Saling Menasehati

Orang muslim yang benar-benar bertakwa bukan hanya lepas dari sifat-sifat tercela, tetapi juga harus menghiasi dirinya dengan sifat dan akhlak yang mulia, positif dan konstruktif, yaitu akhlak suka saling menasehati dan jujur, dengan kepercayaan bahwa agama adalah nasehat, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah melalui sabdanya
Agama itu nasehat, Kami bertanya, Untuk siapakah itu? Beliau menjawab, Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan para pemimpin kaum muslimin dan orang-orang awam dari mereka” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para sahabat juga berbai’at kepada Rasulullah dalam mengerjakan shalat, zakat dan memberikan nasehat kepada setiap orang muslim. Hal tersebut diperkuat oleh Jarir bin Abdillah ra. Melalui ucapannya.

“Aku pernah berbai’at kepada Rasulullah untuk mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan memberi nasehat bagi setiap muslim” (Muttafaqun ‘alaihi)
Disejajarkan nasehat dengan shalat dan zakat dalam baiat sahabat Rasulullah menunjukkan pentingnya nasehat dalam mizan (timbangan) amal orang muslimdan pengaruhnya dalam menentukan bagi perjalanan di akhirat kelak. Oleh karena itu, nasehat ini termasuk salah satu akhlak seorang muslim yang jujur lagi bertakwa, senantiasa mengharapkan kebaikan nasibnya pada hari bangkitnya manusia menghadap Tuhannya

Nasehat tersebut semakin penting dalam penentuan perjalanan seorang muslim ke akhirat ketika mengurus salah satu urusan kaum muslimin. Pada saat itu nasehat tersebut menjadi kunci-kunci yang dapat membuka pintu-pintu surga, tetapi jika tidak dimanfaatkannya dalam kehidupan dunia ini, maka akan diharamkan baginya masuk surgadi kehidupan akhirat kelak, berkenaan itu Rasulullah bersabda

“ Tidakkah seorang hamba diberikan oleh Allah tanggung jawab kepemimpinan atas yang dipimpinnya, lalu dia meninggal di hari kematiannya sedang dia menipu rang yang dipimpinnya itu melainkan Allah mengharamkan masuk surga” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dalam riwayat lain disebutkan:
“Kemudian dia tidak memberikan nasehat kepada orang yang dipimpinnya, maka dia tidak akan mencium bau surga”

Betapa besar tanggung jawab seorang penguasa dalam Islam, dan tanggung jawab setiap orang yang menangani urusan kaum muslimin.. Dan betapa besar pengaruh nasehat bagi orang yang dipimpin dalam menentukan arah perjalanan baginya pada hari kebangkitannya manusia.

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpin. Imam bertanggungjawab akan rakyatnya, seorang suami adalah pemimpin rumah tangga dan bertanggung-jawab akan orang-orang yang dipimpinnya, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung-jawab akan keluarganya, khadim/pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggung-jawab tentang apa yang ia kelola, setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung-jawaban akan kepemimpinannya” (Muttafaqun ‘alaihi)

Jika kita telah memperhatikan secara sungguh-sungguh tanggung jawab yang diemban masing-masing individu dari kita di wilayah kehidupan social, seperti yang dijelaskan Rasulullah dalam hadis diatas niscaya kita mengetahui kesyumulan tanggung jawab dimasyarakat tersebut. Bertolak dari hal tersebut, masyarakat Islam yang sebenarnya berdiri diatas dasar-dasar dan nilai-nilai rabbani ini merupakan masyarakat manusia yang paling maju, aman, bersih dan teguh.

Nah Sedikit dari artikel diatas, maka kewajiban seorang muslim pada sesamanya adalah saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran seperti firman Allah Azza wa Jalla dalam Firmannya:
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ´Ashr: 1-3)

Dan sebagai penutup saya hanya bisa berharap semoga sahabat-sahabat tidak pernah bosan untuk mengingatkan diri ini, dan mengkritik bila ada salah dan khilaf.
Terima kasih.

Posting Komentar untuk "Saling Menasehati"