Perempuan Berjilbab dilarang Naik Bus di Xinjiang
Pemerintah Cina melarang pria berjenggot dan perempuan berjilbab menaiki bus umum di wilayah konflik Xinjiang karena alasan keamanan.
Xinjiang, yang terletak di wilayah Cina bagian barat, dihuni sebagian besar kaum muslim Uighur yang berbahasa Turki. Wilayah ini belakangan dilanda aksi kekerasan dan pemerintah Cina menuduh kelompok militan Uighur sebagai dalangnya.
Pihak berwenang di kota Karamay, seperti dilaporkan kantor berita Reuters dan AFP, telah melarang orang-orang berkerudung, berjilbab, berpakaian longgar, serta berjenggot panjang untuk menaiki bus umum.
Orang-orang yang mengenakan pakaian yang disertai logo bulan bintang juga dikenai larangan menaiki angkutan umum. Lambang ini dikaitkan dengan logo kelompok separatis di wilayah itu.
Mengutip laporan harian Karamay yang diterbitkan Partai Komunis setempat, larangan ini dikeluarkan aparat keamanan dan Partai Komunis sebagai langkah antisipasi keamanan menjelang kejuaraan atletik di kota itu. “Mereka yang tidak mematuhi, akan dilaporkan kepada aparat kepolisian,” demikian laporan surat kabar tersebut. (bbc.co.uk, 6/8/2014)
Komentar :
Sungguh tindakan-tindakan permusuhan terhadap kaum Muslim di Turkistan Timur yang diduduki oleh Cina mencerminkan sejauh mana kebencian rezim komunis terhadap Islam, juga merupakan ketakutan dari negara Cina akan pengaruh Islam yang besar pada masyarakat Cina. Ini menunjukkan sisa-sisa doktrin komunis yang represif dan memiliki warisan sejarah penganiayaan agama minoritas masih tetap berakar kuat dalam negara. Meski ideology komunisme di dunia telah runtuh, Muslimah Uighur khususnya merasakan tekanan dalam kehidupan mereka dari segala penjuru.
Bukan hanya hak mereka untuk mengenakan busana Muslimah yang dirampas secara sistematis dan keji, namun juga hak mereka untuk berkeluarga dan memiliki keturunan! Partai komunis yang berkuasa telah berupaya secara berkala untuk membasmi hijab dan busana Muslimah sejak mengambil kekuasaan di tahun 1949, pertama kali meluncurkan upaya-upaya atheisme dan kemudian melarang jilbab sama sekali di tahun 1960-an dan 70-an.
Wahai saudari-saudariku Muslimah Uighur, bersabarlah dengan tekanan dan penindasan rezim brutal China yang zhalim, karena Fajar Khilafah telah demikian dekat dan kita adalah umat yang satu, nabi kita satu, bendera kita satu dan perjuangan kita pun satu. Hanya negara Khilafah saja yang akan memungkinkan kalian untuk hidup dengan semua Perintah Allah (swt), dan memiliki kehidupan keluarga yang harmonis sejahtera!
[www.bringislam.web.id]
Xinjiang, yang terletak di wilayah Cina bagian barat, dihuni sebagian besar kaum muslim Uighur yang berbahasa Turki. Wilayah ini belakangan dilanda aksi kekerasan dan pemerintah Cina menuduh kelompok militan Uighur sebagai dalangnya.
Pihak berwenang di kota Karamay, seperti dilaporkan kantor berita Reuters dan AFP, telah melarang orang-orang berkerudung, berjilbab, berpakaian longgar, serta berjenggot panjang untuk menaiki bus umum.
Orang-orang yang mengenakan pakaian yang disertai logo bulan bintang juga dikenai larangan menaiki angkutan umum. Lambang ini dikaitkan dengan logo kelompok separatis di wilayah itu.
Mengutip laporan harian Karamay yang diterbitkan Partai Komunis setempat, larangan ini dikeluarkan aparat keamanan dan Partai Komunis sebagai langkah antisipasi keamanan menjelang kejuaraan atletik di kota itu. “Mereka yang tidak mematuhi, akan dilaporkan kepada aparat kepolisian,” demikian laporan surat kabar tersebut. (bbc.co.uk, 6/8/2014)
Komentar :
Sungguh tindakan-tindakan permusuhan terhadap kaum Muslim di Turkistan Timur yang diduduki oleh Cina mencerminkan sejauh mana kebencian rezim komunis terhadap Islam, juga merupakan ketakutan dari negara Cina akan pengaruh Islam yang besar pada masyarakat Cina. Ini menunjukkan sisa-sisa doktrin komunis yang represif dan memiliki warisan sejarah penganiayaan agama minoritas masih tetap berakar kuat dalam negara. Meski ideology komunisme di dunia telah runtuh, Muslimah Uighur khususnya merasakan tekanan dalam kehidupan mereka dari segala penjuru.
Bukan hanya hak mereka untuk mengenakan busana Muslimah yang dirampas secara sistematis dan keji, namun juga hak mereka untuk berkeluarga dan memiliki keturunan! Partai komunis yang berkuasa telah berupaya secara berkala untuk membasmi hijab dan busana Muslimah sejak mengambil kekuasaan di tahun 1949, pertama kali meluncurkan upaya-upaya atheisme dan kemudian melarang jilbab sama sekali di tahun 1960-an dan 70-an.
Wahai saudari-saudariku Muslimah Uighur, bersabarlah dengan tekanan dan penindasan rezim brutal China yang zhalim, karena Fajar Khilafah telah demikian dekat dan kita adalah umat yang satu, nabi kita satu, bendera kita satu dan perjuangan kita pun satu. Hanya negara Khilafah saja yang akan memungkinkan kalian untuk hidup dengan semua Perintah Allah (swt), dan memiliki kehidupan keluarga yang harmonis sejahtera!
[www.bringislam.web.id]
Posting Komentar untuk "Perempuan Berjilbab dilarang Naik Bus di Xinjiang"