Dr. Iyadh Qunaibi : “Bagaimana Sikap Kita Setelah Kemenangan Mujahidin Irak?”


BAGAIMANA SIKAP KITA SETELAH KEMENANGAN MUJAHIDIN IRAK
Oleh : Dr. Iyadh Qunaibi
 
Assalamualaikum Warahmatullah Wa Barakatuh, ini adalah pernyataan khusus tentang kemenangan-kemenangan kaum ahlus sunnah baru-baru ini di Iraq, pertama-tama, kami katakan; Selamat kepada umat Islam yang telah berhasil memenangi pertempuran melawan pasukan yang selalu menimpakan kepada ahlus sunnah di Iraq dengan siksaan yang pedih. Selamat kepada umat Islam yang telah berhasil membebaskan ribuan kaum ahlus sunnah dari penjara-penjara rezim setelah sekian lama mereka merasakan pahitnya derita, kemudian di sini kami akan menjelaskan beberapa poin:

PERTAMA
 
Sebagian orang tidak mampu membersihkan kerak yang ada di hati mereka akibat dampak dari kehidupan yang lalai. Diantara kerak-kerak tersebut adalah bersikap menentukan kubu bagi orang-orang yang berselisih, dan bersikap layaknya para suporter sepak bola yang selalu mengatakan, “kamu bela tim apa?”

Setelah pembebasan Mosul, sebagian orang berkomentar dengan disertai sikap yang puas karena dengan kemenangan suatu kelompok, maka ada kelompok lain yang merasa sakit hati, mereka mengibaratkan “timnya Daulah” berhasil mencetak gol ke gawang dari “tim lawannya”, maka “tim lawannya” ini pasti akan merasa jengkel.

Yang tidak diketahui oleh mereka adalah, kita ini diharuskan untuk tunduk kepada apa yang Allah perintahkan kepada kita, yaitu untuk menjadikan sikap wala’ kita ini ditujukan kepada siapa saja yang kita lihat berjalan di jalan yang lurus, siapa pun orangnya. Jika Jamaah Daulah mendekati (jalan yang lurus tersebut) atau siapa saja orangnya selain Daulah, maka kami akan mencintainya dan berwala’ kepadanya sesuai dengan kadar kedekatannya dengan jalan yang lurus. Sedangkan jika ia atau orang lain menjauh dari jalan ini maka sikap wala’ kami akan hilang sesuai dengan kadar menjauhnya ia dari jalan ini. dan kami memandang bahwa bentuk pertolongan kami terhadap jalan yang lurus ini adalah dengan berpegang teguh dengannya. Maka saya memandang bahwa saya harus memberikan pendapat saya secara pemikiran maupun secara syar’i.

Selanjutnya kami sangat senang ketika melihat apapun itu jamaahnya yang mendekat kepada kebenaran, maka tidak ada permusuhan dan penolakan terhadap perdamaian antara kami dengan jamaah sejenis mereka.

KEDUA
 
Yang nampak adalah bahwa kemenangan-kemenangan yang beruntun di Iraq adalah hasil perjuangan dari bermacam-macam golongan mulai dari suku-suku pejuang revolusi, Jamaah Daulah dan yang lainnya, dan didalamnya tidak terdapat pengurangan hak terhadap satupun jamaah disana. Yang terjadi di Iraq adalah perjuangan melawan musuh bersama terus berjalan beriringan dengan masyarakat sunni Iraq, yang seperti inilah yang kami harapkan terjadi di Syam.

Sedangkan tentang pernyataan bahwa Jamaah Daulah mengklaim prestasi tersebut hanya berkat jasa mereka saja, maka ini adalah propaganda media massa saja, karena yang terlihat adalah bahwa Jamaah Daulah mengklaim bahwa mereka adalah pihak yang turut terlibat dalam perang ini. Propaganda media ini bertujuan untuk menafikan kenyataan adanya revolusi rakyat dari kalangan ahlus sunnah yang diikuti oleh seluruh komponen masyarakatnya, jika media massa berhasil membentuk opini yang menafikan revolusi ini, maka mereka akan berusaha untuk menebar irama kebencian antara Jamaah Daulah dengan seluruh komponen rakyat sunni, dan menyerang kesatuan kubu ini dengan dalih menyelamatkan rakyat dari ancaman kekuasaan kalangan organisasi terorisme.
Maka yang wajib dilakukan adalah terlibat ke dalam perang media demi menampakkan apa yang sebaliknya dari yang mereka tuduhkan, yaitu dengan cara menampakkan bahwa revolusi kaum sunni ini dilakukan dengan persatuan dan menyingkirkan perselisihan demi menghadapi musuh bersama. Dan sampai sekarang Jamaah Daulah telah berhasil berjalan beriringan dengan kaum sunni, ia menjadi pelopor revolusi mereka, dan menjadi pasukan terdepan dalam peperangan mereka.

KETIGA
 
Tidak diragukan lagi bahwa di sana terdapat kemenangan-kemenangan yang membahagiakan semua orang, seluruh orang Islam bahagia dengan kemenangan kaum muslimin dan bahagia dengan kekalahan pasukan Al Maliki yang selalu menyiksa kaum muslimin dengan siksaan yang keji serta bahagia dengan dibebaskannya para tawanan dari kaum muslimin dari penjaranya. Oleh karenanya, kemenangan ini sendiri merupakan sesuatu yang tidak dibenci kecuali oleh orang-orang munafik. Akan tetapi untuk menyempurnakan kegembiraan yang mungkin dapat berbalik menjadi kesedihan – karena taqdir itu ditangan Allah – maka ini tergantung dengan apa yang akan terjadi setelah kemenangan-kemenangan ini.

Yang selalu kami harapkan sejak lama adalah persenjataan dan harta yang ada di tangan kaum muslimin dari Jamaah Daulah maupun dari suku-suku revolusioner hanya digunakan untuk terus membebaskan ahlus sunnah dari para penindas dan membersihkan bumi Iraq dari kekuasaan antek-antek Amerika, serta tidak digunakan untuk berperang dengan sesama dan tidak mengulangi kesalahan yang pernah terjadi (di Syam,-red). Maka ketika itulah demi Allah, yang ada pada kami tinggallah kegembiraan dan suka cita. Kami juga akan mendesak mereka untuk melakukan hal yang serupa di Syam.

Kami memohon kepada Allah agar mereka tidak digelincirkan oleh setan dengan menggunakan harta rampasan mereka untuk saling berperang dengan sesama muslim, baik di Iraq maupun di Syam, karena dengan itu, yang akan timbul adalah bencana bagi kaum muslimin, bukannya kenikmatan.

KEEMPAT
 
Jamaah Daulah di wilayah Neinawa merilis dokumen pada hari ini, yaitu tanggal 14 Sya’ban (Jumat, 13 Juni – red.) dengan judul “Dokumen Kota” secara umum isinya sudah baik, namun kami memohon kepada Allah agar dapat memberikan petunjuk kepada Jamaah Daulah dan bersedia mengevaluasi kembali poin ke-10 darinya, di mana disebutkan di dalamnya : “Dan sedangkan majelis-majelis, kelompok-kelompok dan golongan-golongan apapun itu bentuknya, maka kami tidak menerima sama sekali jika mereka mengangkat senjata, karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda:
مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمِيعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ يُرِيدُ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ فَاقْتُلُوهُ
“Bila datang kepadamu seseorang yg hendak mematahkan tongkatmu (memecah belah jama'ah) atau memecah belah persatuan kalian, maka bunuhlah dia” [HR. Muslim No.3443]”. Ini seperti yang tertulis di dalam dokumen tersebut. Maka kami tidak memandang jika hadits ini dapat diterapkan pada kondisi di Iraq, karena di sana belum didirikan Negara Islam dan belum ada seorang pemimpin syar’i yang dibai’at, namun ini tidaklah mengurangi prestasi-prestasi yang telah diukir oleh Jamaah Daulah akhir-akhir ini. Hanya saja dengan adanya prestasi-prestasi ini tidak berarti bahwa di Iraq telah ditegakkan Negara Islam dengan disertai adanya seorang pemimpin yang sah dan telah dibai’at, kemudian seluruh kaum muslimin bersepakat untuk tunduk di bawahnya, kemudian negara ini berhak untuk mewajibkan kepada mereka untuk tidak berjihad kecuali di bawah panjinya, jika tidak maka mereka dianggap telah memberontak kepadanya dan harus dikenakan sanksi.

Dan dengan kewajiban harus adanya negara dan seorang pemimpin yang sah, maka hadits ini berbicara tentang siapa saja yang memberontak terhadap jamaah (jamaah muslimin), bukan berbicara tentang siapa yang mengangkat senjata untuk berperang melawan musuh bersama. Oleh karena itu, perkataan mereka : “dan sedangkan majelis-majelis, kelompok-kelompok dan golongan-golongan apapun itu bentuknya, maka kami tidak menerima sama sekali jika mereka memegang senjata”, ini tidaklah benar. Selanjutnya kami hanya memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka petunjuk sehingga mereka bersedia mengevalusi kembali poin ini, karena tidak ada kebaikan ketika mereka melucuti senjata dari orang-orang yang memerangi musuh bersama.

KELIMA
 
Kami berharap seandainya Jamaah Daulah dapat mengambil pelajaran dari Iraq kemudian menerapkannya dalam revolusi Syam dengan langkah yang positif. Karena kami telah melihat bahwa mereka berhasil berkolaborasi dengan komponen-komponen masyarakat yang sejatinya berbeda manhaj dengan mereka namun memiliki tujuan yang sama. Maka seandainya saja kami dapat menyaksikan kolaborasi seperti ini di Syam demi mewujudkan tujuan bersama.

Pada akhirnya, apa yang penting bagi saya adalah bagaimana jihad di Syam dan di Iraq serta di negeri-negeri kaum muslimin lainnya ini dapat terus berjalan dengan tujuannya yang hanya berkisar diantara menolong orang-orang yang lemah, menghentikan kejahatan orang-orang kafir dan munafik, menegakkan agama Allah Ta’ala dan membebaskan diri dari tekanan pemerintahan rezim. Dengan landasan itu maka saya berusaha untuk mengajak setiap jamaah agar mereka menghentikan peperangan terhadap jamaah lain dan bekerjasama untuk fokus meraih tujuan utama. Saya juga akan memberikan apa yang saya pandang dapat memberikan sumbangsih dalam mengarahkan manhaj seluruh jamaah-jamaah tersebut demi menghindari penyimpangan manhaj.

KEENAM
 
Sebagian orang membeberkan bahwa terdapat campur tangan dari negara-negara tetangga dan dukungan mereka terhadap komponen-komponen pasukan pergerakan Iraq. Jika benar, maka ini tidaklah mengurangi esensi dari kemenangan ini dan tidak boleh mengkait-kaitkannya dengan teori konspirasi. Kami tidak menilai seorang muslim dari niat para musuhnya terhadap dirinya, karena musuh-musuh tersebut membuat makar dan merencanakannya kemudian mereka akan mengalami kerugian selanjutnya mereka akan kalah. Kuncinya adalah dengan menghadirkan rasa diawasi oleh Allah dan dengan menjalani perintah-Nya, karena Allah lah yang membuat makar terhadap hamba-hamba-Nya. Akan tetapi yang menjadi kewajiban dan tidak diragukan lagi adalah para ahlus sunnah Iraq harus mewaspadai permainan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap revolusi dan jihad mereka, sehingga musuh-musuh tersebut justru memanfaatkannya bukan untuk kebaikan kaum muslimin.

KETUJUH
 
Prestasi Jamaah Daulah baru-baru ini tidak ada kaitannya dengan kesalahan strategi politik mereka di Syam yang telah kami kritik sebelumnya. Karena dengan adanya prestasi mereka ini tidak serta merta membatalkan pandangan saya terhadap mereka di Syam. Karena saya tidak menghukumi niat mereka, yang saya hukumi adalah perbuatan mereka yang tidak syar’i dan menyelisihi agama Allah, dan saya masih berpendapat seperti itu. Maka saya tidak menganggap benar kesalahan mereka di Syam seiring dengan adanya prestasi mereka, saya juga tidak menafikan prestasi mereka karena kesalahan mereka. Sebagaimana kami juga menganggap salah terhadap perbuatan mereka di Syam berdasarkan apa yang tampak, bukan berdasarkan niat mereka, maka sebaliknya kamipun merasa bangga dengan prestasi mereka di Iraq berdasarkan apa yang tampak bukan berdasarkan niat mereka. kami memohon kepada Allah agar mereka dapat membuat rekam jejak di Syam sebagaimana rekam jejak mereka di Iraq.

KEDELAPAN SEKALIGUS YANG TERAKHIR
 
Sesungguhnya kami melihat dari Jamaah Daulah di Mosul adanya kepahlawanan dari mereka, adanya rasa kasih sayang mereka terhadap kaum muslimin, manajemen mereka yang baik, sikap mereka yang menjaga perasaan serta lemah lembut dalam bertutur kata dengan orang-orang.

Maka inilah yang kami harapkan dari mereka agar melakukannya terus menerus di seluruh wilayah kekuasaan mereka baik di Iraq maupun di Syam, tidak bereaksi terhadap permasalahan yang ada, dan agar hubungan mereka dengan komponen-komponen rakyat ahlus sunnah adalah hubungan kerjasama dalam kebaikan, ketaqwaan dan penegakan agama Allah. Jika mereka melakukannya, maka mereka adalah saudara-saudara kami yang berhak mendapatkan pembelaan dan dukungan dari kami.

Ya Allah tolongah hamba-hambamu para mujahidin dari seluruh kelompok-kelompok jihad di Iraq dan di Syam…

Ya Allah bersihkanlah manhaj mereka, betulkan pandangan mereka, tepatkanlah tembakan mereka, satukanlah mereka di atas apa yang Engkau ridhai dan cintai, tolonglah kami agar kami dapat menolong mereka…

Was Salamu Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh [Muqowwamah.com]
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Dr. Iyadh Qunaibi : “Bagaimana Sikap Kita Setelah Kemenangan Mujahidin Irak?”"