Bahaya Persekongkolan Iran-Hizbullah
Oleh :Abed Mostapha
Selaras berjalannya waktu, dukungan Iran terhadap rezim Assad yang sakarat semakin tampak lebih nyata. Kabar
terbaru dari Suriah adalah bahwa teknologi canggih -yang dipasok oleh
Rusia dan Iran- meningkatkan peluang kembalinya Assad melawan
keberanian para pejuang oposisi, yang tampak dari besarnya bantuan yang
diberikan oleh Hizbullah kepada mesin perang brutal Assad. Para
pejuang Hizbullah, kubu setia tentara Assad, terlibat dalam beberapa
pertempuran di Damaskus dan sekitarnya, dan dekat kota strategis
Qusayer, serta di tempat-tempat lain.
Selama beberapa
bulan terakhir, Iran dan Hizbullah masih membantah keterlibatan mereka
dalam menopang kekuasaan tirani Assad, namun sekarang mereka secara
terbuka merangkul Assad seolah-olah Assad adalah bagian dari keluarga
mereka. Mereka
bersama-sama telah melipatgandakan upayanya untuk menumpahkan darah
umat Islam dalam skala yang tidak bisa dibayangkan, dan telah melakukan
kejahatan perang yang mengerikan.
Fokus kemarahan
mereka diarahkan terhadap penduduk Sunni Suriah yang mereka anggap
sebagai ancaman eksistensial terhadap pengaruh Syiah.Memang, Hizbullah menganggap karakter keIslaman kelompok revolusioner dengan ketakutan mendalam. Namun,
Nasrallah Baru-baru ini menggunakan istilah ‘takfir’ untuk
menggambarkan ancaman Islam yang muncul dari Suriah dan sebagai bentuk
pembenaran intervensi mereka. Hal
ini ironis, karena dia merangkul Alawiyin, sekte Syiah Assad yang
sesat, sementara mayoritas Syiah menganggap alawiyin sebagai orang kafir.
Sementara itu,
Teheran telah banyak terlibat dalam kesesatan rezim Assad dan hampir
mati ketakutan oleh kebangkitan Islam di Suriah. Hossein
Amir-Abdollahian, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan
Afrika mengatakan “Kami tidak akan membiarkan pemerintah Suriah
ditumbangkan.”
Kalau ada yang
ragu tentang ketulusan Iran dan kaki tangannya,Hizbullah, dalam membela
kepentingan dunia Islam, seharusnya mereka menyaksikan sendiri serangan
Israel terhadap Damaskus bulan lalu. Keduanya tanpa malu-malu mendukung rezim karena mereka memberikan respon dengan penyerangan. Jelas sekali, mereka lebih suka membunuh rakyat Suriah dari pada melawan musuh bebuyutan mereka – negara Yahudi. Namun, bukan pertama kalinya bahwa Iran-khususnya- telah gagal memberikan bantuan kepada umat Islam. Dua
perang Teluk, pendudukan Amerika di Afghanistan, dan perang anatara
Israel-Lebanon adalah bukti Teheran bermuka dua dan tidak ada aktivitas
dalam membela kepentingan Islam.
Sementara Iran bukanlah teman Islam Sunni, perlakuan Teheran terhadap sesama kaum Syiah adalah sama buruknya. Dalam perang Teluk kedua, Teheran mengamati secara diam-diam kemenangan Amerika dan kekalahan Syiah di kota Najaf dan Karbala. Sikap apatis Teheran diulangi lagi tahun 2006, ketika Israel menyerang Libanon. Selama perang, Teheran tidak datang membantu sekutu setianya, Hizbullah, namun hanya menawarkan dukungan moral.
Semua contoh ini menunjukkan bahwa Teheran hanya peduli untuk memperkuat hegemoni Amerika dan Israel.
Pimpinan Syiah saat adalah seperti layaknya pimpinan Syiah pada masa lalu.Mereka lebih memilih berpihak kepada musuh-musuh Islam, dan tidak peduli pada apa yang terjadi pada Sunni atau Syiah. Pada
abad ketiga belas, Iben Al-Alqami politisi Syiah, pendamping politik
al-Mustasim mengkhianati Khalifah dan memihak Hulagu Khan dengan
menawarkan bantuan intelejen dan saran.Pengkhianatan
Alqami memudahkan Hulagu Khan untuk merebut Baghdad dan diikuti oleh
pembantaian militer pasukan Hulagu yang tidak membedakan pembunuhan atas
kelompok Sunni atau Syiah.
Ibnu Katsir
mengatakan, “Setelah khalifah terbunuh, mereka pergi dan menyerbu negeri
Islam, membunuh semua orang yang mereka mau baik itu laki-laki,
perempuan, anak-anak, tua- muda, sakit- ataupun sehat …. pembunuhan terus berlanjut sampai terdengar berita bahwa jumlah korban tewas telah mencapai satu juta delapan ribu mayat. “
Sikap Syiah
tercermin dalam sikap pemimpin mereka pada saat ini dan mereka harus
menahan diri untuk tidak terlibat dalam konflik sektarian hanya
menguntungkan kekuatan asing, kaki tangan mereka di Iran, dan Hizbullah.Lebih
dari itu, mereka harus mendukung pendirian kembali Khilafah, di mana
mereka bisa hidup damai sebagai warga negara Islam dan menunggu
kembalinya Mahdi.
Posting Komentar untuk "Bahaya Persekongkolan Iran-Hizbullah "