Merespon Hasil Survei, Pemilu 2014: Indonesia Gagal Berubah
Sejumlah lembaga survei sudah merilis pernyataan terkait hasil hitung
cepat pemilu 2014. Mayoritas lembaga survei memenangkan PDIP, berada
diurutan kedua adalah Golkar dan berikutnya adalah Gerindra.
Persaingan ketat dan kepentingan politik bakal terjadi pada suara
partai menengah. Mayoritas partai berbasis massa Islam dan berideologi
Islam menguasai kelompok ini. Ada Demokrat, PKB, PAN, Nasdem, PKS,
Hanura. Sementara PBB dan PKPI diperkirakan tidak mencapai batas ambang
parlemen.
Hasil ini membuktikan isu Korupsi yang mengakar pada PDIP dan Golkar,
ternyata belum mampu dikalahkan banyak kelompok lainnya. Bahkan
dagangan nasionalis dan ide-ide yang sifatnya praktis Kapitalis,
sepertinya masih saja “laku”.
Gerindra memiliki platform partai nasionalis yang berbeda. Mengingat
pembangunan tokoh politik yang berpusat pada Prabowo Subiakto, yang
disinyalir membuat angka Gerindra berada di urutan 3 besar. Hasil ini
tentu akan mengarahkan 3 Calon Presiden yang “pasti” menyemarakkan
Pilpres mendatang. Joko Widodo, Aburizal Bakrie dan Prabowo Subiakto.
Sementara partai Islam dan partai berbasis massa Islam, belum mampu
keluar dari bayang-bayang sebagai partai medioker dan berada di nomor
dua dari partai Nasionalis. Setelah hegemoni 2004 dan 2009 yang
membahana, partai Islam disinyalir, tak lagi seperti apa yang diharapkan
masyarakat.
Masyarakat berkesimpulan, partai Islam dan nasionalis sebelas dua
belas. artinya sifat dan aktivitas mereka tidak jauh berbeda dengan
Partai Nasionalis. Apalagi gagasan Islam sebagai gerak partai tak muncul
dan ditimbulkan. Selain kasus Korupsi yang menggurita menghantam
bertubi-tubi partai islam, khususnya PKS.
Partai-partai Islam gagal memberikan gagasan baru dan berbeda dengan
partai Nasionalis. Maka masyarakat pada akhirnya menilai ketokohan atau
sosok daripada visi dan misi partai.
Tentu, untuk hal ini Partai Nasionalis memilikinya. Sementara
partai-partai Islam, tak bisa mengangkat nama tokoh dalam partai yang
dinilai berpengaruh bagi suara mereka. Partai islam disinyalir gagal
memberikan kepuasan dalam penyampaian visi dan misi mereka.
Partai Islam Akhirnya Mengekor
PKS, PBB, PPP yang masih berasas Islam, serta PKB dan PAN yang
berbasis massa Islam mau tidak mau mengekor pada Partai Nasionalis.
Kecuali diantara mereka semua bersepakat membentuk Poros Islam, dan
mengangkat tokoh yang dinilai memiliki pengaruh besar di Masyarakat.
Tapi rasanya itu sesuatu yang mengada-ada. Karena pada dasarnya platform
dan visi tiap partai memiliki cara pandang yang berbeda.
Atau mungkin bisa jadi ada kenekatan untuk terus maju berkoalisi
membentuk poros islam, tetapi tampaknya ini hanya emosi semata. Sekali
lagi, kegagalan Pemilu 2014 ini membuktikan bahwa keterbukaan partai
yang mengubah bendera Islam mereka ternyata hanya mampu mempertahankan
suara bukan meningkatkan kuantitas dan kualitas partai dalam pemilu
legislatif.
Dengan kondisi ini, tentu hasil 5 tahun ke depan tidak ada nafas
perubahan yang berarti. Apalagi tatkala partai-partai Islam terpaksa
mengekor pada golongan Nasionalis.
Ketidak percayaan dalam membawa isu Islam telah membuat persepsi
masyarakat menilai Partai Islam sekedar penggugur kewajiban belaka.
Partai Islam akan kembali berkoalisi, guna membagi jatah kekuasaan,
kepentingan dan beberapa hal yang sesungguhnya hanya sifatnya substansi.
Dan lagi-lagi ini mengkhianati amanah dari suara yang mendukung mereka.
Indonesia (Gagal) Berubah
Jika pemilu hanya sekedar pergantian orang tanpa melakukan pergantian
sistem, maka bisa dipastikan kegagalan mengubah Indonesia menjadi lebih
baik. Itu bisa jadi semakin terlihat kritis, tatkala pemerintahan
selanjutnya harus mengikuti arus kapitalisme yang semakin besar tiada
terbendung ini.
Apalagi mau tidak mau harga BBM bersubsidi akan dinaikkan kembali,
seiring nilai tukar terhadap dollar yang naik, sertai harga minyak
mentah dunia yang mahal.
Sementara gagasan perubahan hanya bersifat teknis, bukan strategis.
Pemilu 2014 akan hanya jadi milik kaum kapitalis, serta kepentingan
politik yang semu. Jika berani tegas, Partai Islam harus keluar dari
jalan yang terlanjur ditempuh. Berpikir cara besar yang baru, yang bisa
memberikan tawar lara pada masyarakat hari ini yang haus pada
kesejahteraan dan keadilan. Kalau iya, maka jalan itu hanya Islam.
Dengan menerapkan Syariah dan menyerukan kembali Khilafah. Jika tidak
menyuarakan itu, Partai Islam hanya akan jadi pengekor belaka.
Rizqi Awal
Pengamat Politik
Lembaga Analisis Politik Indonesia (LAPI)
[www.bringislam.web.id]
Posting Komentar untuk "Merespon Hasil Survei, Pemilu 2014: Indonesia Gagal Berubah"