Belajar "Ayat Kauniyah";


Alhamdulillah alladzi an'amna binikmatil iman wal islam..
Pagi ini Allah memberikan nikmat "pelajaran" yang tiada tara. Saya naik kereta api Comuter arah stasiun gambir-kota karena ada agenda kajian di daerah gatot Subroto.. Tidak sengaja duduk bersebrangan dengan beberapa sosok laki-laki (dua orang) yang menggendong putra masing-masing (usia sekitar 2 tahunan). Awalnya saya tidak menyadari sama sekali karena penumpang cukup padat dan banyak yang berdiri, berawal dari gunjingan rombongan ibu-ibu yang sentimen pingin melihat seorang anak kecil yang di pangku ayahnya. Kenapa dengan anak tersebut? akhirnya menggerakkan naluri saya juga untuk ingin tau... Saya berusaha mengintip dari celah-celah penumpang yang masih bisa saya manfaatkan tembus ke posisi anak dan ayahnya tersebut.
Subhanallah subhanallah subhanallah wallahu akbar...saya lihat anak tersebut meringkuk dipangkuan ayahnya, sesekali terdengar desahan dari si anak dan hati ini rasanya bergetar ketika melihat bagian wajahnya..(maaf) dalam keadaan tidak berbentuk "hancur" seperti kalau muka kena hantaman godam dan meremukkan wajah. Tapi keadaan itu saya lihat adalah bawaan alias sejak embrional dan lahir dalam keadaan cacat. Dalam batin saya...Ya Rabb..alangkah kasian anak itu, keluarga itu, dan betapa banyak orang yang tidak senasib seperti dia...pemandangan pagi ini membawa saya menekuk wajah menyelam dalam perenungan atas guratan-guratan kuasa Allah SWT kepada hambaNya. Aku dapatkan pelajaran; Pertama, betapa sukurnya kita dan wajiblah kita bersukur atas tiap-tiap nikmat sehat jasmani dan kesempurnaan jasmani yang Allah berikan kepada kita dan keluarga kita. Bagaimana jika kita pada posisi mereka? sanggupkah kita? Bagaimana jika keadaan itu menimpa anak-anak kita? lahir dengan keadaan cacat dan wajah hancur mengerikan?...subhanallah astagfirullah..Ya Rabb betapa tidak sukurnya kami hari ini dan lupa atas nikmat-nikmatMu.
Kedua; lahir dalam keadaan itu adalah sudah menjadi takdir bagi si kecil, dan ujian bagi ortunya (keluarganya)...dalam gunjingan orang-orang disebelah saya tentang sebab cacat memang banyak teori, bisa jadi karena faktor obat sejak kehamilan dll. Tapi jika dalam masa kandungan ada tindakan ilegal yang berakibat cacatnya janin maka Allah swt sebaik-baik hisab & saya tidak hendak menghukumi ortunya melakukan itu...saya melihat sendiri raut muka ayah si kecil dengan penuh kasih sayang dan kesabaran dia gendong untuk kerumah sakit.. dan ini bukti dia ayah yang baik.. siapa sih mau anaknya lahir dalam keadaan cacat? Takdir ini tentu akan membawa kebaikan bagi yang menerimanya jika dia husnudzan kepada Allah swt serta sabar dengan keadaan itu, siapa tau dia adalah orang mulia dengan ujian seperti itu, keluarga si anak kecil tersebut makin dekat kepada Allah swt dan si anak tersebut hakikatnya di akhirat jika menjadi penghuni surga akan mendapatkan wajah yang sempurna tidak seperti mukanya di dunia. Bahkan sebaliknya, kita yang dikaruniai wajah dan fisik yang sempurna tapi lupa akan nikmat tersebut dan menjadikan kita lalai kepada Allah swt...,
Ketiga; saya lihat ayah si kecil sambil pangku anaknya dia membawa kantong plastik yang berisi surat-surat keterangan, dari informasi seorang ibu yang tanya ke ayah tersebut dan kemudian duduk di sebelah saya... anak tersebut mau di bawa ke rumah sakit, yang saya tahu di negeri ini layanan kesehatan yang cuma2 cuma untuk urusan sakit pileks, demam, flu.. kesehatan sudah di kelola sedemikian rupa menjadi industri yang bisa membuat kaya para kapitalis.. kesehatan di kapitalisasi oleh negara dan rasanya nelangsa bagi orang yang papa jika hendak mendapatkan layanan kesehatan. Banyak orang di negeri ini mendapatkan ujian dari Allah swt dalam hal kesehatan, namun lebih nelangsa lagi ketika ujian itu tiba... penguasa yang menjadi tempat dia berlindung ternyata "SRIGALA'... Ya Rabb sayangilah dia (si kecil itu) dan jadikan dia kelak menjadi pemuda-pemuda penghuni surgaMu dengan wajah yang tampan dan menawan...aamiin, mari kita jaga kewajiban sukur atas segala nikmat lahir dan batin ini...

Oleh : Harits Abu Ulya

Posting Komentar untuk "Belajar "Ayat Kauniyah";"