Selama Ramadan, Tahanan Muslim India Dilarang Terima Makanan dari Keluarga


Terdakwa Muslim yang ditahan dalam jeruji penjara Mumbai, India atas tuduhan terorisme dilarang untuk mendapatkan makanan selama bulan Ramadan untuk sahur dan berbuka.

Berdasarkan keputusan dari pengadilan Mumbai, hakim menolak memberikan izin untuk para tahanan menyantap makanan sahur dan buka puasa yang dibawakan oleh keluarganya selama bulan Ramadan ini.

"Setiap tahun mereka mengizinkan makanan buatan keluarga dan hal-hal lain seperti kurma dan buah-buahan kepada terdakwa yang diberikan oleh anggota keluarga mereka," ujar Gulzar Azmi, Sekretaris Jenderal Jamiat Umena-e-Hind di Maharashtra, seperti yang dilansir dari onislam.net, Rabu (2/7/14).

"Kami mengharapkan yang sama tahun ini, tetapi mereka menolak," tambahnya.

Pengadilan mengeluarkan perintah tersebut pada Juni lalu oleh Hakim LR Pansare untuk menolak 19 tahanan Muslim untuk mendapatkan makanan selain makanan dari penjara selama bulan suci Ramadan.

Meskipun mereka diizinkan menerima makanan di Ramadan sebelumnya, namun kali ini hakim telah memutuskan untuk tidak membiarkan mereka mendapatkan makanan dari luar untuk bulan suci.

Menolak keputusan yang dianggap diskriminatif, Jamiat Ulema-e-Hind meminta Komisi Minoritas India untuk menangani kasus ini agar para tahanan bisa mendapatkan haknya.

"Kami sudah berdiskusi dan sampai pada kesimpulan bahwa di penjara tidak ada ketentuan untuk melarang tahanan mendapatkan makanan dari luar, dan dalam dua kasus, hakim telah mengizinkan mereka," tegas Azmi.

Orang tua terdakwa mengaku tidak senang dengan keputusan setelah anggota keluarga mereka tak mendapat hak untuk memberikan makanan selama bulan puasa Ramadan. "Kami berharap bahwa Ramadan ini akan menjadi yang terakhir bagi mereka di penjara. Kami memiliki keyakinan penuh kepada Allah dan sistem peradilan dari India," ujarnya. (www.bringislam.web.id)

Posting Komentar untuk "Selama Ramadan, Tahanan Muslim India Dilarang Terima Makanan dari Keluarga"