Invasi militer Perancis di Mali Utara sampai saat ini memakan biaya 50 juta euro
BAMAKO –
Penjajah salibis Perancis telah menghabiskan dana sebesar 50 juta euro
untuk membiayai invasi militernya di Mali Utara sampai saat ini. Dana
sebesar itu adalah biaya yang dikeluarkan oleh militer Perancis selama
tiga minggu pertama invasi militer yang dimulai sejak 11 Januari lalu,
laporan situs islammemmo pada Sabtu (2/2/2013).
Para pakar militer dan anggaran militer memperkirakan biaya invasi
militer Perancis di Mali Utara akan mencapai 450 juta euro. Uni Emirat
Arab, Tunisia, Aljazair dan Maroko telah menyumbangkan jutaan dolar
untuk membantu pembiayaan invasi militer Perancis tersebut.
Para pakar militer menyatakan sebab utama invasi militer Perancis
adalah Perancis ingin menguasai kembali kawasan luas Afrika Utara, untuk
mencegah perluasan penerapan syariat Islam yang ditegakkan oleh
mujahidin Anshar Ad-Din dan Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM).
Perancis memandang penerapan syariat Islam di Mali Utara sebagai
tantangan terorisme yang mengancam kepentingan Perancis.
Para pakar juga menyebutkan dekatnya pusat-pusat pengolahan Uranium
di Niger dengan kota Gao, Mali Utara yang berada dalam kekuasaan
mujahidin Anshar Ad-Din sebagai pertimbangan lainnya. Saat ini tentara
penjajah salibis Perancis dan tentara rezim sekuler Mali telah menduduki
kota Gao yang ditinggalkan oleh mujahidin Anshar Ad-Din.
Sementara itu ibukota Mali, Bamako dalam kondisi "tenang". Ribuan
tentara salibis Perancis dan tentara rezim sekuler Mali menjaga
kantor-kantor pemerintahan, bank-bank dan kantor-kantor penting di
ibukota.
Saat ini Presiden Perancis Francois Hollande sedang melakukan
kunjungan ke Bamako. Hollande berencana untuk "mengunjungi" kota
Timbuktu di Mali Utara yang telah ditinggalkan oleh mujahidin Anshar
Ad-Din. Ia akan ditemani oleh Mentri Luar Negeri Laurent Fabius dan
Mentri Pertahanan Jean-Yves Le Drian. (muhibalmajdi/arrahmah/www.bringislam.web.id)
Posting Komentar untuk "Invasi militer Perancis di Mali Utara sampai saat ini memakan biaya 50 juta euro"