Pasukan-pasukan Syiah Pembantai Ahlus Sunnah (3)
Ratusan rakyat Suriah, puluhan di antaranya anak-anak yang tak
berdosa, meregang nyawa di kota dan rumah mereka sendiri. Menurut saksi
mata, pelakunya adalah tentara Suriah yang dibantu oleh kekuatan para Shabiha, atau begundal yang fanatik pada Bashar al-Ashad.
Siapa itu Shabiha? Dokter Mousab Azzawi yang memiliki klinik di
Latakia, kota pelabuhan di Suriah, mengatakan para Shabiha seperti
monster. Dia juga mengaku takut berhadapan dengan mereka yang memiliki
perawakan tinggi besar, namun berotak udang ini.
Nama Shabiha juga diduga diambil dari kata bahasa Arab yang berarti “hantu.” Benar saja, Shabiha betul-betul menjadi “hantu” kehidupan
rakyat Suriah. Tiap harinya mereka menghadapi hantu yang benar-benar
menakutkan dan sangat kejam, tanpa ada tandingannya.
Kekejian Shabiha memang di luar nalar manusia. Bayangkan saja, demi
menopang rezim Syiah Bashar al-Assad mereka rela melakukan apa saja.
Bashar al-Assad dan ayahnya Hafez al-Assad, menggunakan Shabiha untuk
memaksa warga Suriah agar tunduk pada rezim, mencuci otak para milisi
Shabiha agar mempercayai bahwa mereka berjuang untuk Syiah mereka dalam
melawan agresor Muslim Sunni.
Menurut sebuah laporan, gerombolan preman pembunuh ini telah
disalahkan atas pembantaian di Houla di mana lebih dari 100 orang,
separuh dari mereka anak-anak, tewas. Saksi mata mengatakan, Shabiha
menembak dari dekat dan menusuk korbannya, tidak peduli wanita dan
anak-anak.
Shabiha sendiri muncul pertama kalinya pada 1970-an sebagai “Gangster Alawiyyin” yang
anggota berasal dari daerah pesisir yang masih memiliki hubungan
kekrabatan dan keluarga al-Assad. Mereka terlibat dalam narkoba dan
penyelundupan senjata dari Lebanon. Di mana mereka perlahan-lahan
menguasai jaringan ekonomi Suriah, seluruh jaringan bisnis, yang menjadi
nafas kehidupan di Suriah.
Tapi, kemudian mereka terus berubah, bukan hanya mendominasi ekonomi,
tetapi sekarang mereka mengontrol aparat keamanan di Suriah, di mana
salah seorang saudara Bashar al-Assad, Rifat mengontrol di bidang
intelijen, dan kemudian menciptakan aparat ekstra, yang digunakan
melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap kelompok-kelompok dan
tokoh-tokoh Sunni, yang menjadi kekuatan oposisi Bahsar al-Assad.
Kebrutalan Shabiha bisa dibuktikan sendiri dari testimoninya salah seorang anggotanya saat di wawancara wartawan British Sunday Telegraph. Dalam
kegiatan wawancara ini, sang wartawan mengaku kerap
menggeleng-menggelengkan kepalanya mendengar kesaksian Shabiha yang satu
ini.
Sebut saja A (bukan inisial sebenarnya), anggota Shabiha yang hari
ini ditahan di Idlib, utara Suriah. Ia ditangkap sekitar seminggu yang
lalu. Posturnya tinggi besar dan berotot, cukup mudah untuk mengenalinya
sebagai seorang Shabiha.
Kepada wartawan British Sunday Telegraph, A mengakui bahwa
pemerintah Syiah Nushairiyah Suriah memang menganjurkan dan
memfasilitasi pasukannya untuk melakukan pembunuhan dan perkosaan.
Shabiha menerima gaji $450 plus bonus $150 untuk setiap korban.
Yang lebih menjengkelkan, A mengaku bahwa ia menikmati kejahatannya.
”Kami setia kepada Bashar Assad karena mereka memberikan kami semua
kekuatan dan kekebalan hukum. Saya bisa membunuh atau memperkosa gadis.
Untuk setiap korban, pemerintah Suriah memberikan 30.000 Pound Suriah
dan bonus 10.000 Pound Suriah untuk setiap korban. Saya sendiri telah
memperkosa seorang gadis. Sementara komandan entah sudah berapa kali
memperkosa muslimah. Tapi itu adalah hal yang biasa bagi kami,”
ungkapnya mantap.
FSA (Tenbtara Pembebasan Suriah) biasa memperlakukan pasukan Assad
yang tertangkap sebagai tawanan perang. Namun khusus Shabiha, biasanya
langsung di eksekusi mati. Sebab, mereka terlalu biadab dan tak pernah
merasa salah.
“Teman-teman saya bergabung dengan Shabiha, dan mereka mendorong saya
untuk bergabung dengan mereka. Saya (awalnya) ragu-ragu, dan
orang-orang di pangkalan Pasukan Angkatan Udara lokal memukuli saya
hingga saya setuju. Saya diberitahu tentang orang-orang yang tidak
menyukai Assad, saya menangkap mereka dan menempatkan mereka di penjara.
Pemerintah memberikan saya senjata,” ungkap A.
Ia mengaku pernah memperkosa seorang mahasiswi Universitas Aleppo
lalu membunuhnya. ”Suatu kali saya berpatroli dengan komandan. Gadis itu
lewat di dekat mobil kami. Saya bertanya pada komandan, ’gadis ini
cukup cantik bukan?’ Tanpa banyak komentar, saya dan komandan menariknya
dan membawanya pergi dengan mobil kami. Ada sebuah rumah kosong yang
ditinggal penghuninya. Kami berdua memperkosanya hingga puas. Karena ia
mengenali wajah dan tetangga kami, maka kami membunuhnya. Orang seperti
dia tak boleh dibiarkan hidup, “ kisah A.
A juga mengaku bahwa dirinya pernah membunuh seorang pria saat demonstrasi anti-Assad di Idlib.
”Sebelum menjadi anggota Shabiha, saya tumbuh di sebuah keluarga
normal, saya diajari untuk menghormati wanita. Tetapi setan
mengendalikan jiwa saya pada hari-hari itu,” pungkas A.
Kini nasib Shabiha akan sangat bergantung dengan kedigdayaan Bashar
al-Assad yang hampir akan jatuh. Shabiha pun mulai kewalahan berhadapan
dengan mujahidin Suriah. Tanggal 19 Ramadhan 1433 H atau bertepatan
dengan 8 Juli 2012 M, lewat operasi istisyhadiyyah (martyr), Front
Mujahidin Al-Nusrah berhasil menewaskan 162 tentara Suriah dan Shabiha.
Lalu, Ahad (15/7/2012), dalam sebuah video di Youtube, yang
dirilis oleh Brigade Al Hamzah tersebut, terlihat berulang kali pasukan
mujahidin melepaskan tembakan dari tank mereka ke arah pasukan Assad
yang dibalas dengan hal yang sama. Namun dengan pertolongan Allah,
Brigade Al-Hamzah berhasil memenangkan pertempuran dengan menewaskan 12
tentara Assad dan melukai beberapa lainnya.
Kemudian, mereka pun berpindah ke tempat lain dan melakukan serangan
terhadap markas tempat berkumpul para anggota milisi Shabiha. Peluru
meriam Brigade Al-Hamzah berkali-kali menghantam benteng tersebut dan
terlihat tidak ada balasan dari pihak Shabiha, hingga akhirnya
menewaskan lebih dari 30 Shabiha. Ini akhir dari drama kekejaman Shabiha
selama lebih dari 40 tahun? Semoga. (Pizaro/Bersambung)
Posting Komentar untuk "Pasukan-pasukan Syiah Pembantai Ahlus Sunnah (3)"