://bitly.com/2Ou0kZc

Posting Komentar untuk "Menusuk Rindu"