Biadab, Polisi Myanmar memperkosa gadis Rohingya di dalam penjara Buthidaung

Biadab, Polisi Myanmar memperkosa gadis Rohingya di dalam penjara Buthidaung

Biadab, Seorang gadis Muslimah Rohingya (17) di kota Buthidaung, negara bagian Arakan, Myanmar (Burma) telah diperkosa oleh polisi setelah ia ditangkap dengan sewenang-wenang.


Dalam laporan yang dirilis RB News, media lokal Myanmar, lebih dari dua puluh satu polisi dari kantor polisi Buthidaung menyerbu desa Kyauk Hla Pyin pada Jum’at (6/9/2013) pukul 22:30 waktu lokal. Mereka menangkap gadis tersebut -yang tidak disebutkan namanya demi menjaga kehormatannya- dan juga tiga pria Rohingya tanpa alasan. Dilaporkan bahwa gadis Muslimah itu ditempatkan di ruang terpisah khusus perempuan di kantor polisi tersebut.

RB News mendapat informasi dari warga Rohingya bahwa gadis itu kemudian ditelanjangi oleh polisi dan dibiarkan telanjang di sel tahanan. Mereka memperkosanya secara terus-menerus sejak hari penahanannya.

“Mereka menyerbu desa kami tanpa alasan apapun. Seperti yang biasa mereka lakukan, untuk menangkapi dan memeras uang. Gadis Rohingya itu adalah yang cantik di desa itu. Itulah kenapa mereka menangkapnya tanpa alasan apapun untuk melakukan hal seperti binatang. Mereka membiarkannya telanjang di dalam sel. Dan polisi memperkosanya terus-menerus sejak ia ditangkap,” kata seorang warga Rohingya kepada RB News.

“Dia bisa meninggal dunia jika hal ini terus terjadi dua atau tiga hari berikutnya.

Pemerintah kota dan kepala kepolisian setempat dikatakan mengetahui tindakan keji itu, tetapi mereka tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikannya.

Sementara itu dua pria Rohingya, Zamir Hussein dan Mir Ahmed, yang ditangkap bersama gadis itu telah dibebaskan setelah polisi memeras uang mereka sebesar 200.000 Kyat untuk setiap orang. Sedangkan seorang lainnya, Abu Sofian, masih mendekam di tahanan. [arrahmah/www.bringisam.web.id]

Demikianlah Nasib Muslimah di masa kini di mana Keberadaan Khalifah yang melindungi kehormatannya tidak ada, berbeda halnya dengan kisah Al-Mu'tashim Billah yang Heroik. Yang tercatat dengan tinta emas sejarah Islam dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 223 Hijriyyah, dalam judul Penaklukan kota Ammuriah.

Pada tahun 837, al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah yang konon berasal dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar. yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.

Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim Billah dengan lafadz yang legendaris: "waa Mu'tashimaah!" yang juga berarti "di mana kau Mutashim...tolonglah aku!"

Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki).

Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan. 

Catatan sejarah menyatakan bahwa ribuan tentara Muslim bergerak di bulan April, 833 Masehi dari Baghdad menuju Ammuriah. Kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu'tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.

Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan.  Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi.

Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?". Dan sang budak wanita inipun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.


   

Posting Komentar untuk "Biadab, Polisi Myanmar memperkosa gadis Rohingya di dalam penjara Buthidaung"