Demokrasi Sistem Pencetak Orang Gila
Ambisi dari caleg yang akan maju dalam pemilu tahun ini semakin jauh
dari kata rasional. Mereka, para caleg yang harusnya memikirkan
rakyatnya apabila mereka terpilih jadi pemimpin malah tersibukkan dengan
hal-hal yang kotor dan tidak rasional.
Fenomena calon anggota legislatif melakukan ritual ke tempat keramat
meningkat menjelang pemilihan umum. Para calon wakil rakyat itu
menanggalkan rasionalitas untuk mengejar jabatan.
Bagaimana nasib rakyat
kedepannya ketika para pemimpinnya seperti yang demikian. Apakah calon
pemimpin seperti ini yang kita harapkan untuk menjadikan Indonesia lebih
baik?
Sistem demokrasi yang sering menyebutkan dirinya berasaskan pada kebebasan nyatanya adalah sistem gila yang semakin membuat gila. Bagaimana tidak, caleg yang akan maju dalam pemilu 2014 ini dibebaskan juga untuk melakukan hal-hal yang tidak rasional seperti melakukan ritual ke tempat keramat. Para caleg hanya memikirkan bagaimana cara dia bisa bertengger di kursi kekuasaan pemerintahan dengan menghalalkan segala cara.
Sistem ini telah terbukti memfasilitasi orang untuk menjadi gila. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya untuk mencalonkan diri dalam pemilu dan ketatnya persaingan. Selain itu terlihat juga dari penanganan masalah yang dilakukan, dokter dan rumah sakit gila semakin ditambah jumlahnya untuk persiapan pasca pemilu. Diprediksikan akan banyak caleg yang akhirmya menjadi gila.
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (TQS Al-Maidah[5]:50).
Sistem demokrasi yang sering menyebutkan dirinya berasaskan pada kebebasan nyatanya adalah sistem gila yang semakin membuat gila. Bagaimana tidak, caleg yang akan maju dalam pemilu 2014 ini dibebaskan juga untuk melakukan hal-hal yang tidak rasional seperti melakukan ritual ke tempat keramat. Para caleg hanya memikirkan bagaimana cara dia bisa bertengger di kursi kekuasaan pemerintahan dengan menghalalkan segala cara.
Sistem ini telah terbukti memfasilitasi orang untuk menjadi gila. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya untuk mencalonkan diri dalam pemilu dan ketatnya persaingan. Selain itu terlihat juga dari penanganan masalah yang dilakukan, dokter dan rumah sakit gila semakin ditambah jumlahnya untuk persiapan pasca pemilu. Diprediksikan akan banyak caleg yang akhirmya menjadi gila.
Negara
Indonesia dengan sistem demokrasinya akan tetap terpuruk, dan pada
akhirnya rakyat yang selalu menjadi korbannya. Rakyat dalam sistem
demokrasi hanya dibutuhkan suaranya saat pemilu saja. Setelah pemilu
berlalu, suara rakyat tidak lagi didengar. Lain halnya dengan sistem
Islam, dalam sistem ini tidak ada yang dirugikan. Pemerintahan dalam
Islam akan menjamin kesejahteraan untuk seluruh ummatnya. Maka dari itu,
sistem Islam dalam naungan Negara (Daulah Islam) harus segera
ditegakkan. Jika tidak, perlu kita renungkan kembali firman Allah SWT:
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (TQS Al-Maidah[5]:50).
Oleh: Dwi Haryani Wiji Astuti,
Kesejahteraan Sosial Unpad
[www.bringislam.web.id]
Kesejahteraan Sosial Unpad
Posting Komentar untuk "Demokrasi Sistem Pencetak Orang Gila"