Kenabian Telah Berakhir, Hanya Ketaqwaan Yang Akan Menyelamatkan








by Rizqi Awal El-Palemban

Saat ini, banyak diantara orang mengeluhkan tentang beratnya menjalankan aturan islam. Globalisasi Teknologi dan Pengetahuan telah mengantarkan efek yang cukup besar bagi generasi saat ini. Yaitu Krisis kepercayaan tentang hakekat agama islam yang hak ini. Mereka berdalih saat ini, semakin beragam saja aliran-aliran di dalam islam. Yang berakhir kepada perselisihan dan perbedaan yang berakhir pertentangan fisik.

Orang-orang beranggapan bahwa organisasi yang ada saat ini, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam, Wahdah Islamiyyah, Hizbut Tahrir, Tarbiyah, Jamaah Tabligh dan sebagainya telah mengumandangkan perpecahan. Mereka menganggap bahwa ketiadaan zaman nabi telah memberikan kemutlakan perpecahan. Alhasil, banyak diantara kaum muslimin memilih menjadi muslim yang moderat atau berakhir cukup pengetahuan sedikit saja tentaang sholat, zakat, zikir, haji, puasa dan lain-lain.

Padahal seruan yang haq tentang pendirian organisasi dan terlibat aktif di dalamnya adalah keniscayaan yang tidak dapat ditolak dan diingkari. Sebagaimana Allah SWT yang Maha Adil telah menyerunya di dalam Al-Quran.

“Dan hendaklah ada diantara sebagian ummat yang menyeru kepada Al-Khoir (islam), menyuruh untuk berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

(QS. Al-Imron :104)

Ketegasan ayat di atas menekankan adanya kewajiban berdirinya komunitas,organisasi, partai, kelompok dan sejenisnya yang menyeru kepada Islam, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan mungkar. Dan sebagai timbale balik, dari perbuatan tersebut, Dzat yang Maha Suci memberikan kebaikan dan kebaikan. Dia menekankan dalam bahasa yang cemerlang, yaitu orang-orang yang beruntung.

Ketegasan terhadap hal ini yang memahami hakikat dakwah, sebetulnya dapat menghapuskan nilai dan esensi perpecahan yang seringkali disangkakan banyak orang. Ketiadaan nabi bukan berarti kita melewatkan jatidiri kita sebagai seorang muslim yang kaffah. Tapi justru seharusnya mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Sehingga tidak dibenarkan, bila ada pilihan untuk menjadi pribadi yang islami tetapi justru memilih pribadi hedonisme, sekulerisme dan bahkan sangat-sangat jauh dari kata islam. Karena Islam telah menjadi Syamil wa Kamilan. Islam telah menjadi agama yang sempurna, yang ketinggiannya tidak ada yang melebihinya.

Sehingga dalam khutbah terakhir Beliau saw. Saat haji wada menekankan dua warisan utama kaum muslimin yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan dunia dan akhirat. Yaitu:

1. Al-Quran

2. As-sunnah

Yang keduanya telah memberikan penjelasan secara gamblang tentang aturan kehidupan kita. Yang semakin hari semakin kompleks.

Maka kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim, dan itu bersifat fardlu ain adalah menggali dan memperdalam islam. Pembelajaran itu tidak terbatas bagi mereka yang berdiam diri dikawasan pendidikan islam, tetapi dimana pun kaum muslimin berada maka ia wajib melaksanakan dan mempelajarinya.

Sebab pada akhirnya, manusia akan memilih kepada dua hal yang bersifat pasti, yaitu Surga dan Neraka. Walau keduanya bersifat ghoib, yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata di dalam kehidupan. Tetapi keimanan memberikan penekanan tentang kepercayaan adanya surga dan neraka. Dan tiket utama menikmati keduanya adalah ibadah kita. Kalau kurang dan lebih banyak menjerumuskan kepada maksiat, maka berakhir kepada Neraka. Bila kita senantiasa melakukan kebaikan dan berusaha menuju kesempurnaan ibadah, maka bisa jadi kita menuju Surga.

Dengan begitu orang-orang yang akan selamat adalah orang-orang yang berupaya menerapkan islam di dalam kehidupan. Orang-orang bertaqwa. Orang-orang yang selalu berupaya menghadirkan islam dalam setiap kehidupan.

Maka tak laik kita menyalahkan ketiadaan nabi di era saat ini, tetapi sebaliknya kita diberikan tentang penekanan keimanan kita kepada Allah SWT. Dengan demikian, kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Posting Komentar untuk "Kenabian Telah Berakhir, Hanya Ketaqwaan Yang Akan Menyelamatkan"