Survei Politik di Indonesia, Adhie Massardi: Bisa jadi Penipuan Ilmiah



GELORA.CO - Survei politik yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei di Indonesia mengalami pergeseran peran menjadi seperti konsultan politik untuk menenangkan salah satu kandidat dalam Pemilu.

Hal itu antara lain disebabkan oleh faktor metodologi yang manipulatif. Sehingga, hasil survei yang ilmiah berubah menjadi penipuan ilmiah.


Demikian disampaikan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi saat mengisi diskusi daring bedah buku karya Pemerhati politik dan kebangsaan, M Rizal Fadillah berjudul "Rakyat Menampar Muka" pada Kamis (19/8).

"Karena di lembaga survei juga kampanye kandidat, sehingga disitulah terbuka kemungkinan ada manipulasi metodologi. Kalau hasilnya bisa dicek bisa diaudit itu mungkin benar gak ada tipu-tipu soal angka-angka itu. Tetapi karena metodologinya yang direkayasa ini hasilnya menjadi menipu, menipu secara ilmiah," kata Adhie Massardi.

Juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini menyatakan "kengacoan" ini digunakan oleh para penyandang dan untuk survei dan untuk penasihat politik.

"Jadi kalau survei tidak menjadi penasihat politik, tidak menjadi bagian dari tokoh itu, kemungkinan besar sih akan benar," tuturnya.

"Jadi sekali lagi bahwa survei, riset, itu tanda kemajuan sebuah bangsa, negara, dan itu menjadi penting," demikian Adhie Massardi(RMOL)

Posting Komentar untuk "Survei Politik di Indonesia, Adhie Massardi: Bisa jadi Penipuan Ilmiah"