Jurnal: Peran Surat Kabar Bandera Islam dalam Perjuangan Khilafah 1924-1927

Jurnal: Peran Surat Kabar Bandera Islam dalam Perjuangan Khilafah 1924-1927

Wacana perjuangan khilafah dewasa ini menarik untuk disimak karena mendapatkan beragam respon dari masyarakat Indonesia. Menurut masyarakat yang mendukung, perjuangan ini baik karena bertujuan mendirikan sebuah pemerintahan Islam (khilafah) yang menyatukan umat Islam di seluruh belahan dunia dalam satu peraturan hidup yang Islami. Bagi kalangan yang lain, perjuangan ini dianggap sebagai ancaman bagi kedaulatan NKRI (Abdurrahman Wahid, 2009: 35). Terlepas dari pandangan pro dan kontra masyarakat, perjuangan khilafah pada dasarnya bukanlah hal yang baru untuk masyarakat Indonesia. Perjuangan ini pernah ada di Indonesia pada tahun 1920-an, jauh sebelum konsep NKRI lahir. Oleh sebab itu, di tengah banyak masyarakat yang sedang banyak membicarakannya maka menjadi hal yang menarik jika menelusuri kembali jejak-jejak perjuangan khilafah pada masa lalu. Sekaligus hal itu menjadi cara untuk menambah wawasan mengenai dinamika perjuangan ini di Indonesia.
 
            Umat Islam di Indonesia telah tertarik pada perjuangan khilafah sejak Perang Dunia I berakhir. Pada saat itu Turki Usmani yang oleh mereka dipandang sebagai perwujudan Khilafah Islamiyah sedang mengalami kegoncangan. Negara yang pada masa sebelumnya pernah ditakuti dunia Barat ini menjadi pihak yang kalah dalam Perang Dunia I dengan keadaan yang lemah, miskin, dan ekonomi yang nyaris bangkrut ditambah banyaknya wilayah kekuasaannya yang lepas. Dalam situasi pemerintahan yang lemah dan kacau ini, muncul Mustafa Kemala Pasha dari golongan nasionalis dalam panggung politik Turki yang mengubah struktur pemerintahan dari sisitem khilafah menjadi republik (Erik J. Zurcher, 2003: 215-216). Meskipun begitu jabatan khalifah tetap dipertahankan dengan tanpa kekuasaan duniawi. Namun pada perkembangannya, khalifah saat itu, Abdul Majid, memilki  pengaruh yang kuat sehingga muncul dua kekuasaan dalam satu negara. Oleh sebab itu, pada 3 Maret 1924, melalui Majlis Nasional Turki, Mustafa secara menyeluruh menghapuskan Kekhilafahan Turki Usmani (Ahmad Syukri, 2007: 73-74).
 
            Perkembangan ini menimbulkan kebingungan pada dunia Islam yang mulai berfikir tentang pembentukan sebuah khilafah yang baru. Saat itu umat Islam di Indonesia tidak hanya berminat pada masalah ini bahkan merasa berkewajiban memperbincangkan dan mencari penyelesaiannya (Deliar Noer, 1996: 242). Kenyataan ini tidak terlepas dari pengaruh Pan-Islamisme di Indonesia. Menurut Aqib Suminto, ada hubungan yang erat antara Pan-Islamisme dan jabatan khalifah. Pan-Islamisme adalah paham yang memiliki tujuan untuk menyatukan seluruh umat Islam di bawah satu kekuasaan politik dan agama yang dikepalai oleh seorang khalifah. Oleh sebab itu maka saat jabatan khalifah ini dihapuskan, ada banyak umat Islam yang merespon dan memperjuangkannya agar tegak kembali (Aqib Suminto, 1996: 80-83).
 
            Sarekat Islam adalah salah satu kelompok umat Islam Indonesia yang terlibat dalam perjuangan khilafah. Mereka memiliki peran yang paling dominan dibandingkan dengan yang lain. Organisasi yang menjadi inspirator Kongres Al-Islam (sebuah kongres yang mempertemukan wakil-wakil kelompok Islam di Indonesia) ini tampil sebagai pelopor perjuangan khilafah di Indonesia (Martin van Bruinessen, 1995). Sikap mereka tersebut sejalan dengan menguatnya loyalitas mereka terhadap Pan-Islamisme. Saat itu mereka mengklaim diri sebagai pejuang Pan-Islamisme di Indonesia (Bandera Islam, 1924).
 
            Antusiasme mereka untuk perjuangan khilafah dideklarasikan dalam Kongres Nasional Sarekat Islam ke-11 pada Agustus 1924. Kongres ini juga menyepakati akan menerbitkan sebuah surat kabar baru yang diberi nama Bandera Islam. Saat itu usaha penerbitan surat kabar merupakan cara yang biasa dilakukan oleh organisasi-organisasi pergerakan untuk menyuarakan azas, tujuan, dan program aksi mereka. Surat kabar berbahasa melayu ini diterbitkan oleh Sarekat Islam untuk menyebarkan ilmu-ilmu keislaman dan pandangan-pandangan politik mereka. Bandera Islam terbit selama tiga tahun sejak 1924 hingga 1927. Periode terbitnya ini berbarengan dengan periode Sarekat Islam memperjuangkan khilafah. Oleh karena itu ditemukan ada banyak tulisan mengenai perjuangan khilafah dalam terbitan Bandera Islam.
Link download 

Posting Komentar untuk "Jurnal: Peran Surat Kabar Bandera Islam dalam Perjuangan Khilafah 1924-1927"