Mustafa Kamal Penghancur khilafah... note Facebook Khilafah Tropper

Sejarah resmi yang kita kenal dan diajarkan di
sekolah-sekolah memang sangat subyektif dan
sangat didominasi oleh pandangan sekuler-
Barat, yang anyak diantaranya Islamophobia.
Kita tentu masih ingat bagaimana ketika duduk
di sekolah dasar, buku-buku sejarah
menyatakan kepada kita jika Islam baru masuk
ke Nusantara di abad ke-14 Masehi lewat para
pedagang India dari Gujarat. Padahal
pandangan ini berasal dari Snouck Hurgronje
dan ternyata salah besar. Bukti-bukti otentik
menyatakan jika Islam sudah ditemukan di
pesisir barat pulau Sumatera di saat Rasulullah
Saw masih hidup! Bahkan Barus, nama kota
kecil di pesisir barat Sumatera itu sudah
memiliki hubungan dagang dengan Mesir di
saat Nabi Musa a..s masih hidup. Ini fakta
sejarah yang sengaja dikaburkan tangan-
tangan kekuasaan yang anti Islam. Untuk
lengkapnya, silakan baca Eramuslim Digest
edisi 9 dan 10 (The Untold History) yang
membongkar kepalsuan-kepalsuan sejarah
Islam di Indonesia ini.
Nah, Mustafa Kemal memang seorang Yahudi
dari sebuah kota di Turki bernama Tesalonika
(Yahudi Dumamah). Mustafa merupakan
seorang agen atau kaki tangan Yahudi
Internasional yang disusupkan ke dalam militer
Turki sehingga dia menjadi seorang jenderal
untuk menghancurkan kekhalifahan Islam
Turki Utsmaniyah yang menolak
menyerahkan Al-Quds kepada Zionis-Yahudi.
Lewat konspirasi Yahui Internasional inilah,
Kekhalifahan Turki Utsmaniyah akhirnya
hancur pada tanggal 3 Maret 1924, hanya 27
tahun setelah Kongres Zionis Internasional
pertama.
Mustafa Kemal naik menjadi penguasa dan
menghancurkan seluruh kehidupan beragama
di Turki dan menggantinya dengan paham
sekuler. Mustafa Kamal Ataturk merupakan
seorang Mason dari Lodge Nidana. Selama
berkuasa, Mustafa Kamal memperlihatkan
watak seorang Yahudi asli yang sangat
membenci agama.
Pernah suatu hari saat berkuasa, setelah
melarang adzan menggunakan bahasa Arab
dan hanya diperbolehkan berbahasa Turki,
Mustafa Kamal melewati suatu masjid yang
masih mempergunakan adzan dengan bahasa
Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan
masjid itu. Cerita yang lain mengatakan, ketika
Mustafa mewajibkan setiap orang Turki
memakai topi Barat yang kala itu di Turki lazim
dianggap sebagai simbol kekafiran, maka
barangsiapa yang tidak mau menuruti
perintahnya memakai topi, orang itu akan
dihukum gantung. Hasilnya, banyak lelaki
Turki yang digantung di tiang-tiang gantungan
yang sengaja dibuat di lapangan-lapangan
kantor pemerintahannya.
Deislamisasi dan juga terhadap agama lainnya
di Turki selama kekuasaan Mustafa Kamal ini
benar-benar keterlaluan. Barangsiapa yang
ingin mengetahui lebih jauh tentang kejahatan-
kejahatan orang yang oleh Barat disebut
sebagai ‘Bapak Turki Modern’ ini, ada dua buku
karya Dr. Abdullah ‘Azzam yang saya
rekomendasikan yakni ‘Al Manaratul
Mafqudah’ (Majalah al Jihad, Pakistan, 1987)
dan ‘Hidmul Khilafah wa bina-uha’ (Markaz
Asy-Syahid Azzam Al-I’laamii, Pakistan).
Di dalam buku pertama yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
Abdullah ‘Azam memaparkan kejadian
sakitnya Mustafa Kamal menjelang sakaratul
mautnya yang sungguh-sungguh
mengerikan. Abdullah ‘Azzam menulis, “…
Mustafa Kamal terserang penyakit dalam
(sirrosis hepatitis) disebabkan alkohol yang
terkandung dalam khamr. Cairan berkumpul di
perutnya secara kronis. Ingatannya melemah,
darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa
henti. Dia juga terserang penyakit kelamin
(GO), akibat amat sering berbuat maksiat.
Untuk mengeluarkan cairan yang berkumpul
pada bagian dalam perutnya (Ascites), dokter
mencoblos perutnya dengan jarum. Perutnya
membusung dan kedua kakinya bengkak.
Mukanya mengecil. Darahnya berkurang
sehingga Mustafa pucat seputih tulang.”
Selama sakit Mustafa berteriak-teriak
sedemikian keras sehingga teriakannya
menerobos sampai ke teras istana yang
ditempatinya. Tubuhnya tinggal tulang
berbalut kulit. Beratnya hanya 48 kilogram.
Giginya banyak yang tanggal hingga mulutnya
hampir bertemu dengan kedua alis matanya.
Badannya menderita demam yang sangat
sehingga ia tidak bisa tidur. Tubuhnya juga
mengeluarkan bau bagaikan bau bangkai.
Walau demikian, Mustafa masih saja
berwasiat, jika dia meninggal maka
jenazahnya tidak perlu dishalati.
“Pada hari Kamis, 10 November 1938 jam
sembilan lebih lima menit pagi, pergilah
Mustafa Kamal dari alam dunia dalam keadaan
dilaknat di langit dan di bumi …,” tulis Abdullah
‘Azzam. Naudzubilahi min dzalik!
Majalah Al Mujtama’ Kuwait pada tanggal 25
Desember 1978 edisi 425-426 memuat sebuah
dokumen rahasia tentang peranan dan
konspirasi kaum Yahudi di dalam
menumbangkan kekhalifahan Turki
Utsmaniyyah. Dokumen ini berasal dari
sebuah surat yang ditulis Dutabesar Inggris di
Konstantinopel, Sir Gebrar Lother, kepada
Menteri Luar Negeri Inggris Sir C Harving pada
tanggal 29 Mei 1910. Dalam dokumen tersebut
dipaparkan secara rinci bagaimana kaum
Freemason melakukan penyusupan ke
berbagai sektor vital pemerintahan Turki untuk
mengakhiri kekuasaan Sultan Abdul Hamid II
dan mengangkat Mustafa Kamal Ataturk, untuk
menghapuskan kekhalifahan Islam di Turki.
Bahkan kaum Mason Turki ini berhasil masuk
dalam lingkaran pertama Sultan Abdul Hamid
II sehingga banyak kebijakan-kebijakannya
yang disabot atau disalahgunakan.
Mungkin demikian dulu paparan soal Mustafa
Kamal ini yang oleh sejarah resmi disebut
sebagai “Bapak Turki” (Attaturk), padahal
seharusnya dia disebut sebagai “Penghancur
Turki”.

2 komentar untuk "Mustafa Kamal Penghancur khilafah... note Facebook Khilafah Tropper"

  1. Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!

    BalasHapus
  2. jangan pake mustafa. Karena Mustafa itu sebutan : untuk yang ditinggikan/dihormati. Aslinya namanya dia cuma Kemal Pasha. Jadi sebut Kemal Pasha Laknatullah 'alaih aja. Oke? Semoga bermanfaat

    BalasHapus