Wali Kota Bogor Khawatir Angka Kematian Pasien Covid-19 Jalani Isoman
GELORA.CO - Wali Kota Bogor Bima Arya mengkhawatirkan tingginya angka kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Saat ini, mencapai 99 orang dalam tiga pekan terakhir.
Bima Arya mengatakan, sejak 3 Juli 2021 hingga saat ini, ada 99 orang warga Kota Bogor terpapar Covid-19 yang menjalani isoman di rumahnya dan kemudian meninggal dunia. ”Kami terus bekerja keras melakukan langkah-langkah bersama dan mencari solusi terbaik untuk mengurangi angka kematian bagi warga yang isoman,” kata Bima Arya seperti dilansir dari Antara.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor itu menjelaskan, setelah mencermati lebih dalam data-data kematian warga terpapar Covid-19 yang menjalani isoman dan meninggal dunia, disimpulkan ada tiga faktor penyebabnya. Yakni karena belum divaksin.
”Angka kematian warga isoman belum divaksin ini mencapai 85 persen,” terang Bima Arya.
Selain itu, sebagian besar yang meninggal berusia di atas 50 tahun dan umumnya memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Menurut Bima Arya, berdasar kesimpulan tersebut, Pemerintah Kota Bogor melakukan langkah-langkah antisipatif. Warga terpapar Covid-19 dengan tiga kriteria tersebut, tidak boleh menjalani isoman di rumah tapi harus dirawat di rumah sakit.
”Informasi tersebut sudah disampaikan kepada aparat di wilayah, yakni camat, lurah, dan puskesmas, untuk memastikan agar warga terpapar Covid-19 dirawat di rumah sakit,” papar Bima Arya.
Bima menegaskan, kalau tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit masih penuh, warga terpapar Covid-19 dengan tiga kriteria tersebut, dirawat sementara di Pusat Isolasi Pasien Covid-19, sambil menunggu ada tempat tidur di rumah sakit yang kosong. ”Di Pusat Isolasi Covid-19, masih banyak cadangan tempat tidur,” tutur Bima Arya.
Wali kota menyatakan, Pemerintah Kota Bogor fokus mengurangi angka kematian warga terpapar Covid-19, terutama yang menjalani isoman di rumah.(jawapos)
Posting Komentar untuk "Wali Kota Bogor Khawatir Angka Kematian Pasien Covid-19 Jalani Isoman"