Refleksi 2012 : Kapitalisme Sumber Bencana,Khilafah Solusi
Melihat potret buram yang terus berulang dari tahun ke tahun, bahkan
semakin kelam, Hizbut Tahrir Indonesia memberikan beberapa catatan
penting sebagai rekomendasi yang perlu kita pikirkan. Pertama,
Setiap penerapan sistem sekuler, yakni sistem yang tidak bersumber dari
Allah SWT, Sang Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta yang Maha
Tahu, di berbagai bidang kehidupan pasti akan menimbulkan kerusakan dan
kerugian bagi umat manusia. Dikuasainya sumber daya kekayaan alam negeri
ini oleh kekuatan asing, kelamnya persoalan perburuhan, maraknya
korupsi di seluruh sendi di seantero negeri, konflik horizontal yang
tiada henti, kenakalan dan kriminalitas di kalangan remaja yang tumbuh
di mana-mana adalah bukti nyata dari kerusakan dan kerugian itu.
Ditambah dengan kedzaliman yang diderita umat di berbagai negara,
penghinaan terhadap Nabi yang terus terjadi serta sulitnya perubahan ke
arah Islam dilakukan oleh karena dihambat oleh negara Barat yang tidak
kehilangan kendali kontrol atas wilayah-wilayah di Dunia Islam,
semestinya menyadarkan kita semua untuk bersegera kembali kepada jalan
yang benar, yakni jalan yang diridhai oleh Allah SWT, dan meninggalkan
semua bentuk sistem dan ideologi kufur, terutama kapitalisme yang
nyata-nyata sangat merusak dan merugikan umat manusia.
Kedua, Demokrasi dalam teorinya adalah sistem yang
memberikan ruang kepada kehendak rakyat. Tapi dalam kenyataannya
negara-negara Barat tidak pernah membiarkan rakyat di negeri-negeri
muslim membawa negaranya ke arah Islam. Mereka selalu berusaha agar
sistem yang diterapkan tetaplah sistem sekuler meski dibolehkan dengan
selubung Islam, serta penguasanya tetaplah mereka mau berkompromi dengan
kepentingan Barat.
Itulah yang terjadi saat ini di negeri ini, sebagaimana tampak dari
proses legislasi di parlemen dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
pemerintah, khususnya di bidang ekonomi dan politik seperti terlihat
dalam program war on terrorism yang sangat pro terhadap kepentingan
Barat.
Cengkeraman Barat juga tampak di negeri-negeri muslim yang tengah
bergolak seperti di Suriah, begitu juga di Mesir dan negara-negara lain
di kawasan Timur Tengah. Bahkan Palestina yang telah diakui sebagai
sebuah entitias politik, tetaplah bukan sebuah negara dalam arti yang
sesungguhnya.
Kenyataan ini juga semestinya memberikan peringatan umat Islam untuk
tidak mudah terkooptasi oleh kepentingan negara penjajah. Juga
peringatan kepada penguasa dimanapun untuk menjalankan kekuasaannya
dengan benar, penuh amanah demi tegaknya kebenaran Islam, bukan demi
memperturutkan nafsu serakah kekuasaan dan kesetiaan pada negara
penjajah.
Pembuatan peraturan perundang-undangan yang bakal membungkam aspirasi
rakyat, seperti RUU Kamnas dan peraturan perundangan serupa di negeri
ini, mungkin sesaat akan berjalan efektif, tapi cepat atau lambat itu
semua justru akan memukul balik penguasa itu sendiri.
Ketiga, oleh karena itu, bila kita ingin sungguh-sungguh
lepas dari berbagai persoalan yang tengah membelit negeri ini seperti
sebagiannya telah diuraikan di atas, maka kita harus memilih sistem
yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya mungkin
datang dari Dzat yang Maha Baik, itulah syariah Islam dan pemimpin yang
amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu.
Disinilah esensi seruan Selamatkan Indonesia Dengan Syariah
yang gencar diserukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Karena hanya dengan
sistem berdasar syariah yang dipimpin oleh seorang khalifah Indonesia,
dan juga dunia, benar-benar bisa menjadi baik. Dengan sistem ini pula
terdapat nilai transedental (ibadah) dalam setiap aktifitas sehari-hari
yang akan membentengi setiap orang agar bekerja ikhlas, tidak
terkontaminasi oleh kepentingan pribadi, golongan maupun asing.
Sistem syariah memiliki paradigma yang jelas bahwa memimpin adalah
amanah dari Allah dan syariah adalah jalan satu-satunya untuk memberikan
kebaikan dan kerahmatan Islam bagi seluruh alam semesta, sedemikian
kedzaliman dan penjajahan bisa dihapuskan di muka bumi. Allahu Akbar
!(Farid Wadjdi)
Posting Komentar untuk "Refleksi 2012 : Kapitalisme Sumber Bencana,Khilafah Solusi"