New Age Movement, Ajaran Yahudi Berbungkus Pelatihan Motivasi (2-Habis)
ADA
tulisan menarik dari Maria Van Tiel, seorang Doktor Antropologi
Kesehatan yang menetap di Belanda, dalam harian Republika 21 Januari
2011. Ia mencatat betapa ekspansi buku-buku New Age Movement (NAM)
bertebaran di toko buku di Indonesia. Harganya terjangkau. Tak jarang
dibumbui kata “best seller”. Judulnya menggiurkan. sebut saja, Super
Cerdas dengan Aktivasi Otak Tengah; Dahsyatnya Otak Tengah; The Power of
Blessing; Unlimited the Potency of the Brain; Spiritual Company; atau
Revolusi IQ/EQ/SQ. Yang luar biasa banyak jumlahnya, buku-buku
hypnoparenting dan hypnotherapy.
Revolusi besar-besaran jalan
pintas menuju bahagia dan sukses ala Barat ini mungkin cukup wajar
terjadi. Kristen di Eropa memang habis dibantai oleh NAM. Dogma trinitas
yang yang tidak memiliki basis Ketuhanan gagal membendung arus
modernisasi yang memberi ruang tajam terhadap rasionalisme.
Barat
telah berkembang menjadi kubangan negeri-negeri dengan penafian luar
biasa terhadap Tuhan. Gereja sebagai institusi dominan di Barat pun
tidak mampu berbuat apa-apa. Ajaran Kristen yang cenderung dogmatis dan
menumpukan akal menjadi musuh yang mudah ditaklukan bagi kelompok New
Age.
Sherry Shriner, penulis buku-buku konspirasi dan pengkaji
Bible, sampai mengkaitkan tragedi ini dengan nubuwah dalam Bible. Dengan
mengutip Matius, ia menulis tidak lebih sebagai seorang futurolog
kristus ketika melihat kejadian yang sudah menjadi keniscayaan akhir
zaman dalam tradisi Kristen.
Ketika Yesus duduk di atas Bukit
Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap
sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah
itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan
dunia?” Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang
yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai
nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak
orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang.
Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus
terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (Matius 24:24,25,26).
Sherry
Shriner melanjutkan bahwa New Age tahu bahwa orang Kristen tidak bisa
menerima serangan frontal doktrin okultisme, sehingga mereka mengubah
kata-kata sihir ke dalam istilah Kristen seperti “iman,” “Tuhan,”
“Kristus,” dan “kelahiran kembali” dan banyak gereja terkecoh.
Akhirnya,
pendeta, pengurus gereja, dan sebagian umat Kristiani sekarang memasang
kuda-kuda untuk membentengi teologi mereka dari serbuan NAM. Mereka
memasang dalam situs-situsnya tulisan dengan judul-judul seperti “Bahaya
NAM”, “The New Age and Kabbalah”, “New Age Movement and Christianity” dan segala macamnya.
Mereka
sadar bahwa selama ini instansi keagamaan Kristen hanya sibuk pada
hal-hal ritual liturgis belaka, sekaligus mengabaikan sisi esensial
Kristen yakni perjumpaan dengan Tuhan secara logis bukan doktriner.
Inilah rupanya yang menjadi dalang dibalik invasi NAM masuk ke
gereja-gereja mereka. Dampak ini bukan main memilukannya.
Banyak
anak-anak muda Amerika dan Eropa saat ini lebih rajin pergi ke
paranormal ketimbang sekolah minggu. Mereka-para remaja itu-mulai
mempelajari tulisan-tulisan yang berkaitan dengan astrologi atau berguru
di tempat sepi dan terpencil (esoterisme).
Saat itu pula, mereka mulai memperkenalkan gaya hidup baru seperti yang dilakukan kaum Hippies dari San Fransisco. Istilah God-Help sudah beralih ke Self Help.
Manusia bisa memecahkan masalahnya tanpa bantuan Tuhan. Makanya di
Perancis ada kasus unik, bahwa jumlah Paranormal bisa meningkat hingga
mencapai ratusan tiap tahunnya, sedangkan jumlah Pastur hanya mengalami
kenaikan dalam skala ribuan.
Bahkan di Inggris lebih gawat lagi,
mereka tidak membayangkan situasi seperti ini. Gereja-gereja telah
gulung tikar. Para pendeta gantung salib. Dan simbol trinitas telah
digusur dengan sabda baru: Manchester United is my religion, and Old Trafford is my church. Jadi, Yesus sudah mati, seperti dikatakan Nietsczhe, bisa jadi betul dalam ranah Kristen.
Mewaspadai Fitnah New Age Movement Dalam Islam
Namun
uniknya, tujuan NAM sebenarnya bukan saja menghancurkan Kristen. Musuh
utama mereka adalah Islam. Islamlah lawan sepadan bagi mereka saat ini.
Tauhid dalam agama ini yang telah mapan dan sulit mereka hancurkan
adalah target empuk untuk digasak oleh NAM sebagai korban berikutnya.
Kita jangan lupa, kita sekarang sedang berhadapan dengan Zionisme.
Mereka
memiliki banyak cara agar sehasta demi sehasta, sejengkal demi
sejengkal, Islam bergeser dari tapalnya, yakni Iman, Ilmu, dan Amal.
Mereka boleh sulit memberangus faksi-faksi Jihad Islam. Namun mereka
punya cara cantik, bagaimana memukul Islam melalui sendi vital dalam
agama Islam itu sendiri, yakni tauhid.
Buktinya buku-buku New Age
ala Islam laku keras di pasaran. Kata fitrah diredusir menjadi sekedar
suara hati. Ideologi Islam mengalami perubahan makna menjadi spiritual
Quotient. Visi peradaban yang dalam sejarah dibangun melalui ilmu dan
jihad, kini ditegaskan cukup melalui paket-paket pelatihan. Bahkan
kalimat Tauhid ditafsirkan dengan God Spot. Ya ide dari seorang Yahudi
bernama Danah Zohar yang buku Spiritual Quotient-nya nyaris disetarakan
sebagai Kitab Suci kaum New Age.
Gagasan Pluralisme Agama,
Perenialisme Islam, Theosofi Islam, juga banjir proyek lewat
kampus-kampus Islam yang ada. Lembaga Paramadina adalah kasus yang
mewakili kekhawatiran ini. Dalam pengamatan penulis, buku “Agama Masa
Depan Dalam perspektif Filsafat Perenial” karangan Komaruddin Hidayat
terbitan Paramadina pada tahun 1995, termasuk buku awal yang menjelaskan
pencampuran agama-agama lewat jalan perenialisme melalui ide yang
sejatinya berasal dari theosofi (aliran kebatinan Yahudi) ini.
Bahkan kini di Jakarta telah berdiri Ibnu Arabi Society yang
diketuai oleh Kautsar Azhari Noer seorang dosen filsafat UIN dan UI.
Ibnu Arabi Society aktif menyelenggarakn seminar-seminar yang justru
banyak mengaburkan pandangan-pandangan aseli Ibn Arabi tentang wahdatul
wujud. Dalam salah satu seminarnya, yang penulis hadiri, Kautsar Azhari
Noer menjelaskan penyatuan manusia dengan Roh Allah.
Baginya,
Allah juga bagian dalam diri manusia karena cahaya Allah ada dalam diri
manusia. Karenanya amat mungkin kita adalah manusia sekaligus Tuhan.
Bayangkan Kautsar Azhari Noer pada hari itu seperti membaptis ratusan
peserta sebagai Tuhan: serentak, bersamaan! Baru kali ini sejarah, ada
Tuhan berjumlah ratusan berada dalam satu hotel yang sama pula.
Tak
berhenti di situ, Filsuf muslim abad 12 itu diboncengi namanya dengan
faham-faham kesatuan agama-agama. Padahal Ibn ‘Arabi tegas menyatakan
bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sah di dalam pandangan Allah
SWT. Menurut Ibn Arabi setelah Nabi Muhammad SAW diutus, maka pengikut
agama-agama para Nabi sebelumnya, wajib beriman kepada Nabi Muhammad SAW
dan mengikuti syariatnya.
Sebab, dengan kedatangan sang Nabi
terakhir, maka syariat agama-agama sebelumnya otomatis tidak berlaku
lagi. Bahkan Dr Mohd Sani bin Badrun, alumnus ISTAC-IIUM, dalam tesisnya
berjudul “Ibn al-‘Arabi’s Conception of Religion”, menegaskan
bahwa menurut Ibn Arabi, Kaum Yahudi wajib mengimani kenabian Isa AS dan
Muhammad SAW. Kaum Kristen juga wajib beriman kepada kenabian Muhammad
SAW dan Alquran.
Jika mereka menolaknya, maka mereka menjadi
kafir. Bahkan, Ibn Arabi pun berpendapat, para pemuka Yahudi dan Kristen
sebenarnya telah mengetahui kebenaran Muhammad SAW, tetapi mereka tidak
mau mengimaninya karena berbagai faktor, seperti karena kesombongan dan
kedengkian. Kitab al-Futûhât al-Makkiyyah yang beredar
sekarang ini pun diduga banyak dipalsukan, bahkan sejak penulisnya masih
hidup sudah dibelokkan dan kemudian diisi ajaran wihdatul wujud (akidah hulûl dan ittihâd). (Pz/Islampos)
Posting Komentar untuk "New Age Movement, Ajaran Yahudi Berbungkus Pelatihan Motivasi (2-Habis)"