Jumlah Oksigen Tak Pasti, RS Swasta di Bali Tolak Pasien Corona



GELORA.CO - Sejumlah rumah sakit swasta di Bali mulai melakukan penolakan untuk merawat pasien. Hal itu terjadi lantaran adanya keterbatasan oksigen di tengah lonjakan kasus Corona.

"Ya (mulai ada penolakan pasien) karena memang tidak berani merawat (karena) oksigen tidak pasti datangnya," kata Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bali, Ida Bagus Gede Fajar Manuaba, kepada wartawan, Rabu (21/7/2021).

Meski demikian, Fajar mengaku belum mempunyai data pasti berapa jumlah rumah sakit yang sudah melakukan penolakan. Dia memperkirakan hal ini mulai terjadi secara merata di Bali.

"Jumlahnya (rumah sakit yang menolak) endak tahu, sepertinya merata karena jumlah oksigen tidak pasti dan pasien COVID-19 boros oksigen. Kita sudah hentikan operasi berencana untuk hemat oksigen," terangnya.

Menurut Fajar, pasien Corona yang bergejala berat bisa memakai oksigen 15 liter per menit, sehingga bisa menghabiskan 7-10 tabung per orang dalam sehari. Sementara yang bergejala sedang minimal menghabiskan 4 liter per menit dan tidak diperkenankan dipakai lebih dari 24 jam.

"Memang COVID-19 penyakit boros oksigen, asma saja kalah. Makanya masyarakat harus tertib prokes," kata Fajar.

Sebelum Fajar mengatakan, produksi oksigen saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Terlebih khusus oksigen cair, pihaknya masih mendatangkan dari Pulau Jawa.

Sedangkan oksigen gas sudah menjadi rebutan. Kini, pasien yang berada di rumah sakit swasta di Bali banyak yang dirujuk ke rumah sakit pemerintah karena kekurangan oksigen.

"Sekarang banyak (pasien) yang dirujuk dari (rumah sakit) swasta ke rumah sakit pemerintah, khususnya (RSUP) Sanglah. (Kami) tidak berani merawat pasien tanpa oksigen," jelas Fajar.

Fajar menjelaskan, soal pemenuhan oksigen, rumah sakit swasta dan pemerintah mengambil dari Pos Koordinasi Penyediaan Oksigen Medis untuk Penanganan COVID-19 di Provinsi Bali. Meski begitu, masalah ketersediaan oksigen juga belum terselesaikan.

"Di Satgas (Pos Oksigen) tidak mengikutsertakan Persi atau ARSSI. Jadi rumah sakit sifatnya hanya konsumen saja dan menunggu nasib," kata dia.

"Biasanya kita daftar kebutuhan via online namun tidak ada jaminan bisa terpenuhi. Pengadaan dan kebutuhan amat timpang. Apalagi oksigen cair datangkan dari Banyuwangi. Sedangkan kebutuhan di Jatim amat besar," imbuh Fajar.

Melihat adanya situasi tertentu, Fajar mengusulkan agar terdapat instalasi produksi oksigen di Bali. Terlebih di Pulau Dewata sudah terdapat sebanyak 71 rumah sakit.

"Sudah saatnya kita membangun instalasi produksi oksigen cair di Bali, palagi ada 71 RS di Bali. Sekaligus membuat pengolahan limbah medis, kasus meningkat tapi sampah dikirim ke Jawa Barat," terangnya.(detik)

Posting Komentar untuk "Jumlah Oksigen Tak Pasti, RS Swasta di Bali Tolak Pasien Corona"