Road To JICMI 2013 (Jakarta International Confernece Of Muslim Intelectual)
[Road to JICMI 2013 ] Peran Intelektual Muslim bidang kimia dalam membangun peradaban Islam
JICMI 2013 (Jakarta International Confernece Of Muslim Intelectual)
Jicmi get Ticket
JICMI 2013 (Jakarta International Confernece Of Muslim Intelectual)
Jicmi get Ticket
HTI |Hizbut Tahrir Indonesia mengambil prakarsa dalam mensinergiskan
para intelektual muslim se-dunia dalam acara JICMI, Jakarta Internasional
Conference of Muslim Intelectuals di tanggal 15 Desember 2013. Tema
acara JICMI yang di angkat oleh HTI : “ The end of capitalism and the
prospect of Islamic civilization under khilafah” .
Kami paparkan
beberapa sosok intelektual muslim saat peradaban islam yang terdahulu
khususnya dibidang teknologi kimia yang telah memiliki andil besar dalam
berjuang.
Para ilmuwan Islam mengembangkan ilmu dan teknologi
kimia untuk mengubah peradaban. Sebelumnya, ilmu kimia dipraktekkan
campur aduk dengan mistik oleh para tukang sihir. Berabad-abad para
tukang sihir dari segala penjuru juga mencari “batu bertuah” yang konon
berkhasiat dari untuk membuat ramuan yang dapat memperpanjang umur
sampai untuk mengubah belerang menjadi emas. Andaikata para alkimiawan
(demikian julukan ahli kimia berbau sihir pada masa itu) berhasil,
niscaya dinar emas tidak berharga lagi, karena mudah dibuat dari
benda-benda lain.
Namun pada masyarakat Islam, profesi tukang
sihir semacam itu lambat laun tersingkir. Nabi mengatakan, “barangsiapa
mendatangi tukang sihir lalu membenarkan kata-katanya, maka tertolak
shalatnya 40 hari”. Muncullah para kimiawan yang bekerja dengan
cara-cara rasional dan eksperimental serta dapat dirunut segala
langkahnya dalam menciptakan material yang baru.
Jabir ibn Hayyan
(Geber, 715-815) diakui oleh banyak orang sebagai “Bapak Ilmu Kimia”,
karena jasanya memperkenalkan metode ilmiah eksperimental dan juga lebih
dari 20 macam peralatan laboratorium seperti alat destilasi,
kristalisasi, purifikasi, oksidasi, evaporasi, filtrasi dan
kristalografi, seperti dalam bukunya Kitab al-Istitmam.
Jabir
adalah juga orang pertama yang menemukan berbagai jenis asam, ketika
sebelumnya orang hanya mengenal cuka. Jabir menemukan asam nitrat, asam
sulfat, asam klorida, asam asetat, asam citrat dan sebagainya.
Beberapa unsur juga ditemukan oleh Jabir, seperti Arsen, Antimon dan
Bismuth. Dialah orang pertama yang menggolongkan belerang dan air raksa
sebagai unsur kimia.
Dalam Buku tentang Mutiara yang
Tersembunyi, Jabir menuliskan 46 resep untuk membuat gelas berwarna,
juga 12 resep tentang produksi mutiara buatan dan penghilangan warna
dari batu mulia.
Pada 864-925 Muhammab bin Zakariya ar-Razi
(Rhazes) menulis berbagai alat yang ditemukan olehnya dan pendahulunya
(Calid, Geber, al-Kindi) seperti pembakar, tabung reaksi, pelebur
substansi dan sebagainya. Dialah yang pertama kali menuliskan rincian
berbagai proses kimia seperti kalsinasi (al-tasywiya). Pelarutan atau
solusi (al-tahlil), sublimasi (al-tas’id), amalgamasi (al-talghim),
cerasi (al-tasymi), dan metode untuk mengubah substansi menjadi pasta
atau padatan lunak.
Ar-Razi menggolongkan bahan kimia dalam:
empat-spirits (air raksa, sal-amoniak, arsenik dan belerang), empat
logam (emas, perak, tembaga, besi, timah, timbal dan air raksa), tiga
belas batuan, tujuh borates dan tiga belas garam-garaman. Dia juga
menulis berbagai substansi buatan seperti timbal-oksida, tembaga-asetat,
tembaga-oksida, besi-asetat (bahan baja), sodium-hydroksida, dan
sebagainya. Dalam bukunya Kitab sirr al-asrar (Buku tentang rahasia
dari rahasia) Ar-Razi juga menulis tentang nafta atau minyak bumi dan
cara menyulingnya menjadi minyak bakar atau minyak lampu.
Ar Razi
juga seorang dokter. Ketika memilih tempat untuk membangun rumah sakit
di Baghdad, dia meletakkan beberapa potong daging di berbagai lokasi.
Lokasi di mana daging itu paling lambat membusuk adalah lokasi ideal
untuk dipilih sebagai tempat rumah sakit. Dalam bukunya itu ia juga
menulis tentang teknik membuat antiseptik dan sabun.
Pada tahun
1000-1037 dunia kimia diwarnai oleh Ibnu Sina (Avicenna) yang menemukan
proses kimia untuk mengekstrak esensi dari zat wangi (fragrances) atau
dari minyak. Teknik ini digunakan di pabrik parfum dan minuman. Dia
juga menemukan termometer udara yang dipakai dalam laboratoriumnya.
Sementara
itu teori transmutasi logam (yang berabad-abad dipercaya para penyihir
sehingga mereka mencari batu bertuah untuk mengubah besi menjadi emas),
ditolak oleh Al-Kindi, juga Al-Biruni, Ibnu Sina dan Ibnu Khaldun.
Teori transmutasi itu memang tidak ilmiah.
Pada abad-13,
Nasiruddin al-Tusi memaparkan versi awal dari hukum konservasi massa
(sering salah disebut hukum kekekalan massa), dengan menuliskan bahwa
materi mungkin berubah wujud, tetapi tidak akan musnah. Will Durant
menulis dalam The Story of Civilization IV: The Age of Faith: “Chemistry
as a science was almost created by the Moslems; for in this field,
where the Greeks(so far as we know) were confined to industrial
experience and vague hypothesis, theSaracens introduced precise
observation, controlled experiment, and careful records. They invented
and named the alembic (al-anbiq), chemically analyzed
innumerablesubstances, composed lapidaries, distinguished alkalis and
acids, investigated their affinities, studied and manufactured hundreds
of drugs. Alchemy, which the Moslems inherited from Egypt, contributed
to chemistry by a thousand incidental discoveries, and by its method,
which was the most scientific of all medieval operations.”
(Kimia
adalah ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh kaum muslim; ketika
untuk bidang ini orang-orang Yunani tidak memiliki pengalaman industri
dan hanya memberikan hipotesis yang meragukan, sementara itu para
ilmuwan muslim mengantar pada pengamatan teliti, eksperimen terkontrol,
dan catatan yang hati-hati. Mereka menemukan dan memberi nama alembic
(al-anbiq), menganalisis substansi yang tak terhitung banyaknya,
membedakan alkali dan asam, menyelidiki kemiripannya, mempelajari dan
memproduksi ratusan jenis obat. Alkimia yang diwarisi kaum Muslim dari
Mesir, menyumbangkan untuk kimia ribuan penemuan insidental, dari
metodenya, yang paling ilmiah dari seluruh kegiatan di zaman
pertengahan).
Anda sebagai intelektual muslim yang menjadi bagian
dari umat islam bisa memberikan kontribusi nyata dalam perjuangan
membangun peradaban islam dengan mengikuti acara HTI yaitu JICMI,
Jakarta Internasional Conference of Muslim Intelectuals di tanggal 15
Desember 2013. Bagi anda Dosen, Peneliti, Mahasiswa Pasca Sarjana,
Silahkan kontak ke
jicmi2013@hizbut-tahrir.or.id, nomer hp 08139449
8159 – 0815 19368181 , web : www.hizbut-tahrir.or.id/jicmi2013
Posting Komentar untuk "Road To JICMI 2013 (Jakarta International Confernece Of Muslim Intelectual)"