Ulama terjebak Kepentingan Capres Padahal tak Satupun Ingin terapkan Syariah

Ulama dorong mobil partai Politik
Bandung- Penolakan terhadap Jokowi-JK untuk menjadi presiden dan wakil presiden terus berlanjut. Kali ini berasal dari Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI).

Ketua Forum Ulama Umat Indonesia(FUUI), KH Athian Ali Lc, MA. menegaskan haram memilih Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014/2019.

Sebagaimana dikuti dari islampos.com, Secara tegas dan bertanggung jawab di hadapan Allah, Athian Ali menyatakan haram memilih calon presiden dan wakil presiden yang didukung oleh kekuatan anti Islam.

Kyai Athian mengatakan sikap anti Islam dari pihak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah cukup bagi para ulama untuk mengingatkan umat Islam menjelang Pemilihan presiden nanti.

Baginya, keadaan dua pasang calon presiden dan wakil presiden saat ini sudah hitam putih.

“Sampai saat ini, saya tidak pernah mendengar tim pemenangan Prabowo-Hatta menolak Perda Syariah. Justru manifesto agama Prabowo-Hatta mendukung syariah. Dalam manifesto itu jelas menolak penistaan dan penodaan agama. Oleh karena itu keadaan dua pasang calon presiden dan wakil presiden saat ini sudah hitam putih,” terangnya.

“Jadi jika ada ulama yang mendukung calon yang hitam, mungkin mata hatinya sudah gelap danhubbuddunya (cinta dunia),” tutupnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Trimedya Panjaitan, di Kantor DPP PDIP menegaskan bahwa jika terpilih, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan melarang munculnya peraturan daerah baru yang berlandaskan syariat Islam. Namun, Trimedya memberikan pengecualian khusus untuk Aceh.
Trimedya menegaskan bahwa syariat Islam bertentangan dengan UUD 1945. “Ideologi PDIP Pancasila 1 Juni 1945. Pancasila sebagai sumber hukum sudah final. Bagi PDIP Pancasila sudah final.

Ulama Terjebak Kepentingan, Capres Tak Satupun Ingin terapkan Syariah
Pertarungan Pilpres kali ini, menurut banyak orang melambangkan pertarungan kepentingan islam versus Kepentingan Nasionalis.Ini terjadi karena Prabowo sebagai Capres didukung komunitas besar massa islam. Sementara pada Jokowi, didukung sebagian besar kaum Liberal dan juga Nasionalis.
Sayangnya, ulama kembali terjebak pada pemilihan antara abu Jahal dan Abu Lahab. Yang dua-duanya sebenarnya tak menguntungkan kaum muslim, dan tak memperjuangkan syariah. Benar, jika Prabowo hari ini dekat dengan komunitas dan kelompok islam. Tapi bukan berarti, Prabowo rindu islam ditegakkan. Perlu penyadaran lebih, bahwa sekali lagi ummat islam dan ulamanya hanya menjadi pendorong mobil saja, yang kemudian nanti ditinggalkan begitu saja.
Jangan tertipu-tipu pada Demokrasi. Marilah ulama kembali pada jalurnya, yaitu jalur penegakkan syariat islam secara sempurna.
[islampos/mh/redaksi]
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Ulama terjebak Kepentingan Capres Padahal tak Satupun Ingin terapkan Syariah"