Perbandingan Matinya 3 Pemuda Yahudi dan Pembantaian 1.500 Bocah Palestina

Dunia Barat seolah gempar, media
mainstream ramai memberitakan, tiga orang pemuda Israel tewas dibunuh.
Hamas lagi-lagi jadi kambing hitam. Pemerintah Benjamin Netanyahu
menuntut balas, ribuan warga Tepi Barat dan Gaza terancam mati.
Naftali Frankel, 17; Gilad
Shaar, 16; dan Eyal Yifrach, 19; warga permukiman Yahudi yang diculik
dekat Hebron pada 12 Juni lalu tewas di sebuah lubang dangkal.
Sebelumnya, hilangnya ketiga pemuda ini mengguncangkan hati masyarakat
Israel yang langsung menggelar kampanye pencarian di media sosial.
Tentara zionis sigap langsung menggelar pencarian bertajuk Operasi
Penjaga Saudara.
Lebih dari 2.100 bangunan di
Tepi Barat digeledah. Sebanyak 566 warga Palestina ditahan tanpa alasan
yang jelas. Pencarian juga berlangsung brutal. Menurut CNN, Senin 30
Juni 2014, enam pemuda Palestina tewas ditembak tentara sejak pencarian
itu. Ini adalah hukuman kolektif dari Israel untuk Palestina.
Dua orang warga Hebron jadi
tersangka, yaitu Marwan Qawasmeh dan Amer Abu Aisha. Rumah mereka
dibakar pada Senin malam oleh Angkatan Bersenjata Israel, seperti
dilaporkan situs Deutche Welle (DW).
Desa Halhul, tempat mayat-mayat
pemuda itu ditemukan dijaga ketat. Sementara itu, jet Israel menjatuhkan
bom-bom di Gaza, di hari-hari pertama bulan suci Ramadan. Netanyahu
menuding Hamas dibalik kematian tiga pemuda tersebut. Dia bersumpah akan
menuntut balas pada Hamas yang disebutnya "binatang liar".
Tidak ada bukti kuat yang
menunjukkan bahwa Hamas yang telah melakukan hal tersebut. Hamas sendiri
telah membantah terlibat dalam penculikan tersebut. Namun jika memang
Israel ingin "menjual", Hamas siap "membeli."
"Jika Netanyahu ingin berperang di Gaza. Maka gerbang neraka akan terbuka untuknya," ujar Hamas.
Kematian tiga pemuda ini memicu
komentar dari para pemimpin Barat, Presiden Amerika Serikat Barack
Obama, contohnya. Dia mengaku tidak bisa membayangkan kesedihan yang
dialami orangtua para pemuda itu. Tidak lupa Obama mengutuk pelakunya
yang disebutnya teroris.
"Amerika Serikat mengutuk dengan
keras tindakan teror terhadap pemuda tidak berdosa. Saya menawarkan
dukungan untuk Israel dan Otoritas Palestina untuk menemukan pelaku
kejahatan ini dan membawa mereka ke pengadilan," kata Obama.
1.500 Anak Palestina Tewas
Tiga pemuda tewas, Israel dan
sekutunya seluruhnya berduka. Dunia marah. Tapi di mana mereka saat
1.500 anak-anak Palestina tewas? Bocah-bocah ini meregang nyawa di
tangan orang-orang yang kini berteriak menentang 'teroris Zionis' itu.
Angka ribuan anak yang tewas itu
berdasarkan data organisasi Remember These Children sejak September
2000 hingga 2014. Data ini belum termasuk anak-anak Palestina yang gugur
pada serangan ke Gaza antara 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009.
B'Tselem, kelompok aktivis HAM untuk Israel menyebut 318 anak Gaza tewas
pada serangan ini, namun diduga jumlahnya lebih banyak.
"Mayoritas anak-anak Palestina
ini terbunuh atau terluka saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti
sekolah, bermain, belanja, atau di dalam rumah. Enam puluh empat persen
anak-anak ini terbunuh pada enam bulan pertama tahun 2003 akibat
serangan udara dan darat Israel, atau dari tembakan tentara Israel yang
tidak pandang bulu," kata Catherine Cook, salah satu aktivis Remember These Children.
Salah satu kematian anak
Palestina terekam apik oleh kamera stasiun televisi France 2 tahun 2000
silam. Muhammad al-Durrah dan anaknya yang berusia 12 tahun, Muhammad,
tewas ditembak tentara Israel saat berlindung di balik tong dalam sebuah
baku tembak. Drama kematian mereka terekam jelas.
Belum lagi anak-anak ingusan di
Palestina yang diculik dan disiksa tentara Israel. The Globe and Mail
Jumat lalu menuliskan bahwa selama 2013, 76,5 persen anak-anak Palestina
pernah ditangkap dan ditahan oleh Israel. Mereka dipukuli, diikat
matanya, dan diinterogasi sampai buang air besar di celana.
Anehnya, penderitaan ribuan
anak-anak Palestina ini seperti tenggelam dan tidak terendus media.
Situs Electronic Intifada tahun 2002 lalu menuliskan, jika ada satu saja
warga Israel yang terbunuh oleh serangan Palestina, maka stasiun
televisi di seluruh dunia langsung menyiarkan "breaking news".
Berita itu menampilkan cuplikan
lokasi penyerangan, ditambah wawancara warga Israel yang ketakutan atau
pejabat yang marah. Besoknya, komentar pedas berdatangan dari PBB dan
banyak pemerintahan negara-negara Barat.
"Sementara, pembunuhan warga
sipil Palestina yang berkelanjutan, kebanyakan mereka anak-anak, oleh
tentara Israel sebagian besar tidak dilaporkan dan diabaikan. Dengan
terus menekankan penderitaan Israel, dan mengabaikan pembunuhan rakyat
Palestina, media telah memberikan kesan yang salah," tulis Electronic
Intifada.
Sekarang, warga di Hebron, Tepi Barat, tengah ketakutan akan serangan balasan dari Israel. Diberitakan DW.de,
mereka kini bersiap untuk yang terburuk. Mobil-mobil mereka masukkan ke
dalam garasi, anak-anak dan wanita dilarang ke luar rumah. Jangan
sampai, anak-anak mereka jadi korban mortir, bom, atau peluru Israel.
(*viva/CNN/DW.de)
[www.bringislam.web.id]
Posting Komentar untuk "Perbandingan Matinya 3 Pemuda Yahudi dan Pembantaian 1.500 Bocah Palestina "