Tolak Pembubaran Dangdutan, Kepala Desa di Kendal Minta Maaf



GELORA.CO - Aksi Kepala Desa Kebonagung, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang menentang dan coba melawan saat petugas satgas gabungan membubarkan pentas dangdutan di desanya, kini sudah masuk ranah kepolisian. Kapolres Kendal AKBP Yuniar Ariefianto menyatakan telah menarik kasus itu ke Polres Kendal.

Kepala Desa Kebonagung, Widodo, yang dalam rekaman video terlihat garang saat menentang pembubaran, kini mulai melunak. Ia telah mendatangi Polsek Pegandon Kendal untuk menemui Kapolsek yang pada saat kejadian pembubaran pentas dangdutan di desanya sempat bersitegang dengannya.

Widodo mengaku akan meminta maaf atas kejadian yang ia klaim sebagai kesalahpahaman atau miskomunikasi saja.

"Saya mau minta maaf atas kejadian kemarin malam. Itu mungkin miskomunikasi,” jelasnya.

Ia berdalih tidak berniat menghalangi Satgas COVID-19 Kabupaten Kendal melakukan upaya pencegahan Covid-19 di wilayah desanya. Tiap masalah, kata Widodo, berbeda-beda dan punya karakter yang berbeda-beda dan itu yang dilakukan di desanya. 

Ia juga mengklaim tidak pernah memberikan izin gelaran acara musik dalam rangka memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan RI di desanya tersebut, meski ia juga tidak menghentikannya bahkan menentang saat dibubarkan petugas.

"Saya menyesal dengan kejadian itu, enggak ada yang berani menentang penanganan COVID. Mungkin karakter yang berbeda. Misal saya menyelesaikan Covid-19 ngga bisa, tapi yang lain bisa. Kejadian kemarin saya juga tidak pernah memberikan izin," dalihnya.

Namun usaha Widodo untuk minta maaf secara langsung ke Kapolsek belum terlaksana karena Kapolsek Pegandon tidak berada di tempat.

Seperti diberitakan, tersebar video medsos aksi Kepala Desa Kebonagumg Kendal yang naik pitam dan tidak terima saat pentas musik untuk merayakan HUT RI di desanya dibubarkan polisi. Ia melawan dan marah-marah lewat pengeras suara, sebelum kemudian polisi merampas mic-nya.

Kades masih tetap berupaya melawan dan tak mau mengindahkan apa yang disampaikan petugas satgas gabungan. Bahkan sempat terjadi ketegangan di atas panggung antara kades dengan Kapolsek dan Bhabinkamtibmas setempat.

"Kalau mau ditutup, ya GBL (lokalisasi) itu juga ditutup," teriak Widodo memprotes.

Warga yang menonton dan berkerumun tanpa masker bukannya ikut meredam suasana. Mereka malah ikut-ikutan bikin panas dengan menyoraki petugas serta membela kades mereka.

Sementara itu, Kapolres Kendal AKBP Yuniar Ariefianto mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait pentas musik Agustusan yang dilaksanakan di Kebonagung.

Ia menyayangkan, Kades yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat justru memberi contoh yang tidak baik.[viva]

Posting Komentar untuk "Tolak Pembubaran Dangdutan, Kepala Desa di Kendal Minta Maaf"