Negeri Hobi Utang: Boyong Utang Rp 520 T dari Cina Menteri Rini Siap Gadaikan Indonesia

Presiden Jokowi dan Preside RRT Xi Jinping menyaksikan penandatanganan MoU antara Menteri BUMN dengan mitranya, di Beijing. (Foto: setkab ri)

Menteri BUMN Rini Soemarno pekan ini meneken perjanjian kerjasama bantuan pendanaan terhadap sejumlah BUMN di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, nilai pinjaman yang diboyong Rini mencapai US$ 40 miliar, atau sekitar Rp 520 triliun.

"Saya katakan kepada BOC (Bank of China) Aviation tadi, saya juga kemarin baru saja dari Beijing. Kami sudah mempunyai kesepakatan pembiayaan US$ 40 miliar dari China Development Bank dan ICBC," kata Rini, usai menghadiri penandatanganan perjanjian antara Garuda Indonesia dengan BOC Aviation, di sela-sela Paris Air Show 2015, Le Borguet, Perancis, Selasa (16/6/2015).

Pinjaman dari China belum sampai di situ, ada juga perjanjian diteken oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo dengan Chief Executife Officer BOC Aviation, Robert Martin. Perjanjian dengan BOC itu melibatkan dana US$ 4,5 miliar, atau sekitar Rp 58 triliun. Rini datang ke Paris menyaksikan penandatanganan ini.

Dalam kesempatan sebelumnya, Rini juga pernah mengungkapkan mengenai misinya untuk menyerap dana dari China. Hal itu disampaikan saat dia mengumpulkan tiga bank pelat merah yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Dari pertemuan tersebut, 3 Bank BUMN dan Menteri Rini sepakat dana dari China dipakai untuk membiayai kredit (refinancing) pada proyek-proyek infrastruktur yang telah dibiayai oleh perbankan BUMN, seperti Jalan Tol Atas Laut Bali. Artinya proyek yang telah dibiayai oleh Bank BUMN selanjutnya kreditnya ditalangi oleh dana dari China.

Dana dari talangan untuk proyek yang sedang atau sudah berjalan selanjutnya diputar kembali oleh bank BUMN, untuk membiayai proyek infrastruktur lain. Program refinancing akan lebih banyak menyasar proyek pembangunan pembangkit listrik yang sedang berjalan.

Indonesia betul-betul dalam bahaya. Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo Soekartono menilai, tindakan Menteri BUMN Rini Soemarno memboyong utang luar negeri sebesar USD 40 miliar atau setara Rp 520 triliun dari Cina untuk membiayai sejumlah BUMN membuat posisi Indonesia berada di tubir jurang kehancuran.

“Sekarang ini kondisi perekonomian Indonesia belum menunjukan perubahan positif secara signifikan. Jika nanti terjadi krisis dan tidak mampu bayar, maka secara otomatis perusahaan-perusahaan BUMN akan jatuh kepada tangan asing,” ujar Bambang Haryo dalam keterangannya, Jumat (19/6).

Menurut anggota Fraksi Gerindra ini, masyarakat tidak akan terlalu kena dampak apabila bantuan pendanaan tersebut hanya sebatas investasi. Tetapi akan jadi persoalan jika dana itu digelontorkan dengan syarat-syarat tertentu, misalnya seluruh mega proyek mengharuskan tenaga kerjanya didatangkan dari Cina.

Bambang Haryo bilang, inilah bukti bahwa Pemerintahan Joko-JK tidak memberikan solusi terbaik untuk rakyat Indonesia. Sebaliknya malah menjerumuskan untuk terus menjual aset-aset BUMN nasional kepada pihak asing.

“Kami dari Partai Gerindra secara tegas akan menentang sekeras mungkin tindakan arogan ini bila aset BUMN nantinya dikuasai oleh asing,” ujar Bambang prihatin (detik.com/pribuminews)
[www.bringislam.web.id]

Posting Komentar untuk "Negeri Hobi Utang: Boyong Utang Rp 520 T dari Cina Menteri Rini Siap Gadaikan Indonesia "