Tawa Moeldoko Dituding Bodoh dan Sesat oleh Petinggi Demokrat

Tawa Moeldoko Dituding Bodoh dan Sesat oleh Petinggi Demokrat

GELORA.CO – Kepala Staf Presiden Moeldoko melepas tawa saat merespons tudingan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik. Sebelumnya Rachland menyebut Moeldoko bodoh karena telah menyamakan relawan Pro Jokowi (Projo) dengan TNI/Polri. 

Rachland menyebut pernyataan Moeldoko itu tak merefleksikan pengetahuan, etika, dan norma yang dulu wajib dipenuhi Moeldoko saat menjabat Panglima TNI. Pengetahuan, etika, dan norma yang dimaksud Rachland adalah prinsip netralitas TNI dalam ranah politik praktis.

“Padahal saya dengar @GeneralMoeldoko adalah prajurit yang sebenarnya cerdas,” kata Rachland di akun twitter resmi miliknya, @RachlanNashidik seperti dilihat CNNIndonesia.com, Kamis (20/9).

Ucapan Rachland itu lantas dijawab Moeldoko dengan santai. Menurut dia Rachland telah keliru memahami pernyataannya.

“Keliru. Konteksnya dilihat. Kadang-kadang enggak melihat konteks begitu,” jawab Moeldoko sambil tertawa di Kompleks Istana Kepresidenan.

Moeldoko bilang pernyataannya tidak dalam konteks menyamakan Projo dan TNI/Polri, melainkan sebatas memberi semangat kepada Projo.

“Enggak ada hubungannya. Kami memberi semangat kepada Projo. Kalian, kan, nasionalisme sejati. Maka lihat itu TNI Polri kalau nasionalisme,” kata mantan Panglima TNI ini.

Pernyataan Moeldoko yang dianggap Rachland menyamakan Projo dengan TNI/Polri itu dilontarkan pada Februari lalu saat menghadiri rapat kerja nasional ke-4 relawan Projo di Jakarta. 

Saat itu Moeldoko berkata tentara, polisi, Projo memiliki sikap yang sama, yakni harus bisa menjadi anak penyeimbang atau alat antara masyarakat yang ada di bawah dengan pemerintah. Pernyataan itu dimuat di salah satu media daring nasional.

Rachland merepons itu dengan menegaskan status Projo sebagai organisasi politik yang sedari awal bekerja untuk memenangkan Jokowi menjadi Presiden. 

Sebaliknya, dia berkata TNI dan Polri patut dihormati apabila konsisten pada profesinya sebagai alat negara yang netral. Netral berarti teguh menolak godaan memihak dan terlibat dalam politik praktis. 

Rachland menyebut netralitas TNI/Polri itu adalah buah reformasi 1998 yang mengantarkan Indonesia pada demokrasi hari ini.

“@GeneralMoeldoko mungkin dengan pernyataannya bermaksud mengajak Projo menjadi alat pemersatu bangsa. Tapi ajakan yang baik ini sebenarnya bisa disampaikan tanpa perlu membuat persamaan antara Projo dengan TNI-Polri. Selain tidak perlu, pernyataan itu bodoh dan menyesatkan,” ujar Rachland.

Dikatakan bodoh karena pernyataan itu, menurut Rachland tak merefleksikan pengetahuan, etika dan norma yang dulu harus dipegang Moeldoko selaku Panglima TNI. 

Pernyataan itu juga disebut Rachland menyesatkan karena berpotensi disalahartikan oleh prajurit TNI-Polri di bawah sebagai persetujuan pemerintah untuk TNI dan Polri memihak pada Presiden inkumben dan aktif berpolitik praktis.

“Sebaliknya, harus dicegah kesalahpahaman yang bisa diakibatkan pernyataan @GeneralMoeldoko pada organisasi relawan politik manapun, baik yang berada di sebelah Jokowi maupun Prabowo. Bahwa siapapun tak boleh meniru fungsi polisi menegakkan hukum, apalagi melanggarnya,” kata Rachland menutup kicaunya soal Moeldoko. [cnn]


Anda sedang membaca Tawa Moeldoko Dituding Bodoh dan Sesat oleh Petinggi Demokrat
Lebih lengkap baca sumber http://bitly.com/2OEux4F

Posting Komentar untuk "Tawa Moeldoko Dituding Bodoh dan Sesat oleh Petinggi Demokrat"