Bendera Tauhid Milik Islam Bukan Milik ISIS, Jangan Dilecehkan
Aliansi Masyarakat Amar Ma’ruf Nahi Munkar (ALMANAR) menentang kriminalisasi bendera bertuliskan kalimat tauhid dan stempel Nabi SAW yang sering digunakan oleh kelompok ISIS. Menurut Almanar, bendera tauhid itu adalah bendera umat Islam, bukan milik kelompok tertentu.
“Bendera Tauhid adalah bendera Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, bendera Islam dan umat Islam dimana saja, bukan hanya bendera ISIS. Karena arti dan makna dari benderta tersebut sangatlah mulia dan inti dari dakwah para Nabi dan Rasul,” Kata Almanar dalam rilisnya kepada kiblat.net yang ditanda tangani Andi Mulya Gapaz, Jakarta, Jumat (8/8).
Lebih dari itu, almanar menghimbau kepada umat Islam di Indonesia untuk tidak terjebak ikut-ikutan melecehkan bendera tauhid tersebut. “Karena sama saja hukumnya melecehkan Dienul Islam,” tegas pernyataan itu.
Almanar juga mendesak media massa untuk menghentikan pemberitaan bendera tauhid yang diiringi dengan stigmatisasi terorisme.
“Kepada para awak media untuk berhenti memberitakan bahwa bendera tersebut adalah benderanya para teroris. Jikalau tidak simpati dengan ISIS dan aktifitas para pendukung ISIS di Indonesia, jangan kemudian melampiaskannya dengan melecehkan bendera Tauhid,” terang Almanar.
Almanar juga mendesak kepada para tokoh Islam dan ulama agar menerangkan makna bendera tauhid yang sebenarnya kepada umat dan masyarakat, agar mereka tidak terjebak ikut mempropagandakan buruk simbol-simbol Islam.
“Para Ulama Rabbani, Habaib, cendekiawan, terangkanlah kepada umat Islam Indonesia bahwa itu bukan bendera ISIS, akan tetapi bendera Rasulullah, bendera umat Islam. Jangan dilecehkan, jangan dihinakan dan jangan dikriminalkan dengan sebutan bendera teroris,” tuturnya.
Selain itu, Almanar memperingatkan semua pihak yang membenci simbol-simbol dan ajaran Islam dengan menunggangi isu ISIS, agar bertakwa kepada Allah dan meninggalkan perbuatan tersebut.
“Kepada pihak-pihak yang ingin menyudutkan dan memojokkan Islam dan Syariatnya (Khilafah, bendera tauhid, baiat, hijrah, jihad, dll) dengan menumpang isu ISIS agar mereka mengingat Allah maka takutlah kepada Allah SWT, karena Islam dan Syariat Islam itu milikNya, Allah Rabbal Alamin,” cetusnya.
Almanar berpendapat kaum Muslimin memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk menegakkan ibadah nahi munkar, terlebih lagi kepada Almanar. Sementara itu, pelecehan dan kriminalisasi serta stigmatisasi hina terhadap pilar-pilar dan simbol kehormatan Islam (seperti bendera dan panji-panji Rasulullah SAW yang bertuliskan kalimat Tauhid, Mushaf Al Qur’an, istilah-istilah Syar’i seperti khilafah, jihad fi sabilillah, hijrah, baiat dsb) dengan menumpang pada kasus-kasus kontroversial tertentu adalah merupakan Kemunkaran besar yang menyesatkan umat.
“Maka kami menyeru dan mengajak kaum muslimin untuk lebih cermat waspada dan siaga untuk bangkit membela kehormatan Islam jauh melebihi pembelaannya terhadap apapun. Buktikan makna Takbir, Tahmid, Tahlil kalian, shalawat cinta Rasul kalian,” pungkasnya.
Seperti diketahui, ditengah maraknya pemberitaan dan ekspose besar-besar isu ISIS oleh media massa, bendera Tauhid (Laa Ilaaha Illallah) ikut dikait-kaitkan dengan citra ekstrimisme yang melekat pada ISIS. Tak ayal, bendera tauhid menjadi objek pelecehan oleh sebagian pihak. [kiblat]
[www.bringislam.web.id]
“Bendera Tauhid adalah bendera Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, bendera Islam dan umat Islam dimana saja, bukan hanya bendera ISIS. Karena arti dan makna dari benderta tersebut sangatlah mulia dan inti dari dakwah para Nabi dan Rasul,” Kata Almanar dalam rilisnya kepada kiblat.net yang ditanda tangani Andi Mulya Gapaz, Jakarta, Jumat (8/8).
Lebih dari itu, almanar menghimbau kepada umat Islam di Indonesia untuk tidak terjebak ikut-ikutan melecehkan bendera tauhid tersebut. “Karena sama saja hukumnya melecehkan Dienul Islam,” tegas pernyataan itu.
Almanar juga mendesak media massa untuk menghentikan pemberitaan bendera tauhid yang diiringi dengan stigmatisasi terorisme.
“Kepada para awak media untuk berhenti memberitakan bahwa bendera tersebut adalah benderanya para teroris. Jikalau tidak simpati dengan ISIS dan aktifitas para pendukung ISIS di Indonesia, jangan kemudian melampiaskannya dengan melecehkan bendera Tauhid,” terang Almanar.
Almanar juga mendesak kepada para tokoh Islam dan ulama agar menerangkan makna bendera tauhid yang sebenarnya kepada umat dan masyarakat, agar mereka tidak terjebak ikut mempropagandakan buruk simbol-simbol Islam.
“Para Ulama Rabbani, Habaib, cendekiawan, terangkanlah kepada umat Islam Indonesia bahwa itu bukan bendera ISIS, akan tetapi bendera Rasulullah, bendera umat Islam. Jangan dilecehkan, jangan dihinakan dan jangan dikriminalkan dengan sebutan bendera teroris,” tuturnya.
Selain itu, Almanar memperingatkan semua pihak yang membenci simbol-simbol dan ajaran Islam dengan menunggangi isu ISIS, agar bertakwa kepada Allah dan meninggalkan perbuatan tersebut.
“Kepada pihak-pihak yang ingin menyudutkan dan memojokkan Islam dan Syariatnya (Khilafah, bendera tauhid, baiat, hijrah, jihad, dll) dengan menumpang isu ISIS agar mereka mengingat Allah maka takutlah kepada Allah SWT, karena Islam dan Syariat Islam itu milikNya, Allah Rabbal Alamin,” cetusnya.
Almanar berpendapat kaum Muslimin memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk menegakkan ibadah nahi munkar, terlebih lagi kepada Almanar. Sementara itu, pelecehan dan kriminalisasi serta stigmatisasi hina terhadap pilar-pilar dan simbol kehormatan Islam (seperti bendera dan panji-panji Rasulullah SAW yang bertuliskan kalimat Tauhid, Mushaf Al Qur’an, istilah-istilah Syar’i seperti khilafah, jihad fi sabilillah, hijrah, baiat dsb) dengan menumpang pada kasus-kasus kontroversial tertentu adalah merupakan Kemunkaran besar yang menyesatkan umat.
“Maka kami menyeru dan mengajak kaum muslimin untuk lebih cermat waspada dan siaga untuk bangkit membela kehormatan Islam jauh melebihi pembelaannya terhadap apapun. Buktikan makna Takbir, Tahmid, Tahlil kalian, shalawat cinta Rasul kalian,” pungkasnya.
Seperti diketahui, ditengah maraknya pemberitaan dan ekspose besar-besar isu ISIS oleh media massa, bendera Tauhid (Laa Ilaaha Illallah) ikut dikait-kaitkan dengan citra ekstrimisme yang melekat pada ISIS. Tak ayal, bendera tauhid menjadi objek pelecehan oleh sebagian pihak. [kiblat]
[www.bringislam.web.id]
Posting Komentar untuk "Bendera Tauhid Milik Islam Bukan Milik ISIS, Jangan Dilecehkan"