Ketika "cinta" mengubahku

Ada pesan masuk lagi, ingin tahu segera ku baca. Nasrul. "Sama2 Ukhti, alhamdulillaah bermanfaat bagi ukhti. Afwan kalo bisa tolong di share juga agar pesan yang ingin ana sampaikan bisa menyebar luas, syukron. Insya Allah ana akan sering kirim artikel2 yang bagus ^_^".. Lupa dengan rasa malu & menyesal yang tadi sempat datang, aku kembali membiarkan perasaan bekerja. "Insya Allah ya Akhi, nanti ana share ke teman2. Afwan, link yang Akhi share itu ada di blog siapa? Punya Akhi? Kalo diperkenankan, ana akan posting juga di blog ana, tulisannya sangat bagus sekali ^_^" Tertampar sekali lagi, buang nafasku pelan2, padahal aku belum membaca tulisan di link itu.
"Subhanallah, Ukhti punya blog juga, boleh ana tau blognya, siapa tahu kita bisa saling tukar info. Iya tentu saja dengan senang hati boleh Ukhti posting semua tulisan di blog ana ^_^"
Perasaan malu apalagi menyesal tersapu angin. Menyenangkan kini menipu...
.....
.....
Berlanjut percakapan lebih hangat, lebih akrab, lebih terbuka... Bercanda penuh rasa, saling menunjukkan keunggulan diri agar semakin terlihat menarik satu sama lain... Lama2 curhat terbiasa, menjadi kebutuhan...
Kholwat dumay berlanjut via telepon...
Kita CUMA manusia biasa yang tatkala digoda (Atau menggoda?) akhirnya terjerumus dalam kemaksiatan meski terselubung (bagi para aktivis dakwah?).Sungguh syetan menggoda dengan sangat halus & lihay. Godaan diatas CUMA salah satu trik jebakan maut mereka dalam menjaring mangsa2nya... Na'udzubillaah..
Dalam sebuah hadits Qudsi :
“Pandangan mata adalah panah beracun dari antara panah-panah Iblis.
Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan
keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.” (HR. Al Hakim).
Allah berfirman :
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ فَـٰحِشَةً۬ وَسَآءَ سَبِيلاً۬ (٣٢
dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.(Al Isro’ 32).
~ Lalu bagaimana jika ikhtilat tidak bisa dihindari lagi ? Solusi yang saya copas dari sebuah blog dengan sedikit editan & tambahan : Cara yang
paling umum adalah beramal dengan ikhlas, gadhul bashar, puasa, hijab
fisik dan jaga hati. Nah bagaimana ketika semua itu belum juga mampu menundukan
pandangan dan perasaan masih dilanda ketidaktenangan? Syariah sudah menunjukkan jalannya, yaitu dengan MENIKAH. Menikah akan menggantikan pikiran dari pengharapan-pengharapan semu. Pengharapan yang selama ini menghantui telah berwujud
menjadi bidadari yang setia menanti di rumah sendiri. Saat godaan syetan dimana-mana berwujud wanita penggoda iman dengan berbagai versinya, entah itu di dumay maupun dunia nyata, segera tinggalkan dan hampiri isteri yang sudah pasti halal. Bahwa cinta sejati yang hakiki
hanya akan terwujud jika telah melewati gerbang pernikahan ini. Jika
belum melewatinya, saya masih menganggapnya syubhat. Sementara syubhat
dan nafsu hanya bisa dihalalkan lewat jalur pernikahan. Di sebuah buku berjudul Menjadi Suami Sholeh dikatakan bahwa menikah tidak lebih dari 10 menit saja! Lalu kenapa dibuat sulit? Maka mudahkan, mohonlah pada Sang Khalik agar segera diberikan pendamping hidup. “Yaa Rabbi, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami
tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan
kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan
kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari
kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami yaa Allah…. Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat
bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah…. Aamiin…. ~
i LIKE it, i'VE Shared it. jazakallah khairan ...
BalasHapusSilakan :)
Hapus