Ajang Miss World dan Seks Appeal, Tolak Miss World

Miss World
#TolakMissWorld

Akar masalah umat Islam hari ini bukanlah kurangnya ilmu (ignorance) melainkan kerancuan dalam berilmu (confusion of knowledge). Kerancuan ini menyebabkan hilangnya ketepatan dalam menilai dan menempatkan sesuatu (lost of adab). Adab adalah disiplin rohani, akli, dan jasmani yang memungkinkan seseorang dan masyarakat mengenal dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan Allah. Cara ini menimbulkan keharmonisan dan keadilan dalam diri, masyarakat dan lingkungannya.

Gambaran kerancuan cara pandang yang salah adalah fenomena yang terjadi pada umat Islam dalam merespon kontes kecantikan Miss World 2013. Mereka malah tidak memasalahkan diselenggarakannya ajang Miss World 2013 di negeri ini. Alasannya karena acara itu akan meningkatkan pendapatan negara dalam sektor pariwisata. Selain itu, Miss World tahun ini tidak menampilkan agenda berbikini atau disesuaikan dengan budaya ketimuran.

Pada kurun umat terbaik, zamannya Ali bin Abi Thalib, beliau mengkritik perilaku para suami yang membiarkan istrinya berada di keramaian untuk ditonton tubuhnya (yang waktu itu tubuhnya tertutup dengan baik) oleh orang lain yang bukan muhrimnya. Dalam hal ini, sekalipun pakai Mukena, Miss World tetap salah!

Seks Appeal

Pecayalah bahwa seluruh bagian tubuh wanita dipenuhi dengan hal-hal yang menarik perhatian dan syahwat. Bahkan sejelek apa pun seorang perempuan, pada tubuhnya tetap mengandung daya tarik (seks appeal) bagi lawan jenisnya. Islam telah mengatur cara berpakaian, tata cara pergaulan, yang semua itu telah baku penerapannya dari sejak Nabi Muhammad Saw sampai sekarang. Tidak ada peluang bagi seorang perempuan untuk menampakkan seks appealnya pada tempat, waktu, dan untuk yang tidak berkepentingan; tak terkecuali (apa lagi) pada ajang Miss World itu.

Kontes kecantikan Miss World berangkat dari cara pandang yang salah tentang bagaimana menghargai manusia. Dalam kontes ini, manusia dihargai, dimuliakan karena kecantikannya. Kecantikan dinilai, dipertontonkan. Padahal cantik itu ada rumusnya, ada ahli yang menilai, dan proporsional. Apakah cantik itu prestasi? Kalau awalnya pesertanya tidak punya hidung kemudian bisa membuat hidung sendiri dan menjadi cantik, itu prestasi namanya.

Ajang Miss World ini berangkat dari cara pandang materialistik. Jika kita menggunakan cara pandang Islam, maka manusia dihargai, dihormati, bukan karena kecantikannya melainkan karena keimanannya, ketakwaannya, ilmunya. Itu baru dikatakan benar, lurus dan beradab.

Meski ada slogan “brain, beauty, behavior”, yang bukan semata hanya kecantikan semata, tetapi juga otaknya, sikapnya, keberaniannya, itu semua hanya embel-embel guna menutupi kriteria kecantikan yang tetap diunggulkan. Ada pernyataan Daoed Joesoef (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Era Soeharto, dalam Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran, beliau berkata:

”Percayalah, tidak akan ada gadis sumbing yang akan terpilih menjadi ratu kecantikan betapapun tinggi IQnya, terpuji sikapnya atau keberaniannya yang mengagumkan”.

(Oleh Dr. Adian Husaini, telah mengalami editan dan tambahan di sana sini. Lihat juga dalam muslimahzone.com/eramuslim/KH).
 

Posting Komentar untuk "Ajang Miss World dan Seks Appeal, Tolak Miss World"