Sistem Politik Islam Berbeda Dengan Demokrasi, Islam Mengajarkan Kedaulatan Di tangan Allah

2 Hal yang membuat Syaikh ini menolak semua macam demokrasi 

Macam-macam bentuk demokrasi dengan berbagai cirinya terus di jajahkan ke masyarakat. Suara penolakan demokrasi beserta macam-macamnya dari ulama selevel Syaikh nyaris tak terdengar .

Sistem Politik Islam Berbeda Dengan Demokrasi, Islam Mengajarkan Kedaulatan Di tangan AllahUlama  yang menolak demokrasi dengan berbagai macamnya  ini adalah Syaikh Dr. Qudus Hamid As-Samara’i -hafizhahullaah- adalah salah seorang pengajar di Jaami’atul Imaam Asy-Syaafi’i di Ciherang – Cianjur, Prov. Jawa Barat. Beliau diundang menjadi pengisi kajian di Masjid Daarut Tauhid Bandung. Kebetulan saya bisa singgah  mengikuti kajian beliau dan mengajukan pertanyaan (dalam bahasa arab) terkait tersebarnya kerusakan akidah dan kehidupan akibat tegaknya sistem sesat demokrasi .
islam menolak macam demokrasi

Berikut ini adalah hasil diskusi langsung saya dengan Syaikh Dr. Qudus Hamid As-Samara’i -hafizhahullah- tentang Demokrasi (Masjid DT, Jum’at Sore 9 November 2012) dalam pengajian Syaikh di Masjid DT:
Pertanyaan (Dengan Bahasa Arab & Terjemah):

أنا عرفان رمضان، أنا كاتب الكتاب المتعلق بالسحر والكهانة من وجهة نظر الإسلام
يا شيخنا الكريم، أنا أكون مسرورًا في لقائك اليوم

ما حضرت في الحلقات السابقة

نحن نريد أن نستفيد من علمك يا شيخنا، كما عرّفنا لقد غزت الأمة الإسلامية في أواخر القرن التاسع عشر وخاصة في عصرنا الحاضر بعض المفاهيم الخاطئة والمعتقدات الباطلة الدخيلة على ديننا الحنيف والتي تضاد وتصادم العقيدة الإسلامية من كل وجه وجانب. وقد تكلمت مع المشايخ: وجدنا أن الديمقراطية التي سوّقها الغرب الكافر إلى بلاد المسلمين فإنها هي لا علاقة لها بالإسلام وتسبب انتشار الشرك والكهانة في بلاد المسلمين خاصة في إندونيسيا. ما رأيك يا شيخنا الكريم وكيف تخلص من هذه المشاكل الباطلة؟
جزاك الله خيرًا بارك الله فيك.

Terjemah:
Saya Irfan Ramadhan, penulis buku yang bertalian dengan sihir dan perdukunan dari sudut pandang Islam.

Wahai Syaikh yang mulia, saya senang bias berjumpa Anda pada hari ini, meski saya tak menghadiri halaqah kajian-kajian sebelumnya.

Kami ingin mengambil faidah ilmu dari Anda wahai Syaikh, sebagaimana telah kita ketahui, pada akhir abad ke-19, khususnya di masa kita saat ini, umat islam telah diserbu berbagai pemahaman sesat, keyakinan batil; yang menyusup ke dalam Din kita yang lurus (Islam), serta menyelisihi dan menyerang akidah islam dari segala arah dan sisi. (Mengenai masalah ini) Saya telah berdiskusi dengan para Syaikh yang lain, dan kami menyadari bahwa Demokrasi yang dijajakan kaum Kafir Barat ke negeri-negeri kaum muslimin, sesungguhnya ia tak berhubungan sama sekali dengan ajaran islam, dan menyebabkan tersebarnya kesyirikan dan perdukunan di negeri-negeri kaum muslimin, khususnya Indonesia. Bagaimana pendapat Anda wahai Syaikh? Dan bagaimana solusi atas permasalahan-permasalahan batil tersebut?

Jazaakallaah, semoga Allah memberkahi Anda.
Jawaban Syaikh Dr. Qudus Hamid (Dengan Bahasa Arab):
Ana terjemahkan poin2 simpulan inti sebagai berikut:

Merasa senang karena ada di antara mustami’ yang berbicara fasih dengan bahasa arab,

Sebelum mengisi kajian, beliau sudah mempersiapkan file yang berkaitan dengan demokrasi, muncul perasaan bahwa akan ada yang bertanya tentang Demokrasi padanya (ini termasuk ‘firasat al-mu’min’),

1)  Sistem Politik Islam (al-siyaasah al-syar’iyyah) berbeda dengan Sistem Politik Demokrasi,

Demokrasi adalah sistem politik dusta, dan menyebut Obama sebagai pendusta (dengan berbagai kebijakannya yang bermuka dua terhadap kaum muslimin di berbagai belahan dunia), beliau mencontohkan dustanya Obama terkait dukungannya terhadap Israel sama saja apakah Israel benar atau salah (Syaikh lalu menunjukkan file video pidato Obama), (beliau bertanya terlebih dahulu kepada para mustami’ tentang siapa pemimpin negara pendusta sebelum menampilkan video),

Beliau membantah dan meluruskan opini yang disampaikan salah seorang peserta akhwat dalam pengajian ini yang menyatakan kesesuaian demokrasi dengan Islam (beropini setelah saya).

Demokrasi itu seperti khamr yang mengandung sedikit manfaat namun bahayanya jauh lebih besar (kebaikannya adalah kamuflase, yang hakikatnya racun berbahaya-pen.),

2 ) Islam mengajarkan kedaulatan adalah untuk Allah (lillaahi) bukan di tangan manusia (lisy sya’b), dan Demokrasi memandang bahwa kedaulatan di tangan rakyat atau yang mewakilinya (manusia). Maka Demokrasi menafikan (memarjinalkan) hukum-hukum syari’at Islam. Demokrasi berasal dari dua kata (yunani): demos (rakyat) dan kratos (kedaulatan),
Islam di dalamnya berkaitan juga dengan pemerintahan, politik (al-siyaasah), karena Islam tidak membenarkan pemisahan agama dan politik (sekularisme),

Bahkan ada ulama yang menyatakan bahwa Demokrasi merupakan salah satu paham Dajjal (namun beliau tidak menyebutkan secara spesifik nama ulama tersebut),

Syura’ dalam Islam berbeda dengan prinsip musyawarah dalam Demokrasi. Karena syura’ dalam Islam terbatas (muhaddad), sedangkan dalam Demokrasi seluruh perkara bisa dimusyawarahkan (bahkan di vooting).
Penulis : Irfan Abu Naveed

Posting Komentar untuk "Sistem Politik Islam Berbeda Dengan Demokrasi, Islam Mengajarkan Kedaulatan Di tangan Allah"