Kegelisahan Remaja. Ibu, kami Ingin dimengerti.

Permasalahan yang dicermati terfokus pada golongan manusia yang keberadaannya dalam masyarakat sangat produktif, yakni REMAJA. Artinya, REMAJA sesungguhnya merupakan kelompok manusia yang memiliki potensi besar untuk kemajuan Negara. Tidak terlalu berlebihan kalau masa depan umat Islam ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.

Akar permasalahannya adalah adanya IDE KEBEBASAN dan yang paling kental adalah KEBEBASAN BERTINGKAH LAKU, dengan tingkah laku HEDONIS dan PERMISIF, dengan standart manfaat. Hal tersebut jelas terekam pada sebagian prilaku Remaja yang kental dengan Obat-obatan, Pergaulan Bebas Muda Mudi. “Hasil” gempuran ide Barat tersebut telah “membumi” pada Kepribadian Generasi Muslim . saat ini idetintas Islam perlahan ditanggalkan. Pergaulan campurbaur tanpa mengenal batasan dikalangan remaja dengan gaya hidup ala “putus nyambung, gue elo end” menjadi sesuatu yang biasa, seloroh yang mereka lontarkan : Tetep Shalat, tp maksiat juga jalan.

Fakta dari pergaulan bebas, 54% remaja Kota Kembang alias Bandung pernah berhubungan seks. Bahkan, persentasenya paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lain, seperti Jakarta (51%), Medan (52%) dan Surabaya (47%) (Kompas, 2006). Belum lagi survey dari Komnas Perlindungan Anak tahun 2008 yang sangat memprihatinkan, menunjukkan data 97 persen remaja SMP mengaku pernah menonton film porno. 93,7 persen diantaranya mengaku pernah berciuman serta bercumbu berat. Dan 62,7 persen remaja SMP ini mengaku sudah tidak perawan lagi. Sebagian mengaku mereka taat beribadah (shalat, puasa dan shadaqah). Simak fakta sangat mengerikan berikut ini. Di Tasikmalaya, bulan Oktober 2007, seorang gadis belia dibawah umur digauli secara ‘sadar’ oleh 27 orang pemuda. Tanggal 8 Desember 2008, polisi segera menyerahkan para tersangkanya (Pikiran Rakyat, 2009).

Sedangkan dari pengguna obat-obatan hingga tahun 1998 saja diperkirakan pengguna narkotika di Indonesia 1-2% populasi penduduk. Di Jakarta jumlah penderita narkoba telah mencapai 1,3 juta orang (Republika, 1999).

Permasalahan remaja ini sesungguhnya hanya salah satu dari sekian permasalahan dari kehidupan. Solusinya harus menyeluruh dengan membumikan nilai-nilai dalam Islam. Bukan dengan menyesuaikan Islam dengan keadaan masyarakat. Solusi yang tidak tepat (tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Islam) hanya akan menimbulkan masalah baru. Seperti dengan melokalisasi pelacuran, merupakan contoh penyelesaian tidak sesuai dengan pandangan Islam, hal ini justru memperparah penyakit masyarakat yang kian akut.

Memahami kembali Peran Ibu dan Remaja

Islam sebagai pedoman penyelesaian segala permasalahan kehidupan. Terciptanya kondisi sehat melalui fisik dan jiwa sangat terkait dengan faktor lain yaitu pandangan hidupnya. Jauh sebelum kita membicarakan apa dampak pergaulan bebas dan obat-obatan dikalangan remaja dan bagaimana solusinya, Islam mengajarkan konsep hidup yang benar yaitu keyakinan kuat menempatkan Allah SWT. sebagai Pencipta dan pengatur hidup manusia. Dia melengkapi hidup kita dengan seperangkat aturan yang terbaik yaitu Islam. Inilah konsep hidup yang benar dan harus ditanamkan pada diri ibu dan pada anak/remaja. Rasulullah Saw. Bersabda : “Anak adalah ‘buah hati’, karena itu termasuk dari bau surga.”.

Tidak pernah ada kata terlambat jika sebagai orang tua terutama ibu segera memperbaiki diri dengan belajar untuk memiliki kemampuan cara mendidik anak/remaja sesuai dengan aturan dalam Islam. Jangan menunda dalam memperbaiki pola didik terhadap mereka. Hilangkan pikiran buruk dan negatif. Apalagi enggan untuk dikoreksi dan mencari pembenaran dalam setiap kesalahan yang dilakukan anak/remaja berulang-ulang. Dengan menguatkan niat agar mampu melakukan tindakan nyata untuk segera merubah cara didik tadi, yaitu memuhasabahi diri.

Bukalah komunikasi dengan anak/remaja. Apalagi disaat mereka membutuhkan uluran tangan dan perhatian dari sang ibu. Membuat mereka merasa dihargai dan diperhatikan akan memudahkan komunikasi itu berjalan lancar dan tidak kaku. Mendengarkan apa yang ingin mereka utarakan. Diskusikan keinginan anak/remaja dan keinginan ibu. Arahkan pola pikir dan pola sikap dengan pandai memposisikan diri sebagai ibu mau pun sahabat berbagi suka dan duka hingga hubungan antara ibu dan anak/remaja terjalin atas dasar kasih sayang dan perhatian yang dilandasi kepercayaan dan tanggungjawab. Dengan menanamkan kecintaan pada Allah SWT. dan Rasulullah Saw. akan membentengi anak/remaja untuk bersikap hati-hati sesuai aturan Islam karena tahu konsekwensi dari perbuatan yang akan mereka lakukan.

Komunikasi awal yang disampaikan dengan lembut insya Allah akan mencairkan hubungan yang sebelumnya kurang harmonis antara ibu dan anak/remaja. Dituntut kesabaran penuh sebagai seorang ibu dalam mendekati anak/remaja secara terus menerus. Mengetahui sejauh mana perkembangan pola pikir mereka dan apa-apa saja yang harus diluruskan.

Bila mereka terlanjur mengetahui pola hidup yang tidak sehat, seperti kasus perzinahan, penggunaan obat-obat terlarang maka perlu bagi seorang ibu memaparkan bahaya dari tindakan aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta ketidakjelasan garis keturunan dengan bimbingan yang tepat. Hubungan seks diluar pernikahan dan menggunakan obat-obat terlarang menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan baru yang menyebabkan gangguan fisik dan mental pada anak/remaja. Lalu menjelaskan kepada mereka bahwa Islam melarang perbuatan zina.

Jadi sudah saatnya ibu dan anak/remaja menyadari pendidikan Islam adalah unsur terpenting dalam pembentukan pola pikir dan pola sikap agar remaja tumbuh berkepribadian kuat, tentu saja pribadi yang bersyaksiyah Islam. Pendidikan seks dalam Islam, merupakan bagian integral dari pendidikan aqidah, akhlak dan ibadah. Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur tadi malah menyebabkan ketidakjelasan arah dari pendidikan seks itu sendiri, bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. Pendidikan aqidah, akhlak dan ibadah juga akan membuat anak/remaja berpikir berulang kali untuk berani mencoba obat-obatan terlarang . Semoga dengan ini ibu dan anak/remaja segera membekali diri dengan pemahaman dan pendidikan Islam secara menyeluruh. Semoga apa yang diharapkan akan sesuai dengan tujuan mendidik anak/remaja agar tetap berada dijalan yang diridhoi-Nya.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan) menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan Rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun diantara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki…” (TQS. an-Nur (24):21)

Wallahua'lam

dari berbagai sumber

Posting Komentar untuk "Kegelisahan Remaja. Ibu, kami Ingin dimengerti."