Remaja dalam Kepungan Syahwat !!!


Valentine memang telah berlalu, tapi apakah manusia berhenti bicara tentang “cinta”? Jawabnya, “Tentu tidak.” Tengok saja lirik lagu yang setiap hari berseliweran di tivi atau radio dan menjejali telinga kita. Berapa banyak yang tidak bicara tentang “cinta”? Lihat saja jutaan judul film yang pernah dibuat oleh anak bumi, berapa banyak yang tidak mengangkat “cinta” sebagai sentral ceritanya? Atau lihat saja iklan-iklan aneka produk, berapa banyak yang tidak memakai setting sepasang kekasih yang tengah dimabuk “cinta”? Yang lebih parah, “cinta” yang ditampilkan dibumbui sedemikian rupa dengan kata-kata mesum dan adegan yang memicu naiknya syahwat.

“Cinta” memang telah menjadi sesuatu yang tak habis dibicarakan, bahkan tak pernah habis untuk “dijual”. Ya, kenyataannya “cinta” telah menjadi komoditas yang sangat laku diperjualbelikan. Tidakkah jutaan judul lagu, film, dan iklan tadi memang bertujuan meraup sebanyak-banyaknya untung dengan menjual “cinta” sebagai komoditasnya?

Akhirnya, “cinta” menjadi sesuatu yang dangkal. Yang melulu bicara tentang chemistry antara laki-laki dan perempuan. Yang selalu dihubungkan dengan sex, meski “hanya sekedar” pelukan dan ciuman, dan yang lebih jauh dari itu (sorry cuy, ga tega nyebutnya). Efeknya, banyak orang yang mengatasnamakan cinta, lalu berlomba-lomba mencari pacar dan menghalalkan segala aktivitas haram mereka. Tidakkah cinta itu mulia? Tidakkah cinta itu suci? Tapi sekali lagi, cinta telah dilemparkan ke comberan!

Inilah potret kita

Dunia telah terkepung syahwat, hingga manusia tak mampu lagi membedakan mana cinta dan mana bisikan setan. Hingga pacaran menjadi hal yang lumrah, bahkan menjadi aneh jika ada yang menolaknya. Bermesraan di depan umum dan mengumbar rayuan gombal pun dianggap tontonan yang romantis (tapi bagi orang seperti saya, hal itu justru menjadi pemicu muntah). Kasus hamil diluar nikah yang setiap tahun angkanya selalu bertambah pun dianggap sebagai fenomena wajar, efek dari perkembangan zaman. Terus melambungnya jumlah penderita HIV/AIDS dan pelaku aborsi pun menjadi konsekuensi logis dari semuanya.

Tak heran, berdasarkan riset yang dipublikasikan Yayasan Kita dan Buah Hati, mereka menemukan sebanyak 83,7 % anak SD kelas 5 dan 6 sudah kecanduan pornografi. Sinetron dan iklan-iklan romantis yang membombardir keseharian kita, telah membuat mereka “terinspirasi” untuk mencari-cari “cinta” sesuai apa yang mereka pahami. Itu baru anak SD, gimana yang SMP atau SMA ya?

Menurut hasil survey yang dilansir DKT Indonesia menyebutkan bahwa 100% respondennya pernah melakukan seks bebas. Terdiri dari 39 % ABG usia 15-19 tahun, dan sisanya 61% berusia 20-25 tahun.Prosentase itu didapat dari 663 responden di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Hal itu diperkuat dengan hasil riset BKKBN yang menyatakan bahwa separuh remaja perempuan lajang yang tinggal di wilayah Jabodetabek telah kehilangan keperawanan dan mengaku pernah berhubungan seks sebelum menikah, bahkan tidak sedikit yang mengalami hamil di luar nikah.

Yang lebih heboh, pada awal April 2011 di Palembang di temukan kasus homoseksual yang dilakukan secara berpasangan oleh 6 orang anak di bawah 12 tahun. Astaghfirullah!

Inikah hasil dari propaganda “cinta”? Kalian yang masih waras tentu akan segera menjawab, itu sama sekali bukan cinta, tapi nafsu! Begitulah saudariku, orang begitu mudah bicara tentang cinta, padahal yang mereka perbincangkan sebenarnya adalah tentang syahwat. Kita telah terkepung syahwat!

Padahal jauh hari Allah SWT Sang Penguasa Jagat telah mengingatkan, “Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu jalan yang keji dan amat sesat.” (Al Isra: 32)

Kalau aktivitas mendekati zina (pacaran, mojok berduaan, grepe-grepean, dll) saja dilarang, apalagi yang berzina beneran. Ga main-main, neraka ancamannya! Lagian, dalam Islam ga pernah dikenal pacaran. Satu-satunya cara memanifestasikan cinta terhadap lawan jenis adalah dengan menikah. Trus gimana donk? Kita kan masih ingusan, blom siap nikah.

Kata manusia paling keren sepanjang zaman, Muhammad SAW: “Wahai para pemuda! Menikahlah, jika kamu mampu, ..... Jika kamu tidak mampu, berpuasalah, karena puasa adalah penahan untuknya (syahwat)” (Hadist riwayat Bukhari & Muslim)

Maksud puasa dalam hadist tersebut bukan sebatas pada menahan dari makan dan minum saja, tapi juga menahan pandangan dan interaksi dengan lawan jenis. Ga cuma itu, menahan diri dari melihat adegan-adegan romantis di film, iklan, atau sinetron, serta tidak terbuai dengan lirik-lirik lagu romantis juga harus kita lakukan, karena hal itu dapat membuat kita dekat dengan fantasi dan imajinasi ala film india. Ga lupa, tingkatkan ibadah dan ketaatan kita kepada Allah dalam segala hal. Dengan begitu, hati dan pikiran kita akan terjaga dari pikiran-pikiran jorok yang mengarah kepada maksiat.

So, lets keep ourselves from free sex and maksiat with Islam!




Posting Komentar untuk "Remaja dalam Kepungan Syahwat !!!"