Ambisi Mencari Jabatan


CELAAN TERHADAP AMBISI JABATAN

Imam Muslim meriwayatkan hal ini dal kitab shohih-nya:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنِّي أَرَاكَ ضَعِيفًا وَإِنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ لِنَفْسِي لَا تَأَمَّرَنَّ عَلَى اثْنَيْنِ وَلَا تَوَلَّيَنَّ مَالَ يَتِيمٍ (صحيح مسلم - (ج 9 / ص 348)

Dari Abu Dzarr al-Ghifariy, ia berkata, Rasuulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :" Wahai Aba Dzarr, Sesungguhnya aku melihatmu sebagai seseorang yang lemah, Sungguh aku mencintai-mu sebagaimana aku mencintai diri-ku,.. Sungguh ,.. sekali kali janganlah kamu (meminta menjadi) pejabat meski terhadap dua orang, dan janganlah sekali kali kamu mengelola harta anak yatim.

" عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي ثُمَّ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا (صحيح مسلم - (ج 9 / ص 347)

Dari Abu Dzarr al-Ghifariy, ia berkata, lantas aku tanyakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Mengapa beliau tidak memberi jabatan kepada saya, ? " Maka,.. Beliau Saw menepuk pundak saya, kemudian Beliau bersabda :" Wahai Aba Dzarr, sesungguhnya engkau ini lemah,.. padahal jabatan itu amanah,.. di mana (amanah itu) kelak pada hari qiyamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan,.. kecuwali bagi (pejabat) yang mendapatkan hak (amanah tersebut) dan dapat menunaikan amanah tersebut sebaik baiknya." (Shohih Muslim : 3404 al-Maktabah asy-Syaamilah)
Setiap orang memang memiliki hubbus siyadah (cinta kepada jabatan/ kekuasaan/ kepemimpinan) yang muncul dari ghorizatul baqo',.. bahkan sering kali kami, saya, anda , antum semua, mendengar beberapa alasan dari orang orang,.. mengapa mereka ambisi menjadi pejabat ???, di antaranyanya ada yang berkata :

1. Agar terhormat di banding manusia biasa lainya.
2. Agar mendapatkan tahta sehingga dapat dengan mudah memerintah orang lain.
3. Dengan menjabat,.. tentu dirinya tidak sampai diperintah orang orang yuniornya, (adik adik kelasnya)
4. Bahkan ada juga alasan ingin mendapatkan gaji,.. alias numpang hidup sejahtera,.. malah terkadang sifat orang orang model seperti ini, jika ujroh (upahnya) kurang, ia sering minta tambah atau nawar yang lebih banyak.
5. Malah ada yang beranggapan bahwa alasan alasan seperti di atas itu boleh dan bisa dibenarkan,.. sembari ia mengatakan,..:

Jika seorang " PEMUDA" TIDAK MENITI KARIR KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI,.. misal dari "karyawan" biasa lantas tahun berikutnya ia tidak ber-AMBISI ingin menjadi "MANAGER",.. lantas tahun berikutnya ia tidak ber-AMBISI ingin menjadi "Asisten direktur",.. maka orang tersebut di-RAGU-kan ke "PEMUDA" annya.
(Wallohi, ungkapan seperti ini ada, dan saya dengar dengan baik, saksi saksi masih hidup) ,.
Ctt; telah dirubah redaksi aslinya, namun tidak mengurangi makna).

Padahal Nabi Saw juga bersabda, yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhariy,

.. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ .

Dari Abu Hurairoh ra, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :" Sesungguhnya kalian ber-AMBISI memegang suatu jabatan,.. namun jabatan itu kelak di hari kiyanat akan menjadikanya penyesalan." (shahih al-Bukhariy, : 6615).

Rasuulullah Saw juga pernah menashehati salah seorang sahabat bernama 'AbdurRahman bin Samurah ra,.. nashehat Rasuulullah Saw kepadanya itu tentu saja berlaku nashehat buat kita juga, Sabda-nya :

يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا (صحيح البخاري - (ج 20 / ص 302)

Wahai 'Abdarrahman bin Samurah,.. Janganlah kamu meminta jabatan,.. Apabila kamu diberi jabatan (bukan karena meminta) maka kamu akan mendapat pertolongan Alloh Ta'aala dalam melaksanakan tugas tugas (amanah).. (HR, al-Bukhariy dan Muslim).

Wallohu A'lam bish showab.
Oleh: Joko Tingkir

Posting Komentar untuk "Ambisi Mencari Jabatan"