Mimpi Presiden Dengan Sandal Jepit dan Baju Compang-Camping
Jakarta - Partai-partai politik sudah
tidak zaman lagi. Rakyat sudah bosen dengan muslihat partai politik dan
para pemimpinnya. Rakyat sudah tidak tahan lagi dengan bau busuk partai
politik yang menyengat hidung.
Semua gambaran yang buruk itu, terpampang di Senayan. Tak ada lagi
yang menyangsikan tentang partai politik, yang wakil-wakilnya, tampak
tak ada yang menunjukkan perhatian dan keberpihakan terhadap rakyat.
Hanya mengurusi kepentingan pribadi, kelompok dan golongannya belaka.
Sambil mengeruk APBN.
Partai tak lagi menarik dimata rakyat. Rakyat sudah tak menghitung
partai politik. Pemilu DKI Jakarta menjadi gambaran konkrit. Dukungan
partai-partai besar tidak dapat menjamin seorang calon memenangkan
pemilihan. Partai tak lagi dapat menentukan kemenangan. Nampaknya,
faktor figur menentukan kemenangan dalam sebuah pemilihan. Inilah
dinamika baru dalam kasanah politik di Indonesia.
Figur yang diinginkan identik dengan kehidupan rakyat banyak adalah
yang bersahaja, jujur, amanah, tidak bergaya borju, tidak flamboyan,
berempati dan memiliki komitmen keberpihakan terhadap rakyat, lugas, dan
tidak aji mumpung. Itulah barangkali tipologi pemimpin yang akan
disukai rakyat.
Tipologi pemimpin seperti itu, lahir ditengah-tengah kehidupan rakyat
banyak. Bukan berada di gedung-gedung yang sejuk dengan pendingin.
Pemimpin yang benar-benar merasakan kehidupan rakyat kecil.
Karena masih ada 60 juta rakyat miskin, dan bahkan hidup dibawah
garis kemiskinan. Jadi model tipologi pemimpin seperti itu, yang akan
mendapatkan dukungan rakyat di tahun 2014 nanti.
Bukan tipe pemimpi yang munafik, tukang menipu rakyat, dan mulutnya
mencla-mencle. Bicaranya berubah-rubah, dan tidak memiliki rasa malu,
ketika berbuat salah.
Bicaranya tentang kemiskinan, tetapi hidupnya sangat borju, tidak
pernah merasakan penderitaan rakyat. Hidup di apartemen yang mewah, di
rumah yang luas, lengkap dengan kolam renang, disertai ajudan, mobil
yang mewah, dan berbaju branded (bikinan luar negeri), sepatu mengkilap,
yang tak pernah menyentuh tanah, dan lengkap dengan dasi.
Hobinya plesiran ke luar negeri. Sambil membawa gundik. Hidupnya dari
lobi hotel ke lobi hotel, tak pernah bertemu dengan kehidupan rakyat
jelata. Rakyat sudah bosan dengan model pemimpin seperti itu.
Rakyat ingin pemimpin yang jujur tidak berpura-pura. Jujur antara
yang diucapkan dengan yang dikerjakan. Tidak menyelisihi. Semua jelas,
tidak dibuat-buat. Inilah sebuah harapan tipe pemimpin di masa depan.
Mimpi-mimpi rakyat jelata, mengharapkan mereka yang tinggal
dibantaran kali, di kolong jembatan, di emperen toko, di pinggir rel
kereta api, di bawah fly over, semuanya akan segera pindah di rumah
susun, dan terasa nyaman. Bukan hanya pemimpin partai yang hidupnya
nyaman. Sementara itu, rakyat hidupnya pas-pasan dan penuh dengan
penderitaan, dan setiap hari hanya makan raskin.
Mereka tidak lagi dikejar-kejar trantib. Mereka akan mempunyai
pekerjaan dan penghasilan yang layak. Anak mereka bisa sekolah dan
menjadi pandai. Ketika mereka sakit tidak susah lagi berobat.
Rakyat ingin pemimpin mereka, tak usah bergaya borju, seperti seorang
menejer perusahaan asing. Tetapi, seperti kebanyakan rakyat yang
sebagian besar masih hidup dibawah garis kemiskinan. Penuh empati.
Memprioritaskan kehidupan rakyat. Bukan orang-orang kaya yang
terus-menerus dimanjakan dan diberi fasilitas.
Tapi siapa? Adakah di tahun 2014 nanti akan lahir pemimpin seperti
yang diimpikan oleh rakyat? Atau hanya pemain sinetron, yang mukanya
penuh dengan bedak kemunafikan, dan hobinya membohongi rakyat?
Rakyat ingin pemimpin yang sehidup dan semati dengan mereka.
Merasakan penderitaan, kesulitan, kesusahan, serta kekecewaan mereka.
Mereka ingin pemimpin yang benar-benar lahir dari kehidupan rakyat.
Bukan pemimpin jenis keturunan, yang tak pernah mengenal kehidupan
rakyat, dan hanya pandai beretorika belaka.
Adakah calon pemimin yang akan datang bersahaja, menggunakan sandal
jepit, bajunya penuh tambalan, mobilnya tak usah gonti-ganti. Sesuai
dengan nasib rakyatnya. Pemimpin itu benar-benar mencintai rakyat, dan
memakmurkan rakyat, adil, dan tidak memiliki pamrih pribadi. Pokoknya,
rakyat ingin memiliki pemimpin yang dapat melindungi rakyatnya.
Kalau ada orang-orang yang memiliki syarat itu, tidak mudah, karena
harus memenuhi syarat undang-undang, karena setiap setiap calon presiden
yang akan maju harus didukung oleh 20 persen suara di parlemen. Siapa?
Mungkin sudah tidak pernah ada lagi. Jenis pemimpi seperti itu.
Sekarang yang ada hanya pemimpin yang pura-pura miskin, dan
mendatangi pasar, menanyakan ini dan itu, naik kereta sambil membawa
juru foto, naik bus sambil membawa wartawan yang dibayar, atau pergi
jalan kaki ke kampung-kampung, sambil mengendong bayi. Tetapi, semuanya
hanya kepalsuan belaka. Karena hakekatnya jati diri mereka bukan seperti
itu.
Banyak pula pemimpin karbitan yang modalnya hanya melalui pencitraan,
seakan-akan merakyat, seakan peduli terhadap rakyat, seakan bersih dan
tidak korup. Semuanya bisa diciptakan. Tergantung dari dukungan kekuatan
yang mendukungnya. Semua bisa dibikin. Media massa sangat mujarab
mengubah citra, dan rakyat hanya bisa mengamininya.
Tentu, bagi rakyat Indonesia perlu waspada, jenis pemimpin yang
hidupnya menggantungkan kepada asing. Meminta perlindungan dan dukungan
serta jaminan asing. Jenis pemimpin ini meyakini dukungan asing itu,
sangat penting dan menjadi jalan bagi kemenangannya menuju kekuasaan.
Maka, model pemimpin seperti ini, pagi-pagi sudah mendatangi "bos",
dan minta restu, sambil membuat janji-janji. Hati-hati jenis pemimpin
seperti ini, ia bukan lagi berpihak kepada rakyat, tetapi ia jenis
pemimpin yang akan menjadi pengkhianat rakyat. mh./(voa-islam.com)
Posting Komentar untuk "Mimpi Presiden Dengan Sandal Jepit dan Baju Compang-Camping"