Penyebab Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai Dana APBN Diungkap, China Disebut Biang Kerok

Penyebab Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai Dana APBN Diungkap, China Disebut Biang Kerok

DEMOCRAZY.ID - Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu membuka penyebab yang diklaim fakta sebenarnya terkait pendanaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


Pernyataan tersebut sebagai tanggapan kepada menteri BUMN, Erick Thohir yang membuka penyebab kereta cepat Jakarta-Bandung didanai oleh APBN.


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi berujar jika tidak akan membiayai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan APBN.


Namun, pernyataan tersebut diubah dan kini proyek kereta cepat Jakarta-Bandung didanai oleh APBN selain pinjaman dari Bank Of China.


Menurut Erick Thohir, penyebab proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akhirnya dibiayai oleh APBN yaitu terkait durasi proyek yang lama dan tidak memungkinkan dibiayai pasar.


Namun, dilansir  dari akun Twitter milik Said Didu, ia membantah alasan yang diberikan Erick Thohir.


Dalam bantahan tersebut, beberapa alasan yang dipaparkan menunjukkan ada andil China secara tidak langsung terkait keputusan pemerintah mengambil APBN sebagai pendanaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


"Penyebab sebenarnya adalah China janjikan biaya USD 5,1 m dan B to B murni-study jepang sktr USD 6 milyar, saat berhasil singkirkan jepang naik mjd sktr USD 6 milyar dan minta jaminan pemerintah-pemerintah oke, dan saat berjalan naik menjadi sktr USD 8 milyar-minta APBN," kata Said Didu.


Sebelumnya, Jepang menjadi pihak pertama yang melakukan studi kelayakan terkait kereta cepat Jakarta-Bandung dan berujar jika membutuhkan dana sekir USD 6,2 miliar.


Namun, studi Jepang ditolak Indonesia ketika China datang dengan harga yang lebih murah yaitu USD 5,1 miliar.


Meskipun memberikan harga yang murah, saat proses pengerjaannya, China menaikkan biaya menjadi USD 8,6 miliar. [Democrazy/pkry]

Posting Komentar untuk "Penyebab Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai Dana APBN Diungkap, China Disebut Biang Kerok"