Hillary Datang, Kontrak Chevron Melenggang

Ini berarti Chevron telah genap 50 tahun mengeruk kekayaan alam Indonesia.
Lagi, sumber daya alam Indonesia jatuh ke tangan asing. Kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton ke Indonesia pada 3-4 September lalu makin mengukuhkan dominasi kapitalisme dalam penguasaan sumber daya alam Indonesia.
Seperti kedatangan sebelumnya, istri mantan Presiden AS Bill Clinton ini membawa misi terselubung untuk menancapkan kepentingan AS di Indonesia. Bukan hanya memperlancar niat Pemerintah AS membangun gedung Kedubes AS di Jakarta yang sempat mendapat penolakan keras dari berbagai kalangan.
Kedatangan Hillary kali ini juga ada ‘udang di balik batu’ yakni memuluskan perpanjangan kontrak Chevron di Indonesia. Seperti diketahui. November 2013 mendatang, kontrak wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) Siak Block yang berlokasi di di Kabupaten Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar dan Bengkalis, Provinsi Riau, akan berakhir.
PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sebagai pengelola blok migas tersebut sudah menyatakan keinginannya untuk perpanjangan kontrak. Menurut Kepala Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro, Chevron telah menyatakan keinginannya untuk mengelola kembali Siak Block, setelah kontraknya berakhir pada 27 November 2013 mendatang. “Pada September tahun 2010 lalu, Chevron telah mengajukan surat permohonan kepada BP Migas, terkait keinginannya untuk memperpanjang kontraknya di Siak Block untuk kali ketiganya,” kata Elan,
Seperti diketahui,  PT Chevron sudah mengelola Siak Block sejak tahun 1963. Kontrak pertama dilakukan pada tahun 1963-1993, kemudian diperpanjang lagi untuk kontrak kedua (di periode) 1993-2013. Karena itu pada tahun 2013 nanti, PT Chevron genap 50 tahun mengelola Siak Block. Jika kontrak itu diperpanjang lagi, maka kemungkinan akan ditambah selama 20 tahun.
Chevron beroperasi bermitra dengan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) berdasarkan Kontrak Bagi Hasil. Chevron adalah penghasil minyak terbesar di Indonesia dengan total produksi harian dari semua area operasi di tahun 2011 sebesar rata-rata 442.000 barel minyak dan 636 juta kaki kubik gas alam melalui anak perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Chevron Indonesia Company (CICo) and Chevron Makassar, Ltd. (CML).
Operasi panas bumi Chevron di Indonesia menjadikan perusahaan tersebut sebagai penghasil energi panas bumi terbesar di dunia. Chevron menjual pelumas di Indonesia melalui anak perusahaan, PT Chevron Oil Product Indonesia.
Chevron memiliki saham sebesar 51 persen di dua blok eksplorasi darat di Papua Barat, yaitu Blok West Papua I dan III. Chevron memiliki 25 persen saham di South Natuna Sea Block B, berlokasi di timur laut dari Blok Rokan.
PT CPI, adalah salah satu anak perusahaan Chevron di Indonesia. Perusahaan tersebut, adalah penghasil minyak mentah terbesar bagi Indonesia dengan total produksi harian pada tahun 2011 sebesar rata-rata 357.000 barel dan 46 juta kaki kubik gas. Saat ini Chevron mengoperasikan dua blok di Riau, Sumatera, yakni Blok Rokan dan Blok Siak.
Sebagian besar produksi minyak Sumatra di tahun 2011 berasal dari lapangan di Blok Rokan.
Duri, lapangan terbesar, telah menggunakan teknologi injeksi uap (steam-flood) untuk meningkatkan produksi sejak tahun 1985 dan merupakan salah satu lapangan pengembangan steam-flood terbesar di dunia. (mediaumat.com, 25/9/2012/BringBackIslam)

Posting Komentar untuk "Hillary Datang, Kontrak Chevron Melenggang"