Melawan Kecanduan Smartphone
Tidak dapat pisah dari smartphone Anda? Terus-menerus memeriksa
perangkat telefon genggam tanpa alasan jelas? Kemungkinan Anda seorang
pecandu smartphone - dan Anda bahkan mungkin perlu bantuan profesional.
Psikiater di Singapura mendorong pihak berwenang
urusan kesehatan Singapura untuk secara resmi mengakui bahwa kecanduan
internet dan perangkat digital sebagai suatu gangguan, sebagaimana yang
terjadi di negara-negara lain di seluruh dunia.
Singapura dan Hong Kong merupakan kawasan Asia-Pasifik yang tingkat
penetrasi smartphone-nya tertinggi di dunia, demikian menurut laporan
perusahaan monitoring media Nielsen tahun 2013.
87 persen dari 5,4 juta penduduk Singapura mempunyai ponsel yang
dilengkapi internet dengan kamera. Di Amerika Serikat, ada kekhawatiran
yang sama tentang dampak smartphone di masyarakat.
Di Singapura, orang menghabiskan waktu rata-rata 38 menit setiap
kali mampir di Facebook, hampir dua kali lebih lama dibandingkan orang
Amerika Serikat, demikian menurut sebuah studi oleh Experian, perusahaan
jasa informasi global.
Pasien kecanduan
Adrian Wang, seorang psikiater di Rumah Sakit Gleneagles Medical
Centre, mengatakan, kecanduan digital harus diklasifikasikan sebagai
gangguan kejiwaan.
Dia mengatakan telah mengobati seorang siswa laki-laki 18 tahun
dengan gejala ekstrim: "Ketika saya melihatnya, ia memiliki rambut
panjang tak dicukur-cukur, kurus, dia tidak mandi selama berhari-hari,
ia tampak seperti seorang pria tunawisma," kata Wang pada AFP.
Setelah ayahnya mencabut akses internet di rumah, dengan putus asa
anak itu mencoba untuk mendapatkan koneksi nirkabel dari tetangga.
Dia akhirnya dirawat di rumah sakit, memakai obat anti-tekanan dan
mengikuti banyak konseling, kata Wang. "Kita hanya perlu untuk
mematahkan siklus. Ia menjadi lebih baik, ia keluar dari rumah sakit dan
saya melihat dia beberapa kali lagi dan dia baik-baik saja."
Keinginan dan kecemasan
Di Singapura, ada dua pusat konseling – National Addictions
Management Services and Touch Community Services - dengan program untuk
mengatasi kecanduan digital.
Trisha Lin, asisten profesor komunikasi di Nanyang Technological
University, mengatakan kaum muda menghadapi risiko yang lebih tinggi
karena mereka mengadopsi teknologi baru sebelumnya - tetapi tidak dapat
menentukan batas-batas.
Lin mendefinisikan, kecanduan digital bisa dikenali lewat sejumlah
gejala: ketidakmampuan untuk mengontrol keinginan, kecemasan ketika
dipisahkan dari smartphone, hilangnya produktivitas dalam studi atau di
tempat kerja, dan kebutuhan untuk terus-menerus memeriksa telefon.
Lin memperingatkan bahwa orang tua harus menghindari memberikan
anak-anak mereka smartphone atau komputer tablet untuk menjaga agar
mereka tenang.
Akhir tahun lalu, sekelompok mahasiswa dari Nanyang Technological
University Singapura meluncurkan kampanye untuk mendorong masyarakat
agar menempatkan smartphone mereka dalam posisi menghadap ke bawah
ketika bersama dengan orang yang dicintai.
DW.DE
[www.bringislam.web.id]
Posting Komentar untuk "Melawan Kecanduan Smartphone"