Coki Pardede Ngaku Seorang Agnostik, Tak Mau Disebut Ateis: Bukti Adanya Tuhan Tidak Cukup
GELORA.CO - Di balik kasus penyalahgunaan narkoba yang kini tengah menjeratnya, komika Coki Pardede ternyata punya pandangan menarik perihal keberadaan Tuhan.
Coki blak-blakan mengaku bahwa dirinya adalah seorang agnostik. Perihal mengapa ia agnostik, ia mengaku karena bukti empiris keberadaan Tuhan tidak cukup meyakinkan baginya.
Hal itu disampaikan Coki saat berbincang dengan Denny Sumargo di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, yang ditayangkan pada Kamis, 2 September 2021.
"Agnostik itu sebenarnya stands kita terhadap Tuhan itu bergantung kepada bukti-bukti empiris. Jadi, bukan kita tidak percaya, tapi untuk saat ini, berdasarkan tolak ukur, bukti empiris, belum ada pembuktiannya," ujar Coki kepada Denny, menjelaskan bagaimana ia memandang Tuhan, sebagaimana disimak Indozone pada Sabtu malam (4/9/2021).
Denny Sumargo kemudian bertanya kepada Coki perihal arti agnostik. Lantas Coki pun menjelaskan etimologi agnostik berasal dari bahasa Yunani.
"Nostik itu yakin. Agnostik itu tidak yakin. Agnostik itu basicly artinya tidak tahu. Kenapa tidak tahu? Karena buktinya belum cukup," kata Coki.
Coki juga memaparkan bahwa perihal keyakinan pada prinsipnya bersifat subjektif. Seseorang dengan keyakinan tertentu sah-sah saja memandang orang lain yang menganut keyakinan lain sebagai sesat. Pada akhirnya, yang menentukan sesat atau tidak sesat hanyalah perihal jumlah, atau yang kerap dijelaskan di dalam teori hegemoni.
Coki mencontohkan kasus aliran Hakekok di Pandeglang, Banten, yang sempat bikin geger karena melakukan ritual mandi bareng di rawa-rawa.
"Menurut masyarakat umum, mereka sesat. Tapi menurut mereka, kita yang sesat. Tinggal banyak-banyakan aja. Yang paling banyak yang bikin aturan," kata Coki.
Meski begitu, Coki menolak disebut sebagai ateis. Menurutnya, ada garis demarkasi di mana agnostisisme dan ateisme adalah dua prinsip keyakinan yang berbeda. (indozone)
Posting Komentar untuk "Coki Pardede Ngaku Seorang Agnostik, Tak Mau Disebut Ateis: Bukti Adanya Tuhan Tidak Cukup"