Aturan Makan 20 Menit di Warteg Dinilai Sulit Dipantau dan Tak Praktis



GELORA.CO - Pemerintah menerapkan aturan makan 20 menit di warteg saat PPKM level 4 di sejumlah wilayah. Tetapi, aturan ini dinilai tak praktis dan penerapan aturan ini sulit dipantau oleh petugas di lapangan.

Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman awalnya menjelaskan bahwa virus Corona varian baru hanya butuh waktu hitungan detik untuk menjangkiti seseorang. Dicky menilai kondisi saat ini cukup sulit dari segala bidang.

"Yang jelas sebetulnya, jangankan 20 menit, sekarang saja 1 menit saja sudah cukup (tertular Corona), dekat. Jadi inilah, sulit saya menjelaskannya ya karena kondisinya sudah berat ini di kesehatan, di ekonomi, di sosial," kata Dicky kepada wartawan, Senin (26/7/2021).

Kondisi saat ini menurut Dicky disebabkan karena seluruh elemen abai dalam penerapan pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau 3 T sejak awal.

Adanya kondisi tersebut, harus memilih antara kesehatan dan ekonomi. Menurut Dicky sudah bukan waktunya lagi untuk menjalankan ekonomi dan kesehatan secara bersama, dan bagi Dicky, pemerintah memilih ekonomi.

"Kalau kesehatan ada? Ya ada, tapi sangat terpinggirkan, lebih sudah kalah sama ekonominya. Jadi menurut saya, saat ini adalah bahwa karena nggak mungkin juga ada solusi lain untuk pedagang kecil ini oleh pemerintah. Sekarang pemerintah yang harus membuat opsi, solusi, kompensasi, namanya. Dengan cara apa? Ya 3T, (dan) vaksinasi, visitasi juga lakukan," ujarnya.

Aturan makan maksimal 20 menit di warteg pun menurut Dicky tak praktis dan dinilai sulit. Seharusnya makan di tempat atau dine in tak diterapkan dalam kondisi seperti ini.

"Atau kalau memungkinkan sebetulnya ya dibungkus, hal-hal makanan begitu bukan makan di tempat, tapi dibungkus. Nah ini juga kan, siapa yang bisa memantau antreannya? Itu sulit sekali, ini tidak praktis," ucapnya.

Dicky menyadari bahwa kondisi penanganan pandemi Corona di Indonesia cukup kompleks. Adanya kondisi tersebut Dicky menyarankan kapasitas tes Corona ditingkatkan dibarengi dengan vaksinasi.

"Jadi akan sangat sulit, kompleks, saat masalahnya sudah rumit, makin rumit untuk konteks Indonesia ya, mau tidak mau ya itu saja, saya melihat ya kapasitas testing-nya saja dengan vaksinasi dan visitasi," imbuhnya.

Mendagri Tito Karnavian sebelumnya menjelaskan soal aturan dine-in atau makan di tempat di warung makan. Tito mengatakan waktu 20 menit makan ditempat untuk mencegah penularan.

"Jadi makan tanpa banyak bicara, dan kemudian 20 menit cukup, setelah itu berikan giliran pada anggota masyarakat lain. Ini para pelaku usaha tolong bisa memahami itu, kenapa waktunya pendek untuk berikan waktu yang lain supaya tidak terjadi pengumpulan di rumah makan itu, kalau banyak ngobrol tertawa, kemudian sambil berbincang itu rawan penularan," ujar Tito dalam keterangan pers, Senin (26/7).

Tito menjelaskan, agar aturan PPKM level 4 dengan penyesuaian ini efektif, perlu dukungan dari pemilik usaha. Termasuk pengawasan dari Pemda dan kepolisian-TNI.

"Jadi memang ada tiga pihak yang penting untuk bisa efektifnya berlaku aturan ini," kata Tito.(detik)

Posting Komentar untuk "Aturan Makan 20 Menit di Warteg Dinilai Sulit Dipantau dan Tak Praktis"