The Power of Khusnudzon (5)

by Fahrur Rozi


Seorang dokter sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi. Ayah dari anak yang akan dioperasi menghampirinya;

"Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tau, nyawa anak saya terancam jika tidak segera dioperasi?" Labrak si ayah. Dokter itu tersenyum, "Maaf, saya sedang tidak di RS tadi, tapi saya secepatnya ke sini setelah ditelepon pihak RS." Kemudian ia menuju ruang operasi.

Setelah beberapa jam ia keluar dengan senyuman di wajahnya, "Keadaan anak anda kini stabil." Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata lagi, "Suster akan membantu jika ada yg ingin anda tanyakan" lanjut sang Dokter yang kemudian berlalu meninggalkan ruang operasi. "Kenapa dokter itu angkuh sekali? Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!" Sang ayah berkata pada suster. Sambil meneteskan air mata suster menjawab, "Anak dokter tersebut meninggal dlm kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda telah selamat, dan ia bisa kembali berkabung."

***

Saya betul-betul terkesima ketika menyimak kisah ini. Sebuah kejadian yang kaya akan pelajaran. Kita harus sangat bersyukur kepada sang maha kuasa atas kehidupan kita saat ini. Di sisi lain kita juga harus senatiasa berpikiran positif kepada orang lain, tidak mudah curiga dan berburuk sangka. Kita harus bisa memaklumi bahwa tiap orang di sekitar kita menyimpan cerita kehidupan tak terbayangkan. Siapa yang tahu dibalik senyuman ada air mata, pun sebaliknya bisa jadi ada bahagia dibalik derita. Mari senantiasa bersyukur, peduli dan berempati.

Karakter sang dokter di atas yang peduli terhadap kondisi orang lain pantas kiranya untuk kita tiru. Setiap kita pasti mempunyaa masalah. Tapi orang hebat adalah orang yang tetap membantu orang lain ketika dia sendiri sesungguhnya sedang sulit atau bahkan membutuhkan bantuan. Melihat kondisi sekarang dimana ketika sistem kapitalisme diterapkan muncul masalah di segala bidang, menimpa semua orang, semua kalangan. Jika kita terus menerus larut dengan masalah sendiri maka sudah pasti tidak akan pernah lahir perubahan. Oleh karenanya, sudah saatnya bagaimanapun kondisi kita, sesulit apapun masalah yang menimpa kita, aktifitas membantu orang lain tetap harus dilakukan. Maka, aktifitas dakwah menyadarkan masyarakat sebagai bentuk kepedulian kita terhadap sesama harus senantiasa berjalan terus apapapun dan bagaimanapun kondisi kita. Insya alloh []

Posting Komentar untuk "The Power of Khusnudzon (5)"