Puisi kematian: TUHAN, AKU CINTA PADAMU

(Judul puisi diambil dari bait terakhir puisi terakhir WS Rendra yang wafat 6 Agustus 2009)

Diunduh dari: Note facebook Axl Ris, Puisi kematian: TUHAN, AKU CINTA PADAMU.

Lewat kematianku,

Aku akan mempertanggungjawabkan fitrah kemanusiaanku:

Bagaimanakah penyembahanku kepada Ya Allah ya Jabbar,

Tuhan Yang Kehendak-Nya Tidak Dapat Diingkari?

Ya Allah ya Baari',

Tuhan Yang Mengadakan Dari Tiada, mengadakan aku dari yang tiada dan aku pun akan diminta-Nya bertanggungjawab atas caraku mengelola hidup dan kehidupanku di dunia ini.

Lewat kematianku,

Aku akan kembali kepada Tuhanku,

Ya Allah ya Baaqii,

Tuhan Yang Maha Kekal seperti kata Tuhanku,

Ya Allah ya Muqsith,

Tuhan Yang Maha Penuntut Keadilan,

Dalam surat al-Qiyaamah ayat 36-40 Al Quran:

"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki laki dan perempuan.

Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?"

"Hanya kepada-Nya-lah kamu semuanya akan kembali, sebagai janji yang benar daripada Allah," begitu kubaca Al Quran surat Yunus ayat 4

"sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil."

Pertanggungjawaban apakah yang diminta Tuhanku,

Ya Allah ya Hasiib,

Tuhan Yang Maha Pembuat Perhitungan?

Bagiku cuma satu.

Aku harus melakukan berbagai aktivitas kerja yang bernilai ibadah kepada-Nya.

Aku harus melakukan kesalehan.

Aku harus beramal saleh, yakni menyembah-Nya.

Menyembah Allah tidak hanya melalui shalat, tetapi dengan cara mengikuti apa yang dimaui-Nya dan meningggalkan apa yang dilarang-Nya dalam setiap aktivitas hidupku.

Dengan kecerdasan akal dan kecerdasan hati yang dianugerahkan Allah kepadaku, aku bukannya menolak apalagi membangkangi perintah-Nya.

Justru dengan kemampuan akal dan hati itu, aku kuak hikmah di balik perintah dan larangan Allah kepadaku sebagai makhluk ciptaan-Nya agar aku paham manfaat perintah Tuhanku Yang Maha Damai Sejahtera.

Ya Allah ya Salaam.

Kreativitas berpikirku adalah kreativitas memahami wahyu-Nya dalam Al Quran memahami firman-Nya yang berserakan di alam semesta kehidupan dan memahami pikiran, ucapan dan perilaku rasul-Nya, Nabi Muhammad saw, yang kuharmonisasikan dengan gerak dan langkahku dalam ruang dan waktu kehidupanku.

Aku kepingin riang mengerjakan perintah Tuhanku karena aku memang membutuhkan-Nya.

Dan bila tak kulakukan kemauan-Nya, maka akan membuatku bersedih akan membuat aku tidak bisa berkata: "Saya sangat bahagia" karena merasa tidak diberkahi keberuntungan-Nya.

Bukankah hidup dan mati kita perlu keberuntungan?

Dan pemberi keberuntungan itu cuma Allah yang satu tanpa sekutu sehingga kita bisa sangat bahagia.

Hanya Dia lah, Allah Yang Maha Esa yang bisa membuat hidupku diberkahi keberuntungan-Nya

Hanya Dia lah, Allah Yang Maha Esa yang bisa membuat kematianku penuh keberuntungan dan keberuntungan-Nya yang paling puncak yang mesti kuraih dalam kematianku adalah surga-Nya.

Maka kuindahkan apa yang diputuskan Tuhanku,

Ya Allah ya Hakam,

Tuhan Yang Maha Hakim

dalam Al Quran surat Adz Dzariyat ayat 56:


"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."
Betapa pentingnya hati dan pikiranku berikrar "La ilaha illallah",
tiada Tuhan selain Allah dalam niat, kata-kata, dan perbuatan dan aku tak mau kafir menduakan Allah karena Rasulullah saw. bersabda sebagaimana kubaca dalam Kitab Shahih Muslim
hadis yang diriwayatkan Ustman :


"Barangsiapa mati dalam keadaan dia yakinbahwa tidak ada Tuhan selain Allah,maka dia masuk surga."



Posting Komentar untuk "Puisi kematian: TUHAN, AKU CINTA PADAMU"